•Chapter 11

16 28 0
                                    

Athalla terus-terusan menghela nafas ketika teman-teman nya berebut gelang yang baru saja ia berikan.

Sudah berapa kali dia bilang—kalau gelangnya lah yang akan memilih siapa yang akan mengenakannya bukan teman-teman nya yang akan menentukan untuk memakai gelap yang mana.

Saat ini mereka sedang duduk di tengah-tengah hutan di dekat tenda mereka, mereka duduk dengan beralaskan tikar.

"Kalian bisa berhenti gak sih? Kan udah gue bilang kalo gelangnya yang akan memilih kalian."

Semua orang terdiam setelah Athalla berucap.

"Mulai dari Yandri,Reno, richel, Abram, Leon, Bayu dan Dimas. Semua tolong duduk berurutan."

Kemudian mereka mengubah tempat sesuai perintah dari Athalla, di posisi pertama ada Yandri, Reno dan di susul oleh yang lain.

"Cobain Gelang ini."titah Athalla sambil memberikan satu buah gelang

Yandri mencoba untuk memakai gelang itu namun tiba-tiba gelang itu tidak bisa masuk ke tangan nya, padahal gelang itu sangatlah besar dan pas pada tangannya. Tapi kenapa dia tidak bisa memakai nya?.

"Gelang yang ini bukan buat lu berarti, Cobain gelang yang kalian kalo gitu."ujar Athalla sambil menyerahkan sisa-sisa gelang.

Seperti yang sebelumnya—gelang yang kedua pun tidak bisa masuk ke tangan nya. Sampai pada akhirnya dia mendapatkan gelang yang pas di tangannya, gelang itu adalah percobaan yang keenam kali.

"Akhirnya gue dapat juga, capek njir ternyata."keluh Yandri sambil melangkah ke belakang untuk bergantian posisi lagi.

Kini giliran Reno yang akan mencoba gelang.

Reno tersenyum lebar ketika gelang itu masuk dengan mudah di tangannya, dan itu baru percobaan pertama.

Semuanya sudah mendapatkan gelang masing-masing, dan kini mereka hanya perlu mengetahui kekuatan apa yang ada di gelang mereka masing-masing.

"Gue baru dapat bayangan barusan, sepertinya gue tau kekuatan milik Leon apa."kata Athalla sambil tersenyum misterius.

"Apa, kak!?? Jangan bikin gue penasaran."ujar Leon seraya mengguncang kedua bahu Athalla.

"R-a-h-a-s-i-a."ujar Athalla.

Leon mendengus kesal kemudian berdiri.

"Mau ngapain lu?."tanya Dimas seraya mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Leon. Pasalnya dia dan yang lainnya masih duduk tali dia sudah berdiri.

"Gak sabar gue mau tau kekuatan gue apa, jadi ya gue mau ngelakuin cara apapun buat tau kekuatan gue."ujar Leon dengan bersemangat.

Reno mendekat pada Athalla sambil membisikkan sesuatu,
"Athalla, lu gak kasian sama adik kita? Bilang aja sana kekuatannya apa. Cuman dia doang kok, entar kita bakal cari sendiri apa kekuatan kita."

Kebetulan Richel dan Abram berada di belakang mereka pun langsung saja menguping, dan di detik itu pula mereka langsung menepuk bahu Athalla.

"Haiss. Kalian kenapa sih? Ngagetin tau gak?!."kaget Athalla, sebernanya dia hampir saja em me***um bi*** Reno karena jarak mereka berdua yang sangat dekat tadi.

Alhasil Reno hanya terdiam kaku sambil mengedip-ngedipkan matanya, di tatapnya Athalla yang kini juga sedang menatapnya.

Kedua sudut bibir Athalla terangkat tapi sedetik kemudian terganti dengan wajah kesalnya.

"Apa-apaan itu? Ngapain lu natap gue segitunya ha?! Dan buat kalian berdua, kalian kenapa?."

Richel dan Abram tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

ATHALLA || ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang