5

96 18 1
                                    

Sifra Williams

That’s it. That was my first fight with him.

Aku tidak mengerti kenapa Jungkook sangat brengsek seperti itu. Dia tahu bahwa sebuket bunga itu adalah milikku tapi dia membuangnya. Hanya karena sebuket bunga itu tidak cocok dengan barang-barang yang ada di flat nya.

OCD yang dimiliki Jungkook sangat mengganggu. Meskipun seharusnya aku tidak boleh seperti itu. OCD merupakan penyakit mental, dan aku tidak bisa menyalahkan Jungkook juga. Aku yakin dia pasti tidak mau mengalami hal tersebut.

But—darn it. Aku kesal, oke? Jadi kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku tanpa bisa aku kontrol.

Di dalam kamar, aku mengunci pintu, kemudian aku berbaring di ranjang dengan dipenuhi rasa bersalah. I shouldn’t have said that. Argh.

Christian mengirimkan pesan, dia mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan kembali ke Manchester, tapi ada sedikit masalah dengan mobilnya. Namun dia memintaku untuk tidak khawatir, karena semuanya akan segera selesai.

Rasa bersalah ini seperti tidak ingin menghilang dari diriku. Apakah aku harus meminta maaf? Should I? Tapi Jungkook membuatku kesal. Aku tidak akan mengatakan itu jika dia tidak membuang sebuket bunga milikku.

Dan akhirnya, aku memutuskan untuk tidur. Walau sebenarnya sulit, karena dalam diriku—hatiku—mengharuskanku untuk meminta maaf pada Jungkook. But again, rasa egois yang kumiliki juga tidak ingin mengalah.

So, yeah. Aku tidur. Knowing exactly how inappropriate the words that came out of my mouth earlier.

🌃

Di pagi hari, Jungkook sudah pergi. Sedikit lega sebenarnya, namun juga membuatku kehilangan kesempatan untuk meminta maaf padanya.

But wait. Bukankah dia yang seharusnya meminta maaf terlebih dahulu karena membuang sebuket bunga milikku? Anyway, yeah. Aku juga tidak mengerti. Aku terlalu egois, tapi juga merasa bersalah.

Jungkook menempelkan kertas post-it pada lemari pendingin. Di sana, dia menuliskan:

Aku sudah membersihkan semua flat nya, so you don’t have to. And I bought you a vase. You can put your flowers in there. Sorry about last night. I made you pancakes. x

Sincerely, Jungkook.

Setelah membaca itu, aku segera melihat ke arah meja makan. Benar ternyata, di sana ada pancakes dengan topping strawberry dan maple syrup. He cooked breakfast for me.

Oh, no. Aku semakin merasa bersalah sekarang.

Aku segera memakan sarapan yang dibuatkan oleh Jungkook, lalu aku memasukkan bunga pemberian Christian ke dalam vase dari Jungkook.

Kemudian aku membersihkan tubuhku. Hari ini, aku harus ke post office untuk mengirimkan berkas-berkas mengenai profile-ku ke Princeton University. Jadi, aku segera pergi dengan menaiki tube menuju ke post office yang berada di Heathfield.

Setelahnya, aku pergi ke toko buku. Yeah, typical. Aku begitu menyukai toko buku sehingga aku ingin tinggal di sana. Aroma buku-buku baru serta suasana yang damai merupakan hal yang paling aku suka.

Aku membeli beberapa buku karya Haruki Murakami juga Ernest Hemingway. As you probably already know, aku akan mengambil jurusan English Language and Literature. Jadi, aku harus memulai beberapa dari sana.

Saat aku sedang memilih beberapa buku lagi, seseorang mengatakan, “Hemingway?” dan itu membuat menoleh. Melihat seorang wanita cantik yang berdiri di sebelahku. “Classic.”

Sincerely, YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang