00. Prolog

51 5 1
                                    

Hallo readers
Thanks for Reading

Kisah yang sempat usai ternyata belum sepenuhnya usai, masih ada teka-teki di dalamnya yang akan sampaikan, seperti yang ada di bawah ini
•••••••


Kematian, mungkin kata itu adalah luka dari seribu luka.

Kematian, suatu hal yang tidak bisa dinegosiasikan dan suatu hal yang pasti terjadi disetiap umat manusia, namun kematian juga bisa menyisakan banyak luka bagi siapa yang kehilangan.

Berusaha melanjutkan hidup tanpa senyum, tanpa tawanya, tanpa suaranya, tanpa aroma parfumnya yang membuat siapapun dejavu, tutur katanya,,,, semua itu terasa sulit untuk dilakukan, namun jika terbiasa? Apakah akan bisa menerima kenyataan itu.

Walau ada yang bilang mencintai dalam diam itu sangatlah sakit,,, tapi menurutku ada yang lebih sakit lagi dari itu,, mencintai orang yang jelas-jelas tidak akan bisa kembali ke dunia ini, itu adalah hal yang paling sakit,,, luka itu teratas dari semua luka, janji untuk menua bersama harus dikubur dalam-dalam,, bukan karena dia menua bersama orang lain, melainkan dia akan menua dengan kasih sayang pemiliknya yang abadi.

Kisah dua tahun lalu masih berlanjut, tentang seorang gadis yang tengah berusaha melanjutkan hidupnya tanpa perisai pelindungnya itu.

Entahlah gadis ini sanggup atau tidak, yang jelasnya angin malam juga hujan adalah teman setianya yang menjadi saksi bisu segala keluh kesahnya atas kerinduan pada dua orang yang sangat dia sayangi.

Kenzo, cintanya yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan wanita ketiganya.

Chairul, sahabatnya yang meregang nyawa untuk melindungi peri cantiknya.
•••••••••

"Gak akan ada yang mengerti luka itu,"  ucap Aludra berbicara sendiri.
"Dua tahun anpa kamu rasanya hampa," Aludra miris.

"Setelah Chairul, kamu juga Ken, " lirih Aludra.

"Memang gak ada yang sayang sama aku, " lanjut Aludra berkata lirih sendirian disana.

Dua tahun sudah setelah Kenzo dinyatakann gugur dalam pertempuran, sejak itu juga Aludra kian merasa terpuruk ditambah Ayahnya baru saja meninggl di bulan lalu.

Dalam dua tahun juga
ari-hari yang suram itu menemani Aludra.

Setelah puas merenungi diri di danau, Aludra kini perlahan berjalan menjauhi danau tanpa tau kemana arah untuknya selanjutnya.

Langit begitu gelap nyaris tak ada sinar, seperti hati Aludra yang sekarang begitu gelap dan sunyi setelah cinta dan mataharinya pergi meninggalkan sangat empuh.

Rintik-rintik hujan mulai membasahi kulit bumi, Aludra beranjak pergi dari sana, namun bukannya berteduh dikalah hujan.

Aludra kemudian menari-nari diiringi dengan rintikan hujan tersebut sambil menyebutkan dua nama dengan terisak.

"Hiks... Hiks... Hiks... " Aludra hanya terisak dia tidak menangis, dan lebih memilih untuk tertawa karena penderitaannya.

"Tidak ada yang bisa menorehkan luka separah ini kecuali kalian berdua, " geram Aludra.

"KENZO," panggil Aludra dikalah hujan itu.

"CHAIRUL, " lanjutnya lagi.

"SALAH AKU APA, SAMPAI KALIAN NINGGALIN AKU GITU AJA, " teriak Aludra sekencang-kencangnya.

"Gw kangen kalian, " lirih Aludra.

Lututnya terasa berat membuat dia jatuh seketika dijalanan yang sudah penuh dengan genangan air tersebut.

"Andai waktu itu aku yang mati, " lirih Aludra lagi.

Tanpa Aludra sadari dua pasang mata sangat memperhatikannya dari kejauhan, mereka hanya memandangi gadis yang tengah meratapi nasib yang malang itu.

Pria yang menggunakan pakaian hitam ditambah masker hitam itu ingin keluar, namun ditahan oleh temannya yang lain.

"Lo mau kemana?" tanya seorang laki-laki ingin menghentikan rekannya.

"Nyamperin dia lah, kemana lagi," ketus laki-laki yang dicegat tadi.

"Jangan sekarang, " tegas laki-laki itu.

"Dia butuh gw," lanjut laki-laki itu ingin beranjak, namun masih ditahan.

"Ini bukan waktu yang tepat buat nunjukin muka lo, " ucap Laki-laki itu tajam.

"Gw kasian liat dia terus-terusan kayak gini," ucap laki-laki yang tengah memandangi gadis itu.

"Ingat tujuan lo kembali buat ngelindungi dia, jangan lo rusak karena hati lo masih terikat sama dia, " jelas laki-laki yang masih mencekal tangan temannya.

"Gw harus apa Anj, disatu sisi gw gak tega, dan disisi lain ada orang lain yang membutuhkan bantuan kita, " ucap laki-laki itu.

"Ingat perjuangan lo selama dua tahun ini, fokus men fokus tujuan kita masih panjang, " ucap laki-laki yang masih menyarankan sahabatnya.

"Arghhh, cabut, " final laki-laki itu.

"Tungguin gw Raa, sebentar lagi cinta dan matahari itu bakalan balik ke lo, " Lirih seorang membatin.
••••••••••

_________TO BE CONTINUED_______

KENZO II (after he left me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang