9.nine

395 42 7
                                    


"Hngg...aku ada dimana?"

Krtt

"Hey...sudah sadar?"

"Belum, belum sadar gue, ini masih tidur gue. Ya Lo liat sekarang gue udah sadar apa kagak hah? Masih nanye lu"

"Santai aja dong. Nih"

"Apaan tuh, racun?"

"Ya makanan lah maymunah, asli no fek fek...ini makanan sehat dan bergizi lezat lesatoss, Mak gue yang masak"

"Dih jadi nyasar ke mana mana tu omongan. Sini, makanan gratis gak baik nolak" ia melahap lapar makanan di piring ini

"Tadi katanya racun, kok habis?" Tanyanya

"Kan Mak lu yang masak gue percaya lah, tapi kalau lu yang masak sangat tidak baik di percaya" jawabnya sambil memainkan sendok

"Terahmu"

....

"Woy jungoo"

"Panggil nama orang itu yang epik dikit napa sih, nama gue itu jeongwoo bukan jungoo maymunah, orang ganteng gini di panggil jungoo"

"Bacot bet lu... sekarang gue mau nanya ma lu"

"Paan?"

"Napa gue bisa di rumah lu?"

'Amnesia keknya ni orang '

"Ya lu goblok gobloknya aja hujan hujanan gitu terus kek orang gila diem di halte" ucapnya dengan santai

"Minta di amputasi tu mulut, sumpah...tunggu lu di sini"

"Ngapain?"

"ngambil gunting mau amputasi tu mulut"

"Ih...lu ini berdosa bangettt"

"Alah bodok, tunggu gue ambil gunting, jangan lari!"

"To... serius lu? Anjing to jangan Cok!"

"Diem jeongwoo..."

'mak tolong anakmu mau di aniaya sama psikopat cantik mak. Baik gue lari"

"Woy jungook kemane lu!"

"To ampun to jangan kejar gue sambil megang tu gunting" ucapnya sembari berlari ke satu ruangan dan ruangan lain

Hingga di sini seks mereka, di lantai dasar, atau di ruang tamu. Seketika lari mereka berhenti ketika....

"P..pa..pa..papa"

"Hey haruto...mari pulang"

Diam, haruto diam...ia tak berkutik sama sekali, ia hanya diam membeku

"Kenapa diam? Ayo cepat" karena tak kunjung mendengar jawaban sang anak serta pergerakan sang anak, langsung saja ia menarik lengan sang anak dengan memaksa

"Le..lepas"

"Ikut papah pulang!"

"Kau bukan papah ku, aku tak mau mempunyai papah seperti mu!"

"Beraninya kamu!"

Plak

Plak

Hingga tamparan yang kedua kalinya,
Haruto tersungkur akibat tamparan tak main main dari tangan sang papah, bekas tamparan pun kini membekas di pipi mulus haruto

"Cepat! Mari pulang!"

"T..tidak!"

"Nurut atau..."

"Atau apa?. Puas kau tampar dia?"

Bukan sang anak yang menjawab namun 2 orang yang menuruni tangga, sekilas lelaki yang berstatus papah haruto ini menoleh menaruh arah pandangnya ke tangga

"Tuan Park, nyonya Park"

"Puas kau menampar anakmu? Dan kau jeongwoo, kenapa kau hanya diam saja?"

"Haruto memberi kode ke aku untuk diam saja Dad.."

"Dan kau iya kan saja...kau tak melihat apa? Pipi menantu Daddy membiru seperti itu?"

"Kata Daddy mu benar jeongwoo, pipi menantu mamah jadi membiru gitu. Dan semua karena lelaki itu!"

"Haruto ayo pulang!"

"P..pah"

"Diam kau di sana dan berhenti menarik haruto!" Ucap sedikit meninggi di keluarkan oleh kepala keluarga park

"Maaf Tuan Jaehyun, tapi saya akan tetap bawa anak ini!. Ayo haruto"

"Pah..pelan pelan"

"Sekali lagi! Diam kau di sana! Bodyguard! Tahan dia!"

"Arghh...lepaskan saya!"

"Bawa dia keluar!"

...

Grpp

"Hiks...t..takut"

"Sudah, jangan di pikirkan lagi"

"He'em"

"Ehem...sudah selesai belum drama berpelukan nya?"

"E.e..tante, hehe udah kok"

"Hey panggil saya mommy ok, jangan panggil Tante, mommy gak suka"
J
"Iya Tante"

"Ya sudah, lanjutkan saja berpelukan nya, mommy sama Daddy mau pergi, haha"

"I..is..apa sih mom"

"Aduh pipi menantuku merah tuh"

Mendengar bahwa kin

FAKE || JEONGHARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang