03|| MILIK GUE

213 15 1
                                    

Selamat datang, yuk nikmati part ini😘 tapi sebelum itu jangan lupa isi semua paragraf dengan komentar lucu kalian.

Happy reading ❤️

03|| MILIK GUE

Ini adalah hari terakhir bagi pelajar baru untuk menjalankan acara M.O.S, berhubung masih adanya kegiatan MOS otomatis anak kelas Xl dan Xll tidak belajar. Jam-jam free les adalah jam yang paling di tunggu-tunggu oleh semua pelajar di Indonesia, terutama pelajar di SMA Victory, dan contoh besarnya adalah geng Trayton.

Bicara soal geng Trayton, saat ini mereka tengah berada di ruangan kelasnya. Kini kelas Xll IPA 1 tampak ricuh. Sebagian besar dari cewek-cewek di sana tampak berdandan dan mencatok rambutnya masing-masing. Ada yang bernyanyi galau di mejanya, dan ada juga yang sibuk menyapu lantai karena ruangan itu terlihat begitu jorok.

Cuaca siang ini sangat panas, matahari di luar juga sangat terik. Alger dan Evander tengah duduk di meja guru untuk menikmati kipas angin, maklum AC di kelas ini sedang rusak. Kelas Elit, AC sulit. Wkwk...

Keringat tampak mengalir di sekujur tubuh mereka hingga kemeja mereka basah akibat keringat. Kalau kita lihat ke pojok belakang, ada Naya yang terlihat asik mabar bersama anak-anak cowok di kelasnya. Kalau Ken masih sama seperti biasa, ia memilih tidur di mejanya. Sedangkan Naresh, ia sibuk memblokir semua nomor yang terus mengiriminya pesan. Ah, merepotkan sekali!

Sementara Arrio, kita bisa melihat laki-laki itu tengah mengipas wajahnya menggunakan buku catatannya karena merasa gerah, pasalnya kipas yang menjadi satu-satunya aset di kelas itu sudah di kuasai oleh Alger dan Evander. Dasar kemaruk!

Kedatangan seorang gadis yang di ketahui berasal dari kelas sebelah berhasil membuat penghuni kelas terutama Arrio memperhatikan pergerakannya. Gadis itu berjalan ke arah meja guru yang mana saat ini Alger dan Evander tengah duduk di sana.

"Alger? Nanti malam jadi kan?" Tanya Mikha, cewek dari kelas Xll IPA 2. Jika di perhatikan, akhir-akhir ini gadis itu tampak dekat dengan Alger. Apa mungkin mereka sudah pacaran?

"Jadi dong, ya kali enggak!" Jawab Alger seraya tersenyum manis ke arah Mikha, gadis yang saat ini tengah berdiri di hadapannya.

"Asekk... kayanya bakal ada yang harus ikhlasin motor kesayangannya nih!" ujar Naya dari pojok belakang, tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel ditangannya.

Naresh tertawa di tempatnya. "Jangan gitu Nay, entar dia nangis."

"Brengsek Lo pada," ujar Arrio kesal sendiri di tempatnya, karena tau kemana arah pembicaraan itu.

"Yaudah Al, gue cuman mau bilang itu aja. Kalau gitu gue ke kelas dulu ya?" Ujar Mikha sambil melambaikan tangannya ke arah Alger.

Alger tersenyum seraya membalas lambaian tangan gadis itu dan tak lupa melemparkan kiss bye ke arah gadis itu.

Setelah kepergian gadis itu, Alger dan yang lainnya memperhatikan raut wajah Arrio yang tampak kusut akibat terbakar api cemburu.

"Anjir, cuaca kali ini panas banget ya? Nggak kaya biasanya. Lo nggak kepanasan Ri? Sini deh, duduk di tengah, kita kipasan bertiga masih cukup kok buat satu orang lagi," ujar Evander memanas-manasi.

"Diem lu," balas Arrio tak santai.

"Galak amat, bang!" Ujar Evander sambil terkekeh. Ya, lagian api di siram bensin, apa nggak makin terbakar?

"Jangan gitu, Van. Entar ada yang ngadu ke emaknya, nggak takut Lo?" Ujar Naresh sambil mengompori. Dasar manusia tidak berguna!

"Enggak berani gue, emaknya galak bener," ujar Evander.

Alger dan Dunianya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang