ABM ~ part 5 Mimpi itu lagi

27 7 0
                                    


Pelajaran bahasa Inggris sudah berlalu tiga menit yang lalu, hal itu kembali membuat Clara bernafas lega. Cewek itu terdiam sejenak mencoba memikirkan perempuan yang ia lihat tadi, perempuan itu sempat meminta tolong padanya, wajah perempuan itu juga sama persis dengan wajah perempuan yang ada di dalam mimpinya.

Clara melipat kedua tangannya di atas meja lalu menelungkupkan wajahnya. Baru sebentar ia memicingkan mata semuanya sudah terasa sangat aneh. Sekarang ia berada di tengah hutan yang cukup gelap. Hutan ini? Hutan yang sama persis dengan mimpinya kemarin malam. Cewek itu segera berlari mencari keberadaan gubuk tua yang ada di dalam hutan ini dan benar saja Clara berhasil menemukan keberadaan gubuk tua itu.

Srett

Srett

Srett

Clara membulatkan matanya sempurna saat melihat seseorang berjubah hitam dengan topeng diwajahnya tengah menyeret seorang gadis yang sudah berlumuran darah. Karena takut ketahuan Clara memilih untuk bersembunyi dibalik pohon besar yang ada di belakangnya.

"Perempuan itu,,, perempuan yang sama dengan perempuan yang tadi aku lihat di sekolah," ujar Clara saat matanya tak sengaja melihat wajah perempuan yang menjadi korban sosok bertopeng itu.

Sosok bertopeng itu terus menyeret mayat perempuan itu mendekati jurang, tanpa rasa kasihan sosok bertopeng itu membuang mayat perempuan itu begitu saja ke dalam jurang.

"ha.. ha.. ha, Raya Raya. Makanya jangan bermain-main denganku," suara sosok bertopeng itu tiba-tiba saja berubah menjadi suara perempuan. Aneh!

"Tidaaakkkkkk," teriak Clara tersadar dari tidurnya. Matanya melihat seisi ruangan yang diketahui adalah ruangan kelasnya. Jadi dia tertidur di kelas dan yang tadi itu hanya mimpi? Bagaimana mungkin mimpinya bisa berkelanjutan seperti itu?

"Mimpi itu terlihat sangat nyata. Dan, kenapa suaranya bisa berubah menjadi suara perempuan?" Cewek itu menggaruk rambutnya frustrasi, lalu ia menatap bingung para teman-teman kelasnya yang ternyata juga mentapnya bingung.

"Apa?" tanya Clara masih dengan menggaruk rambutnya.

"Kau gak waras?" tanya Lia menatap Clara penuh selidik.

"Diam kau!" acuh Clara, ia memundurkan kursinya lalu berjalan mendekati kursi Kayla dan Thea yang berada dipaling pojok belakang.

"Tolong aku." suara perempuan itu kembali terlintas ditelinga Clara, ia masih mencoba berisikap tenang. Berpura-pura tidak mendengarkan apapun.

"Hai, aku Clara," sapa Clara yang menyelonong duduk di tengah-tengah Kayla dan Thea. Entah apa yang berada dipikiran Thea yang pasti sekarang dia menatap aneh Clara. Apa dia berpikiran kalau Clara ini SKSD? Alias Sok Kenal Sok Dekat? Jika itu yang Thea pikirkan maka Thea akan salah besar, Clara melakukan ini bukan karena SKSD melainkan karena ia ingin memastikan lebih dalam lagi mengenai kakak yang Thea bicarakan tadi.

"Gimana, Ra. Udah dapet nomernya Rafa?" tanya Kayla menyenggol lengan Clara.

"Apaan sih, Kay. Aku bahkan tidak ada minta nomernya dia. Lia saja yang ngarang cerita."

"Ya-"

"Udah diam, kau tidak usah berbicara lagi, sekarang biar Thea yang berbicara." Clara menatap Thea, sedangkan Kayla ingin sekali mencubit bibir Clara yang tadi melarangnya untuk berbicara, kenapa tidak dia saja yang diam?

"Kau bilang kau punya kakak? Kalau aku boleh tau, siapa nama kakakmu itu?" tanya Clara to the point, tanpa basa-basi dan tanpa menghiraukan Kayla yang sedari tadi sudah komat kamit seperti membaca mantra.

"Nama kakaku Raya, apa kau mengenalnya?"

"Ra-Raya?"

Thea mengangguk, "iya. Kau mengenal kakakku?"

 Kau mengenal kakakku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih :)

Aku Bisa Melihatnya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang