ABM ~ part 6 Dia Raya 1

24 8 2
                                    


"Nama kakakmu seperti tidak asing, boleh aku lihat foto kakakmu?"

"Boleh, sebentar," Thea merogoh tasnya, ia mengotak atik handphone yang tadi diambilnya dari dalam tas, "ini." Thea menunjukkan sebuah foto perempuan tengah duduk sembari tersenyum. Perempuan itu memiliki senyum yang manis dan rambut sedikit pirang.

Lagi lagi Clara dibuat terkejut, foto kakaknya Thea itu sangat mirip dengan perempuan yang ia lihat dimimpinya. Perempuan yang sudah meninggal dan mayatnya dibuang begitu saja ke dalam jurang. Kalau memang kakaknya Thea itu sudah meninggal, Clara harus cepat mengatakan hal ini pada Thea. Tapi, apa Thea akan percaya pada ucapannya? Sedangkan dia sendiri belum mempunyai bukti yang kuat untuk mengatakan hal itu.

Cewek berambut hitam panjang itu terus berfikir bagaimana caranya ia mengatakan hal ini pada Thea? Berarti sekarang dia harus pergi ke hutan yang ada di dalam mimpinya itu. Hutan yang letaknya saja Clara tidak tahu di mana.

Clara beralih menatap Kayla, betapa terkejutnya dia saat melihat sahabat yang diyakininya tidak memiliki gangguan jiwa sekarang tengah komat kamit seperti orang gila.

"Kau ini kenapa?" tanya Clara menatap Kayla dari atas ke bawah, dari bawah ke atas.

"Apa dia punya penyakit gangguan jiwa?" tanya Thea berbisik ditelinga Clara.

"Setahuku tidak."

Kayla mengambil air minumnya yang sedari tadi ia letakkan di atas meja, jangan lupakan mulut komat kamitnya. Cewek hidung pesek itu memasukkan air minumnya ke dalam mulut lalu...

Byurr

"Pergilah kau setann." Kayla menyemburkan air tepat kewajah Clara. Tanpa rasa bersalah cewek yang hidungnya hampir tidak kelihatan itu tersenyum sembari mengelap sisa-sisa air yang ada dimulutnya.

Clara dan Thea sama-sama terkejut, sepertinya sahabatnya yang satu itu memang memiliki gangguan kejiwaan. Sungguh miris pikir Clara. Para murid Xl IPA 3 pun yang melihat itu segera bersiap-siap menutup telinga seperti sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

"KAYLAAAAAAA..."

***

Clara mengelap wajahnya menggunakan tissue, sepertinya setelah ini ia akan membawa air satu ember untuk gantian menyiram sahabatnya yang satu itu.

"Enak saja dia mengatakan aku setan," dengus Clara sembari menatap wajahnya di cermin yang sudah tersedia di toilet untuk memastikan bahwa tidak ada sisa-sisa air lagi di wajahnya.

Awalnya suasana terlihat sangat damai seperti hari-hari sebelumnya, tapi entah kenapa hari ini, detik ini keadaan toilet tiba-tiba berubah menjadi menegangkan, mulai dari kran air yang ada di sebelah Clara tiba-tiba menyala padahal tidak ada orang di sebelahnya, lampu toilet yang mati hidup mati hidup, pintunya yang tiba-tiba tertutup sangat kuat. Dan yang paling menakutkan, Clara mendengar suara perempuan menangis di dalam toilet itu.

Cewek yang selalu menguncir satu rambutnya itu melihati setiap sudut tapi ia sama sekali tidak melihat ada makhluk tak kasat mata di sini. Bulu kuduknya semakin merinding saat suara tangis perempuan itu semakin kencang.

"Hey, siapa itu? Jangan coba-coba menakutiku, keluarlah jika kau manusia. Dan jangan menakutiku kalau kau memang hantu," teriak Clara lantang.

Gubrak

"Wey ayam!" tukas Clara terkejut saat mendengar suara benda terjatuh dari arah luar. Clara membuka pintu toiletnya, tapi...

"Eh, ko-kok terkunci? Woy bukain masih ada orang nih di sini, " teriak Clara memukul-mukul pintu toilet berharap ada orang yang mendengarnya dari luar.

"Tolong aku." Clara mematung untuk sebentar.

"Tolong aku." lagi lagi suara itu kembali terdengar ditelinganya, suara itu terdengar sangat dekat. Clara yang penasaran pun akhirnya melihat ke belakang tapi masih tidak ada orang ataupun makhluk astral di sekitarnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Bisa Melihatnya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang