Kimi Laney Alaska. Gadis cantik berambut panjang hitam, berkulit putih seputih susu, tinggi, dan pintar. Kimi merupakan anak pertama dan satu-satunya dari keluarga sederhana tanpa seorang ayah. Kimi hanya tinggal dengan ibunya, ayahnya sudah pergi meninggalkan dunia ini sejak Kimi berusia 10 tahun. Sejak saat itu senyum manis yang biasa terpancar di wajah Kimi kian memudar. Sekarang Kimi berusia 16 tahun, ia memasuki Sekolah Menengah Atas favorit yaitu SMA Garuda 1 berkat kepintarannya. Dan hari ini adalah hari pertama Kimi resmi menjadi pelajar SMA.
Kringgg kringggg kringggg
Suara alarm ponsel tak henti-henti berdering.“Kimiiii!!!!!!!” teriak Ibu Kimi mengiringi alarm yang berdering.
“Bangun atuh neng! Udah siang ini kamu nanti telat loh!” lanjutnya sambil menarik selimut dan membuka jendela kamar Kimi yang membuat sinar matahari masuk dan membuat Kimi terbangun.
Dengan keadaan masih setengah sadar, Kimi langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi. Ibu Kimi hanya terheran dengan kelakuan putri tercintanya. Tak berselang lama Kimi bergegas menuju sekolahnya. Dengan seragam putih abu-abu dilapisi cardigan coklat, Kimi berlari dari halte busway ke sekolah yang berada tepat di sebrang halte.
“Kali ini salah alarm.” ucapnya sambil terengah kehabisan napas mengejar gerbang yang hendak ditutup oleh satpam.
Ia memang masuk gerbang tetapi sesampainya Kimi dihalangi oleh sekelompok OSIS yang mencatat keterlambatan siswa.
“Heh stop di situ! Mau kemana lo?!” teriak salah satu anak OSIS.
Dengan raut wajah cape Kimi pun menuruti perintah anak itu.
“Maaf.” Ucap Kimi datar.
“Maaf maaf, tau kata maaf juga ya.” Jawab anak OSIS itu dengan muka jutek.
Kimi hanya diam sambil melirik-lirik keadaan sekitar.
“Nama.” lanjut anak itu sambil bersiap mencacat.
“Kimi.” Jawab Kimi.
“Nama panjang!” bentak anak OSIS.
“Kimi Laney Alaska.”
“Bagus ya, baru hari pertama udah telat lo Kimi Laney Alaska.” Ucap anak itu sambil mencatat nama Kimi.
Kimi yang melihat name tag anak OSIS itu menjawab
“Jalanan macet Sahi Januar!” dengan mata yang menatap tajam pada Sahi.Ya, anak OSIS itu adalah Sahi Januar, anak yang sangat disiplin terlebih lagi soal waktu. Sahi mendapatkan posisi sebagai wakil ketua OSIS juga sebagai cowo populer di sekolah.
Sahi yang sedang mencatat keterlambatan Kimi pun terkejut dengan tingkah Kimi. Sambil menyeringai ia hanya melanjutkan mencatat.
“Tunggu di sana. Sampe bel jam pelajaran pertama bunyi.” Ucap sahi sambil pergi meninggalkan Kimi.
Kimi hanya menatap punggung kepergian Sahi dengan wajah sedikit kesal.
“Menarik.” Ucap sahi mengingat Kimi dan berjalan menjauh.
Kimi pun bergegas menuju tempat yang ditunjuk sahi tadi sambil menunggu bel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Novela JuvenilKimi, gadis cantik yang sampai kini masih mencari kebahagiaan dihidupnya. Hidup di tengah-tengah orang kaya, tak membuat dia terganggu. Sampai lelaki badboy dan lelaki jutek memasuki kehidupan Kimi. Akankah Kimi dapat menemukan kebahagian yang ia c...