HAPPY READING !
✿'Itulah inti kehidupan, kamu tahu? Untuk bertemu orang baru.'
"Jangan main hp terus, bereskan pekerjaan rumah!" Ucap ibu dengan nada bicara yang tentu saja mengagetkan. Aku selalu heran mengapa ibu tidak memperkerjakan orang lain saja untuk membersihkan rumah ini.
"Sudah bu, aku sekarang lagi belajar."
Pftt aku sebenarnya bukan pemalas seperti yang ibu bayangkan, aku selalu membereskan rumah saat ibu pergi dan ia tidak percaya itu.
"Tingkatkan lagi belajarnya. Hellen kemarin dapat ranking 1, dan kamu hanya dapat ranking 2. Kamu juga harus bisa dapat ranking 1." Ucapnya lalu pergi.
Hellen Hanasta adalah anak dari teman kerja ibu, aku tidak pernah akrab dengannya. Kami sama-sama tidak tertarik untuk berteman.
"Ya." Balasku singkat.
Selalu saja Hellen, bosan diriku mendengarnya selalu dibanding-bandingkan denganku.
"Hanya?" Hanya ranking 2? Apa salahnya mendapat ranking 2? Jika ibu ingin diriku mendapat ranking 1 dan rajin belajar mengapa tidak mendukung ku. Mengapa tidak menunjukkan rasa bangga kepadaku, yang ibu lakukan hanya terus menekanku dan ibu tidak tahu sama sekali perjuanganku.
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, aku harus tidur. Jika aku begadang lagi akan kesiangan nantinya dan berakhir dibangunkan oleh ibu dengan nada lantang yang membuatku kaget.
••
"Permisi.."
Mengapa tidak ada yang menjawab? Tidak mungkin rumah serapih ini tidak berpenghuni. Masuk atau tidak? Jika masuk aku merasa tidak sopan, namun lenganku membutuhkan obat.
Terpaksa aku akan masuk, beruntungnya aku menemukan obat dan segala macam untuk lenganku diruang tengah, sehingga aku tidak perlu menelusuri semua ruangan.
Aku harus cepat pergi dari sini, walaupun tidak berbuat jahat aku sudah tidak sopan masuk ke rumah orang lain tanpa meminta izin kepada pemiliknya.
"Terimakasih." Ucapku berterimakasih kepada pemilik rumah walaupun tidak ada siapapun, ini akan membuatku merasa sedikit lega.
_
"Hei." Teriak seseorang dibelakang sana.
Jantungku berdetak kencang, aku takut seseorang akan mencelakai ku karna perbuatanku tadi, aku tidak pernah tahu akan peraturan pemilik disetiap rumah.
"Aku harus lihat kebelakang atau aku harus berlari?"
••
Tringgggggg!
"Astaga kaget!"
Baru kali ini aku dikagetkan oleh nada dering alarmku sendiri. Waktu menunjukkan pukul 5 pagi, aku harus segera siap-siap untuk pergi ke sekolah karena ada jadwal piket.
_
"Piket." Ucap Anthea dengan ekspresi menyebalkan. Seolah-olah dia adalah nyonya di kelas ini.
"Tahu." Ucapku sinis. Tidak diragukan lagi ia tertawa melihatku terbawa emosi.
"Yang bersih ya nyapu nya." Sahutnya lagi sambil cengengesan.
"Aku lagi pegang benda loh, ini bisa saja mendarat di badanmu." Ucapku kesal dan ia tertawa terbahak-bahak.
![](https://img.wattpad.com/cover/337720768-288-k40208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JASWIN [End]
Fiksi RemajaMengisahkan tentang betapa sakitnya masa remaja itu, diselipkan rasa bahagia ditengah sakitnya hati seseorang menyaksikan itu semua. Di semesta yang berbeda pun sama, namun ia terlihat lebih bahagia disana. Ia melepaskan genggaman karena sudah terla...