"aku akan selalu disini untukmu meskipun kamu tidak melihatku sekalipun..."
Malam hari yang begitu dingin, Nathan menghabiskan harinya dengan menonton anime kesukaannya. Beberapa saat kemudian Alya datang menemuinya.
"Nath..." Panggil Alya.
"Kenapa Al?" Nathan menjawab tanpa memalingkan wajahnya dari film kesukaannya.
"Gue mau keluar, Lo mau nitip sesuatu gak?" Tanya Alya.
"Nitip Oreo ya!" Ucap Nathan sembari tersenyum
Alyapun segera keluar dan berangkat ke sebuah tempat, tempatnya tidak terlalu jauh namun menghabiskan sekitar 30 menit di perjalanan. Alya turun dari bis lalu menghampiri pria yang sepertinya sudah menunggunya disana. Pria itu terlihat dengan pakaian hitam mulai dari atas hingga bawah, tidak lupa dengan topi dan maskernya membuat Alya sedikit sulit mengenalinya. Namun setelah meneliti beberapa detik, iapun yakin itu pria yang ingin ia temui.
"Haii..." Sapa Alya dengan senyuman yang merekah, ia senang karena tidak salah menyapa.
Alya mengobrol dengan sangat lama tanpa memikirkan seseorang yang tengah menunggu oreonya di depan pintu kamar kostnya.
"Huhh... Alya kemana sii..." Nathan duduk di depan jendela berharap Alya segera datang membawakan oreonya.
Lalu tiba tiba ada suara motor yang datang dan parkir di depan kamar kostnya, Nathan sedikit bingung karena ia tidak pernah melihat Alya menggunakan motor.
"Hemm apa itu pacar Alya ya?" Nathanpun segera berdiri dan mengintip dari jendela.
Seorang pria berhelm membawa sebuah kotak lalu mengetuk pintunya dan berteriak "PAKEEEET"
"ehhh..." Nathan segera membuka pintunya lalu menatap mamang kurir yang ada di hadapannya.
"Tapi saya ga mesen paket pakk" Nathan menatap wajah pria yang di tutupi helm itu.
Pria itu menyuruh Nathan untuk memegang kotak yang ia bawa, lalu pria itu membuka helmnya dan tersenyum pada Nathan. Itu Dion, teman baru Nathan. Menyadari hal itu Nathanpun segera menyuruh temannya masuk.
"Wah aku di kira mamang kurir" ejek Dion membuat Nathan tersenyum.
"Maaf ya, aku ga tau" ucap Nathan.
Nathan mengambil piring lalu mengeluarkan makanan yang Dion bawa dan segera menaruhnya di piring.
"Banyak banget, siapa yang mau makan kalau banyak begini, haruskah aku?" Nathan menatap Dion tidak percaya.
"Iya... Kan gue beliin buat Lo Nathan" Dion tersenyum lalu mengecup pipi Nathan singkat namun membuat Nathan sangat terkejut.
"Heh..." Nathan terdiam lalu mengambil makanan yang tadi ia taruh di piring lalu memasukkannya ke dalam mulut Dion "MAKAN TUH" ucapnya kesal.
Melihat kelakuan Nathan, Dion tersenyum karena Nathan terlihat lucu di matanya. Iya merasa Nathan sudah lebih baik dari sebelum sebelumnya.
"Kamu mau gak jadi pacarku?..." Tanya Dion dengan wajah yang serius.
Nathan terdiam sejenak memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil, ia sangat bingung namun pada akhirnya ia kembali menolak membuat Dion tersenyum pahit.
"Maaf ya..." Nathan menunduk, ia merasa sangat tidak enak.
"Lo ga bisa apa ngasih gue kesempatan sekali aja?" Dion mulai menaikkan nada bicaranya, emosinya mulai tidak stabil.
"Gue belum bisa buka hati gue... Maaf" - Nathan.
"Terus selama ini Lo selalu nerima apa yang gue lakuin, sekarang Lo tinggal nerima gue sebagai pacarlo aja kok susah?" Dion membentak Nathan hingga Nathan terkejut.
Dion mengunci kamar kost Nathan lalu mengambil kuncinya, ia mengukir senyuman lebar di wajahnya.
"Sekarang Lo ga bisa kemana mana lagi..."
* * *
"Gue pulang dulu ya..." Ucap Alya lalu ia meninggalkan pria itu.
Alya menunggu bis untuk pulang ke kamar kostnya, tidak butuh waktu lama, bis yang ia tunggu sudah datang. Alya segera pulang menuju kost kostannya, namun di tengah jalan tiba tiba ia terhalang kemacetan. Hati Alya merasa resah namun ia mencoba berfikir jika semuanya akan baik baik saja.
"Aduhh kok lama banget sih macetnya"
Alya mulai tidak sabar menunggu kemacetannya namun ia hanya menghela nafas, untuk menghilangkan rasa bosannya, Alyapun segera membuka handphonenya.
Nathan
Alya gue takut...
Alya terkejut dan segera menelfon Nathan. Namun beberapa kali ia coba telfon, Nathan tidak mengangkat ponselnya.
"Nath... Lo kemana..." Alya mulai frustasi lalu i menghubungi seseorang
"Lo kalau mau Nathan selamat, cepet pergi ke alamat yang gue kirim" lalu Alya segera mematikan handphonenya dan berdoa agar Nathan baik baik saja.
* * *
"Dion... Maksud Lo gimana sih? Cepet kasih kuncinya ke gue!!" Nathan berteriak dengan sisa keberaniannya.
"Bisa gak sih Lo kasih gue kesempatan... Sekali aja Nath.." Dion memohon dengan sungguh sungguh.
"Bisa gak sih Lo ngasih gue waktu? Kalau Lo kaya gini gue ga bakal bisa buka hati ke Lo, Dion." Nathan mulai meneteskan air matanya tanda ia sudah sangat ketakutan.
"Maaf Nath, tapi gue ga mau nunggu lagi..."
Dion mengeluarkan sepotong kain lalu ia gunakan untuk membekap Nathan, Nathan yang pikirannya sudah di selimuti ketakutanpun tidak mampu memikirkan apapun. tanpa Nathan sadari, ia mulai menghirup obat bius yang ada di kain itu. Perlahan lahan mata Nathan tertutup dan iapun mulai kehilangan kesadarannya.
Dionpun menggendong tubuh Nathan yang sudah lemas dan hilang kesadarannya. Ia berjalan keluar rumah lalu berjalan perlahan lahan menuju mobilnya.
BUAGHH
Tiba tiba seorang pria menendangnya hingga tubuh Dion terlempar hingga terjatuh di tanah. Pria itu segera menggendong tubuh Nathan lalu pergi masuk ke dalam mobilnya.
"Sialan..." Umpat Dion.
"Hahh... Dion, mana Nathan?!" Teriak Alya dengan nafas yang tersengal sengal.
"Al... Nathan di culik..." Ucap Dion dengan wajah panik dan sedih.
"DI CULIK SIAPA?! GUE KAN SURUH ELO CEPET CEPET KESINI!" bentar Alya.
"Ga tau, gue ga liat wajahnya..." Kata Dion sambil menatap alya.
Alya sangat cemas dan kini ia menangis karena takut sahabatnya dalam bahaya.
"Nathan..." Alya terduduk dengan tubuhnya yang mulai melemas.
"Nathan... Kamu sekarang aman bersamaku..."
Bersambung~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
who?
Romansaterkadang keluargaku membuatku seakan akan tidak bisa bernafas, setiap hari aku selalu merasa cemas karena tekanan yang aku dapatkan. namun, saat itu dia hadir. "haii", ia menyapaku dengan senyuman seolah olah seseorang yang tidak memiliki beban keh...