17. Dibully

173 75 308
                                    

"Kiranna?" Panggil Aland, yang sejak tadi ketiduran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kiranna?" Panggil Aland, yang sejak tadi ketiduran.

Aland terus mengecek jam ditangannya, sambil mencari keberadaan Kiara.

Mengelilingi ruangannya tapi tetap tidak ada keberadaan Kiara, membuat Aland jengkel, apa lagi kepalanya yang masih pusing.

Aland lalu melangkah keluar, dan melihat Tamara sedang membereskan meja kerjanya, Siap-siap hendak pulang.

"Tamara, apa kau melihat Kiranna?" Tanya Aland.

"Ehh....Aland, kau bertanya apa tadi?" Tanya balik Tamara, sambil mendekati Aland.

"Huftt.. Apa kau melihat Kiranna?"

"Kirana? Eumm...ah ya! Aku melihatnya!"

"Dimana?"

"Tadi dia keluar menerima telfon, entah dari siapa, setelah itu pergi" Ucap Tamara berbohong.

Ketika Aland sedang fokus, mengotak-atik ponselnya, Tamara yang terus mengikis jarak, dia hendak membenarkan dasi Aland yang sedikit acak-acakan.

Aland yang sedang mencoba menghubungi Kiara, tapi malah suara ponselnya terdengar di sofa dalam ruangannya.

Tamara yang ingin membenarkan dasi Aland, tapi Aland malah langsung masuk ke ruangannya, meninggalkan Tamara yang sebentar lagi mencapai cita-cita nya, yaitu membenarkan dasi Aland, tapi pupus sudah.

"Ck! Jangankan orangnya, ponselnya saja mengganggu!" Geramnya.

Sedangkan di dalam toilet Kiara sudah basah kuyup dan kedinginan, Kiara tidak mau keluar sebelum para pekerja kantor pulang.

Takut dirinya dipergoki dalam keadaan seperti bocah sekolah yang habis di bully, padahal iya, di bully Tamara.

"Aishhh..aku lupa membawa ponselku lagi!"

"Bagaimana ini? Pasti Aland mencariku!"

"Semoga Nenek Lampir itu, tidak bicara yang aneh-aneh!"

Sambil menahan dingin, Kiara terus berucap sumpah serapah untuk Tamara, Kiara berjanji Tamara akan akibatnya.

* * *

"Apa kau ingin pulang Land?" Tanya Tamara yang sedari tadi menunggu Aland keluar dari ruangannya.

"Menurutmu, apa aku akan menginap disini?" Ucap Aland sambil berjalan, tanpa malu-malu dia menggandeng tangan Aland.

"Lepaskan!" Bentak Aland sambil menghempas tangan Tamara, yang malah senyum-senyum sendiri.

"Kenapa kau sensi sekali? Biasanya juga tidak masalah"

"Kau buta? Lihat barang yang aku bawa!" Tanya Aland sambil memperhatikan bawaannya.

Luka Lara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang