fila.jc>02

1.2K 115 2
                                    

setelah menjalani hari yang terasa begitu berat, Chenle akhirnya bisa merebahkan dirinya di kasur kamarnya, entah kenapa hari ini ia merasa begitu lelah, padahal biasanya ia bahkan sanggup mengejar Jisung sampai mengelilingi satu sekolah karena si tiang itu sering sekali menjailinya dengan mengambil barangnya dan berakhir mereka saling kejar kejaran, Chenle yang tak mau kalah, dan Jisung yang ke usilan nya benar benar di luar pemikiran cerdas Chenle.

"kayanya aku bakal tidur aja deh sampe pagi, cape banget aku tuh hari inii, sesekali ngelewatin makan malam gapapa lah, mama juga pasti ngertiin aku kok" gumam Chenle pada dirinya sendiri menggunakan kata aku.

fyi.Chenle itu kalau dirumah pake aku-kamu di sekolah doang gua-lo

baru saja Chenle ingin memejamkan matanya, tapi suara ketukan pintu menginstruksi Chenle untuk membuka matanya kembali.

"dek kamu mau ikut ga, mama sama Echan mau belanja bahan bahan dapur ke supermarket"

entah ada keajaiban darimana, tiba-tiba rasa lelah yang baru melanda Chenle tadi, hilang begitu saja

"MAUU MAAA, TUNGGU ADEK SIAP SIAP DULU, JANGAN DI TINGGAL!"

lihatlah kepribadian Chenle yang lain

jika di sekolah ia akan terlihat angkuh, beda lagi dirumah, dia akan menjadi anak yang sangat manja, karena faktanya Chenle memang anak terakhir.

Haechan terkekeh mendengar teriakan adiknya, adiknya itu memang tak pernah berubah dari dulu.

.

setelah sampai di supermarket, Chenle terlebih dahulu keluar dari mobil dan langsung berlari kedalam, entah mengapa ia menjadi semangat sekali, sepertinya ada suatu barang yang sedang diincarnya

Haechan dah mamanya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah si anak bungsu yang menurut mereka menggemaskan

"OII TEN" teriak seorang yang sepertinya baru saja keluar dari mobil

Ten -mamahnya Haechan dan Chenle- yang merasa namanya terpanggil langsung mencari sumber suara yang familiar di telinganya.

"OII TAE LAMA GAK JUMPA, KEMANA AJA LO, GUE TELFON KAGA PERNAH DI JAWAB" balasnya dengan teriakan juga setelah menemukan sumber suara.

dua orang tua yang tengah berpelukan layaknya teletubbies itu sekarang menjadi pusat perhatian orang-orang yang sedang berada di parkiran.

Haechan yang berada di dekat dua orang tua itu seketika merasa malu, ia memilih pergi dari sana dan menyusul sang adik.

'anjing malu banget gue, itu lagian sape sih, kaya kenal tapi ga kenal, TAPI KENAL mukanya pamiliar' gerutu Haechan dalam hatinya

.

"lu belanja sendiri?" tanya Ten begitu mereka sudah berada di dalam supermarket

"kaga, gue sama si bungsu" jawab Taeyong

"mana dia?"

"udah masuk duluan tadi, cape liat emaknya yang kaya orang ga jumpa bertahun-tahun, padahal baru ga jumpa setahun lebih"

mereka saling bertukar pandang, lalu tertawa bersama. lihatlah mereka sudah lumayan berpisah tapi masih sangat sangat akrab.

mari kita tinggalkan dua ibu yang sedang meluapkan rasa rindu itu dan beralih ke..

entah kenapa hari hari Chenle itu tidak bisa tenang, baru saja rasa lelahnya hilang karena diajak belanja, tapi sekarang? rasa lelah itu kembali lagi, tidak tidak. bukan lelah tapi kesal.

'kenapa gua selalu ketemu sama dia sih, ga di sekolah, ga di luar' kesal Chenle dalam hati.

kalian pasti tau siapa kan?

'pokoknya gua harus pura-pura ga liat dia, males banget liat muka si tiang ngeselin itu'

Chenle benar benar tak memperdulikan kehadiran Jisung, padahal sekarang mereka sebelahan. begitupun sebaliknya, tapi sepertinya Jisung memang benar benar tidak menyadari kehadiran Chenle.

tapi tak berlangsung lama..

tap!

mereka bertepatan ingin mengambil barang yang sama.

dua anak adam itu sekarang tengah bertatapan dengan sorot mata yang sulit di artikan.

"gua duluan" ucap yang lebih tinggi.

"tapi gua juga mau ngambil yang ini" balas yang lebih pendek

"lo ambil yang lain kan bisa, kenapa harus yang ini?"

"itu udah gua incer dari tadi sialan"

"lah terus?"

oke kesabaran Chenle sudah berada di titik paling akhir.

"lo, bisa ga sih ngalah sama gua, sekali aja, gua cape tiap debat sama lo selalu gua yang ngalah" ujar Chenle menggebu gebu.

"itu berarti lo yang lemah, buat apa gua ngalah sama lo? ga guna banget"

Chenle hampir menangis di buatnya, tapi kalau dia menangis si tiang di depan nya ini akan semakin sombong dan merasa menang.

"terserah, gua males liat muka lo bangsat!"

Chenle sudah kelewat jengkel, dia pergi begitu saja dan melupakan barang yang sudah diincarnya dari awal.

dan benar saja, Jisung seketika merasa menang ketika melihat kepergian Chenle.

.

.

.

.

sebenarnya, Haechan menyaksikan drama mereka tadi, tapi dia tak berniat melerainya selagi Jisung dan Chenle tidak main kekerasan.

----------

setelah menghabiskan waktu cukup lama di supermarket, mereka akhirnya pulang kerumah sekitar jam delapan lewat lima puluh enam.

Ten sedari tadi merasa ada yang kurang dari anak bungsu nya, kenapa sejak mereka berjumpa di parkiran tadi, anaknya tidak mengeluarkan sedikitpun ocehan dari mulut nya sampai sekarang.

"dek, kamu kenapa? ada masalah? sini cerita sama mama"

"hum? ngga adek gapapa, cuma kecapean aja"

"beneran?"

"iya mamaku yang paling cantiiikkk"

Ten hanya bisa tersenyum antara percaya tidak percaya dengan anaknya itu dan mengusak surai putranya.

----------






aneh kan? 😭😭

iya tau kok, makanya gaada yg baca :)

fall in love accidentally || JiChen [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang