2 -Sial

17 6 0
                                    

Beberapa menit setelah Kimi berdiam diri, datanglah anak lelaki dengan motor hitamnya. Ia juga dihalang oleh anak OSIS, sama seperti Kimi anak itu dicatat juga disuruh bergabung dengan Kimi dan anak-anak yang telat juga hari ini. Siswa yang terlambat dikumpulkan pada satu titik dan dibariskan. Anak lelaki itu memasuki barisan melewati Kimi namun tanpa sengaja kaki Kimi terinjak oleh anak itu. Kimi hanya mengeluarkan gestur kesakitan tanpa bersuara. Ia menatap anak lelaki yang berada tepat di belakangnya itu.

"Apa?" tanya anak itu jutek melihat Kimi menatapnya.

Kimi berusaha menahan amarahnya. Ia hanya melihat name tag di baju anak itu "Hojun Alteza Pirata" gumamnya.

Anak itu adalah Hojun Alteza Pirata. Hojun menarik perhatian setiap orang karena wajahnya yang tampan, tubuhnya yang tinggi, dan penampilan bad boy namun berhati dingin. Berbeda dengan Kimi, Hojun berasal dari keluarga kaya raya.

"Apaan si cewe aneh." Ucap Hojun melihat gerak-gerik Kimi.

"Dih malah ngatain gue, dia nginjek kaki gue ga ada tuh minta maaf ke gue." Gumam Kimi pada diri sendiri.

"Sabar kim sabar" ucapnya menghibur diri.

Setelah sekian lama akhirnya bel jam pertama berbunyi. Siswa yang terlambat dipersilakan memasuki ruang kelas masing-masing. Kimi pun bergegas menuju kelas sambil mencari nama dia untuk mengetahui kelasnya. Saat menemukan namanya, Kimi masuk ke dalam kelas itu.

Kimi memiliki teman baru Bernama Odi, gadis cantik berkaca mata yang menjadi teman sebangkunya. Pembelajaran berlangsung dengan lancar, hingga tiba saatnya istirahat. Kimi dan Odi bersama-sama menuju kantin. Sesampainya mereka, Odi langsung memesan makanan yang dirasa Kimi cukup mahal.

"Hmm Odi anak orang kaya ya, ongkos jajannya aja 10x lipat dari gue. Pasti lebih deng." Batin Kimi sambil memegang uang sepuluh ribu rupiahnya.

"Kenapa mahal-mahal si jajanan disini." Lanjutnya bergumam sendiri.

Matanya tertuju pada kue bantal di salah satu warung kantin.

"Pak, kue bantalnya berapa?" Tanya Kimi.

"Lima ribu neng satunya." Jawab pak Adi penjual.

Saat hendak mengambil kue bantal, tiba-tiba cowo tinggi datang mengambil semua kue bantal yang ada ke dalam bungkusan plastik.

"Nih pak, ambil aja kembaliannya." Ucap Hojun sambil memberi uang seratus ribu kepada pak Adi.

"Heh! Gue dulu yang mau beli!" bentak Kimi ke Hojun dengan raut wajah kesal.

"Oh, lu mau?" tanya Hojun mengejek.

"Sisain satu kek! Kenapa dibeli semuanya?!" Kesal Kimi.

"Satu doang? Kirain mau beli semuanya." Jawab Hojun.

Mendengar Hojun berkata seperti itu, Kimi langsung memasukan uangnya ke dalam saku dengan malu bercampur amarah.

"Kenapa? Ga mampu?" Cetus Hojun.

"Nih ambil satu atau mau semua, gua kasih." Lanjut Hojun sambil menodongkan plastik berisi kue bantal tadi.

"Lo tuh emang ga punya sopan santun ya." Ucap Kimi menatap Hojun penuh amarah.

Dengan menarik napas panjang, Kimi menahan emosinya dan pergi menjauh dari Hojun di keramaian kantin.
Odi yang melihat kejadian itu segera menyusul Kimi yang berjalan menuju toilet. Odi kebingungan bagaimana cara untuk menenangkannya. Kimi memilih untuk mencuci mukanya dengan kasar lalu menatap wajahnya di cermin.

"Kimi! Sadar Kimi sadar." Mengingat kesialan-kesialan yang ia hadapi hari ini.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang