ABM ~ Part 2 Pria itu? 2

81 39 80
                                    


Upacara bendera telah usai 15 menit yang lalu, kini hanya tersisahkan beberapa siswa saja yang berkeliaran. Sama halnya dengan kedua siswi cantik yang melintasi lapangan upacara yang sudah tampak sepi. Upacara tadi benar-benar membuat mereka kehausan.

Kedua cewek itu dengan santainya berjalan kearah kantin, mereka selalu pergi ke kantin selepas upacara selesai.

"Wak pisoo kami combek," teriak Kayla yang berhasil membuat Clara terkekeh, pasalnya, ini kali kedua Kayla menyebut pemilik kantin dengan sebutan 'wak piso.'

Sementara pemilik kantin beserta anaknya hanya bisa menggeleng maklum seperti sudah biasa menghadapi kelakuan Kayla. Cewek itu menyebut pemilik kantin dengan sebutan 'wak piso' karena pemilik kantin selalu menyebut 'piso' ketika terkejut.

"Kebiasaan kalian tuh, habis upacara malah ke kantin. Memangnya mau pesen apa?"

"Mesen apa, ya?" Kayla menggaruk kepalanya lalu menoleh kearah Clara, "mau pesen apa kita, Ra?"

"-"

"Ra," Panggil Kayla sekali lagi, tapi tetap tidak dijawab oleh Clara, cewek itu sedari tadi hanya diam dan pandangannya fokus pada pria yang baru saja memasuki kelas Xl IPA 2. Kelas yang bersebelahan dengan kantin. Pria itu mempunyai tato bintang ditangan kirinya. Tato yang hampir mirip dengan mimpinya.

"Pria itu?" gumam Clara dalam hati.

"Apa kau terpesona, Ra sama adek kakak?" ucapan anak pemilik kantin itu berhasil membuat Kayla dan Clara melihat kearahnya.

"Adek? Kak Aya punya adek?" tanya Clara penasaran, setaunya anak pemilik kantin itu cuma satu.

"Bukannya kak Aya itu anak satu-satunya wak piso, ya?" tanya Kayla yang mendapatkan anggukan dari Clara.

"Panjang ceritanya, intinya sekarang kalian jadi mesen atau tidak?" sahut wak menik, pemilik kantin yang selalu disebut wak piso oleh Kayla, "tu lihat, Bu Jelita sudah mau masuk ke kelas kalian."

Kedua cewek itu saling membulatkan mata kala melihat sang wali kelas dan sepasang murid berjalan memasuki kelas, gara-gara pria itu Clara dan Kayla tidak sempat memesan makanan.

"Mampus kita," ujar Clara memukul keningnya, ia menatap Kayla seolah memberi isyarat untuk lari, kedua siswi cantik itu berlari menuju kelas Xl IPA 3 yang letaknya bersebelahan dengan kelas Xl IPA 2. Untungnya jarak kelas mereka dengan kantin tidak berjauhan, sementara Cahaya dan Wak Menik sama-sama terkekeh melihat aksi kedua pelanggan setianya. Belum sampai kelas Clara tiba-tiba lari berbalik ke kantin meninggalkan Kayla yang sedang berlari kearah kelas.

"Kenapa balik?" tanya Wak Menik saat Clara sudah cengengesan di depannya.

"Piscoknya dua ya, Wak. Nanti aku bayar pas jam istirahat," cengir Clara mengingat piscok (pisang coklat) adalah menu favoritnya di kantin ini.

"Yasudah, nah."

"Makasih, Wak." Cewek itu kembali berlari kearah kelasnya, sedangkan Kayla sudah tiba di depan kelas.

"Lama sekali kau, Ra," protes Kayla yang baru saja melihat jam di tangannya.

"Berisik kau. Nih makan piscok dulu, biar gregetnya hilang," kekeh Clara.

Kayla menerima piscok yang diberi oleh Clara, "pantes lama."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Bisa Melihatnya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang