•Chapter 17

16 20 0
                                    

Brukh

Saat itu. Leon jatuh pingsan setelah kepergian Athalla. Semenjak kejadian itu, banyak yang berubah di antara mereka. Persahabatan mereka sudah tidak sedekat dulu, tapi mereka tetap saling berteman. Hanya saja mereka tidak dekat seperti dulu.

Bahkan mereka sudah tidak tinggal lagi di kost-kostan. Kini Reno, Richel dan Yandri sudah lulus dari sekolah mereka. Dan untuk Leon, Abram, Dimas dan Bayu mereka sudah kelas 12. Sedikit lagi mereka akan lulus.

Reno dan richel masih sering mengunjungi Leon. Sekedar untuk memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja atau tidak.

Leon—entahlah. Namun pemuda itu tidak secerah dulu lagi, sikapnya sangat dingin dan kaku. Semenjak kejadian 2 tahun yang lalu Leon sangat jarang untuk tersenyum bahkan sudah tidak pernah lagi.

Jujur saja. Reno dan richel muak melihat mereka semua. persahabatan mereka menjadi kacau, ini bukan yang mereka mau. Bukan seperti ini caranya.

Entah mengapa. Tapi yang pasti mereka merasakan sangat kehilangan seseorang, namun mereka juga tidak tau bahwa siapa yang sedang mereka rindukan itu.

Mereka juga tidak mengetahui sampai kenapa mereka seperti ini, bahkan Leon saja tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

Mereka tidak mengingat nya, tapi yang pasti. Mereka sangat merasa kehilangan.

Athalla — menghapus ingatan mereka. Dia menghapus semua ingatan para sahabatnya tentang dirinya, dia hanya terpaksa melakukan ini. Dia hanya tidak ingin yang lainnya terus-terusan memikirkan tentangnya.

...

Reno dan richel tertawa bersama ketika melihat Bayu dan Dimas yang sedang berebut makanan. Sedangkan di lantai ada Yandri yang sedang menonton tv. Abram berada di dapur untuk membuat susu coklat hangat untuk mereka semua. Sedangkan Leon. Dia berada di sebelah Yandri sambil meletakkan kepalanya di paha Yandri.

Reno dan richel sebagai yang paling tertua di sini, tentu merasa bersyukur karena dapat memperbaiki hubungan persahabatan mereka.

"Dimas, monyet!. Itu rotinya punya gue, sialan!"teriak Bayu sambil merebut roti yang ada di tangan Dimas.

"Yaa mana bisa gitu, orang gue yang pertama megang nih roti,"balas Dimas sinis.

Bayu yang tak terima pun menjambak rambutnya kuat, Dimas pun membalas menjambak rambut Bayu tak kalah kuatnya. Mereka saling menjambak rambut satu sama lain tidak menyadari bahwa roti yang ada di tangan Dimas sudah terjatuh di lantai.

"SAKIT ANJENG. LEPASIN TANGAN LU SETAN!"teriak Dimas kesakitan. Ayolah Bayu menjambak rambut nya dengan kekuatan penuh, bisa-bisa rambutnya akan botak kalau seperti ini jadinya.

"LU DULU YANG LEPASIN TANGANNYA, RAMBUT GUE OTW MAU BOTAK INI!"

Dua-duanya tidak ada yang mau mengalah, sampai-sampai Reno dan richel hanya menatap mereka dengan malas, tidak berniat untuk memisahkan mereka. Sudah terlampau malas meladeni pertengkaran mereka setiap hari.

"Ini susunya, di minum! Awas aja kalo kalian gak minum"ujar Abram yang baru saja sampai sambil membawa sebuah nampan berisi susu coklat hangat.

"Makasih yaa, ram"ujar Reno seraya mengambil segelas susu.

"Tuh mereka berdua ribut lagi?"tanya Abram pada Richel.

Richel hanya menganggukkan kepalanya, dia asik meminum susu coklatnya. Cuaca saat ini sedang mendung, mana dingin lagi. Jadi mereka memilih untuk minum susu hangat saja.

Yandri yang berada di lantai bersama dengan Leon ikut meminum susu, Leon sudah di tawari namun dia hanya menggelengkan kepalanya pelan dengan setia memejamkan matanya.

ATHALLA || ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang