Chapter 14

133 7 0
                                    

Hi....? Been 4 years.... Don't hate me... 

-Vaughn 


Matahari terbit dari ufuk timur dan suara alarm dari telepon genggam milik Ferdinand pun berbunyi. Suasana yang cukup ramai di kota Berlin kala itu karena hari itu merupakan hari bekerja dimana semua orang keluar untuk melakukan aktivitas mereka membuat lalu lintas terdengar agak bising. Ferdinand akhirnya terbangun dan berusaha untuk mematikan alarm yang bunyinya sangat ia anggap menjengkelkan dan terduduk di samping kasurnya. Ia pun menyadari bahwa hari ini merupakan hari dimana Joanna akan bertemu dengan temannya, Mischa yang merupakan searing ahli fisioterapi menjalankan terapi pertamanya.

Setelah berusaha menyadarkan dirinya dengan meminum segelas air putih, Ferdinand lalu beranjak dari kasurnya dan segera keluar dari kamarnya. Ia lalu menuju ke arah pintu kamar Joanna lalu mengetuknya. Ferdinand tidak mendengar respon sama sekali dari Joanna dan mengetuk sekali lagi. Saat Ferdinand masih tidak mendengar respon sama sekali, Ferdinand langsung memanggil nama Joanna dan membuka pintu kamarnya.

"Joanna..?" Ferdinand memanggil pelan dan seketika tersenyum melihat pemandangan yang ada di depannya, Joanna yang sedang tertidur sangat pulas dengan muka yang terlihat sangat lelah sampai-sampai terdapat kernyitan di dahinya. Ferdinand langsung menghampirinya dan duduk di samping kasurnya. Ia memerhatikan Joanna dengan seksama, terasa begitu damai hatinya setiap ia memerhatikan Joanna dan itupun selalu membuat Ferdinand kebingungan. Rasa bersalah tidak pernah meninggalkannya dan setiap ia melihat tawa Joanna dia pun turut melihat wajah Joanna yang sedang menangis histeris karena kehilangan semuanya. Mata Ferdinand mulai berkaca-kaca, membuat ia mengencangkan rahangnya karena menahan air mata keluar dari matanya. 

Ferdinand lalu berdehem dan berusaha untuk bersikap normal dan mengguncang pundak Joanna pelan. "Joanna... Bangunlah..." Ucap Ferdinand pelan. Joanna sama sekali tidak bergeming, ia masih tetap tertidur dengan nyenyak dengan posisi yang sama. Ferdinand sedikit tertawa melihatnya dan masih berusaha untuk membangunkannya. "Joanna, ayo bangun, janji kita dengan temanku 2 jam lagi. Kau butuh sarapan dulu dan siap-siap" Ujar Ferdinand dengan sangat lembut, tidak ingin mengagetkan Joanna.

Joanna lalu langsung membelalakan matanya, memaksa diri untuk langsung terjaga. "AYO!" Ujar Joanna setengah berteriak kaget. Ferdinand terlonjak sedikit dan langsung tertawa terbahak-bahak. Joanna pun langsung berusaha duduk, Ferdinand pun langsung sigap membantunya terduduk walaupun ia masih tertawa. 

"Ya tuhan! Ferdinand maafkan aku! Aku sangat jetlag...." Ujar Joanna dengan suara khas bangun tidur sambal mengucek matanya. Ferdinand menggeleng pelan sambil tersenyum kearahnya, mengisyaratkan bahwa semua aman terkendali. 

"Hahaha... Joanna, tidak apa-apa, aku sengaja membangunkanmu lebih awal agar nanti kita tidak buru-buru dan kau bisa tidur  dengan cepat nanti malam untuk menyesuaikan perbedaan waktu antara New York dan Berlin, kau juga harus sarapan terlebih dahulu" Ferdinand berkata sambil beranjak dari samping kasur Joanna dan segera menyiapkan kursi roda Joanna. Joanna mengangguk sambil berusaha menyadarkan diri. 

Ferdinand lalu menggendong Joanna ke kursi rodanya seperti biasa, dan mendorongnya keluar kamar. Joanna terpana akan pemandangan pagi kota Berlin dari penthouse mereka yang serba kaca. Ini pertama kalinya ia menginjakan kaki di luar negeri. Joanna lalu menolehkan kepalanya kearah Ferdinand sambil tersenyum.

"Ferdinand?" Joanna memanggil nama Ferdinand dengan sangat leemput, sopan, dan begitu hati-hati. Ferdinand pun membalas senyuman Joanna dan menjawabnya. "Ya?"

"Bolehkah kita menikmati sarapan di balkon pagi ini? Aku tidak pernah melihat pemandangan seindah ini seumur hidupku" Joanna berkata sambil memandang ke pemandangan di depannya dengan senyuman yang tidak henti-hentinya, seolah tidak percaya. 

Vision Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang