02

137 10 0
                                    

"entah apa aku sudah gila, atau memang benar seperti itu adanya".

Bel berbunyi dengan sangat kencang menandakan sudah waktunya pulang sekolah. Aku terbangun dari tidurku dan menatap sesosok pria di sampingku. Kami saling menatap selama beberapa saat hingga akhirnya aku mengalihkan pandanganku.

"Kamu siapa?", Aku menanyakannya karena wajahnya begitu asing bagiku.

"Ahh... Aku murid baru", jawabnya.

anak itu terlihat sangat pendiam, aku merasa sedikit canggung untuk mengajaknya bicara.

"Engga mau pulang?", Tanyaku hanya untuk sekedar basa basi.

"Aku nunggu sekolah sepi".

"Kita belum kenalan, namaku Alvan", ucapku sembari mengulurkan tangan.

"Aku Nathan", dia membalas uluran tanganku selama beberapa saat lalu kami kembali terdiam.

15 menit berlalu dan sekolah sudah sepi, nathanpun segera pulang. Aku juga sebenarnya ingin pulang, namun entah kenapa suasana sunyi di sekolah lebih nyaman daripada di rumahku. Aku melamun selama beberapa saat dan tanpa sadar memikirkannya 'Anak baru tadi wajahnya lumayan juga, kalau dia pinter sih aku bakal dapet keuntungan 80% kalau berteman sama dia' pikirku.

Setelah puas menenangkan pikiranku, akupun kembali ke rumah. Seperti biasanya, aku selalu menghembuskan nafas kasar setiap masuk ke dalam rumah.

"Dek dek, si beban udah pulang". Terdengar suara kakakku Arin di belakangku.

"Mahhh tuh anaknya suruh bersih bersih, dari tadi ga ngapa ngapain", timpal delina, adikku.

"Hahhh... Padahal aku baru saja pulang", gumamku.

Akupun berjalan ke dalam kamarku dan segera menutup pintu kamarku. apapun yang aku lakukan tidak akan mereka anggap apa apa. Rasanya tubuhku akan hancur, kepalaku begitu berat, aku mencoba untuk memejamkan mataku perlahan lahan. Ketika aku memejamkan mata aku seperti melihat kamarku, dan di depanku ada sesosok wanita yang sangat amat tinggi, karena terkejut akupun segera membuka mataku. "Apa itu tadi?", Aku sangat kebingungan dan aku mencoba berfikir bahwa itu hanya halusinasi.

"Alvaaan, bantu mama nak...", Teriak mamaku dari dapur.

Akupun segera menghampiri mamaku dan segera membantunya. Sebenarnya tubuhku sangat lemas dan kepalaku terasa berat, namun aku mencoba mengabaikannya.

Setelah selesai membantu mamaku, akupun kembali ke kamar dan segera tertidur agar besok aku tidak kelelahan dan menjalani hari seperti biasanya. Namun ketika aku memejamkan mata, hal yang tadi kembali terulang. Bayangan bayangan seperti aku berada di dalam kamar, aku melangkah mengelilingi kamarku dan lagi lagi melihat sosok itu di atas lemariku.

"Siapa kamu?", Aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

Sosok itu diam sembari memperhatikanku, seluruh tubuhnya yang hanya di tutupi kegelapan membuatku sulit untuk melihat wajahnya. Tiba-tiba saja tubuhku terasa panas, tetapi aku tidak bisa membuka mataku. Air mataku mulai menetes perlahan lahan karena jantungku yang tiba tiba berdegup sangat kencang dan begitu kuat seolah-olah hendak keluar. Nafasku sesak seperti tidak ada lagi udara yang bisa masuk ke dalam dadaku. Aku mencoba memaksa mataku untuk terbuka dan akhirnya terbuka, nafasku terengah-engah dan keringatku bercucuran.

"Apa tadi itu mimpi buruk?, Padahal aku baru memejamkan mata sebentar...".

* * *

who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang