"Lihatlah kak, dia begitu tampan bukan?" Tanya Tiara sembari menunjukan foto seorang lelaki muda.
"Hmm, memang siapa dia?" Tanya balik Kiara.
"Dia Alden, adik dari Aland pemilik perusahaan Hugo copy" Ucapnya antusias.
"Oh" Balas Kiara singkat.
"Aku ingin memacari nya, dan memilikinya dengan cara apapun!"
"Ya, terserahmu saja"
"Eutss, kau harus membantuku juga dong!" Hadang Tiara, ketika sang kakak ingin melangkah pergi.
"Membantumu, bagimana caranya?"
"Nah kebetulan sekali, mereka sedang mencari ART untuk di apartemennya"
"Lalu?" Tanya Kiara, yang sudah merasa curiga.
"Lalu...kau berpura-pura lah menjadi ART di situ, dengan begitu kau mudah mendekatinya!"
"Kau gila? Aku tidak mau!" Tolak Kiara tegas.
"Kau menolak perintahku, kak?"
"Jelas aku menolak, bagaimana dengan usaha dan kekasihku jika aku menerima permintaan mu?" Tanya Kiara malas.
"Itu gampang, terima permintaanku atau aku akan-" Ucap Tiara mengantung.
"Akan apa?"
"Menyakiti ibu!" Ancamnya, benar-benar diluar dugaan Kiara hanya tertawa menanggapinya.
"Bercanda mu sungguh lucu dek, bagaimana mungkin kau tega, ini hanya masalah sepele dan kau sampai mengancam akan menyakiti ibu? Haha itu sangat lucu!"
"Aku tidak main-main dengan ucapanku, Kiara!" Ucapnya kesal, membuat Kiara menghentikan tawanya.
Jika diantara mereka sudah menyebut atau memanggil dengan nama, berarti serius.
"Tetap tidak!" Tolak Kiara hendak pergi, tapi tangannya justru ditahan oleh Tiara.
"Aku tidak suka penolakan Kak, lihat saja apa yang terjadi besok, ku pastikan kau akan menyesal, karna menganggap omonganku hanya lelucon!" Ucapnya lagi, menghempas tangan Kiara lalu pergi.
Kiara pun melangkah menuju kamarnya, lalu membaringkan tubuh yang teramat lelah.
"Apa dia sungguhan, dengan ucapannya?" Gumam Kiara sebelum ke alam mimpi.
* * *
Keesokan paginya Kiara bangun awal seperti biasanya, merapihkan tempat tidur, mandi, lalu berangkat kerja tapi karena hari ini dia libur niatnya akan berjalan-jalan dengan sang kekasih.
Sebelum Kiara sarapan pasti dia ke kamar sang ibu, melihat sudah bangun atau belum.
"Tidak dikunci?" Tanya Kiara heran, lalu melangkah masuk dan melihat ibunya masih tertidur.
Kiara mendekat untuk membenarkan selimutnya, tapi bertapa terkejutnya ketika melihat tangan sang ibu menjuntai ke samping dan berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Lara [On Going]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Karena ambisi membuat akal sehat lenyap, segala cara di lakukan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Kelabilan pemikiran memicu pemaksaan dan melakukan yang tidak-tidak. Akankah Kiara bisa, menuruti perintah gila sa...