Chapter 6

7.1K 431 9
                                    

Saya ingin mengungkapkan banyak terimakasih untuk semuanya yang sudah mendukung cerita ini! Yang sudah meninggalkan comment dan votenya! Semoga saya tidak akan mengecewakan kalian kedepannya! Selamat membaca! Tinggalkan tanggapan atau saran dikolom comment<3

(Min. 5 comment baru akan lanjut!)

-Vaughn

"Sayang, coba lihat gaun ini, indah kan? Ini keluaran terbaru, Versace" Suara Ariana mengisi sebuah toko butik mewah, berputar-putar didepan cermin. Memperlihatkan keindahan gaun hitam diatas lutut simple namun elegan yang memperlihatkan jelas lekuk tubuh indah Ariana. Ferdinand yang hanya duduk di sofa butik tersebut sambil menyilangkan kakinya hanya mengangguk pasrah, wajahnya terlihat lelah.

"Iya, gaunnya indah" Balas Ferdinand asal atas pertanyaan yang baru saja dilontarkan Ariana kepadanya. Ariana berputar sekali lagi lalu menghampiri Ferdinand.

"Aku akan memakai gaun ini di malam pertunangan kita, sayang." Ujar Ariana dengan sebuah senyum bangga terpampang diwajahnya, bangga bahwa dia akan dipandang sebagai keluarga Diedrick, keluarga milyuner kaya, yang hartanya tidak akan habis 7 turunan pun.

Ariana duduk disebelah Ferdinand dan merapat ke arahnya. "Apa setelan jas yang akan kau pakai nanti, sayang? Hmm? Kau harus terlihat sangat tampan di pesta pertunangan kita nanti" Ucap Ariana sambil membetulkan dasi Ferdinand yang sudah agak berantakan.

Ferdinand melihat keluar jendela dan tanpa sengaja ia melihat segerombolan anak-anak panti asuhan yang kemarin ditemuinya di rumah sakit, sedang membawa berkantung-kantung kue dan es krim. Mereka terlihat sangat bahagia, bercanda dan tertawa hanya karena mereka hari ini dapat berbelanja makanan yang mungkin tidak seberapa harganya. Seketika, Ferdinand teringat akan Joanna. Senyumnya yang langsung gembira saat melihat anak-anak itu menghampirinya. Ia teringat perkataan anak-anak polos itu saat Ferdinand mengantarkan mereka ke kamar rawat Joanna.

"Joanna itu baik sekali, dokter! Ia selalu datang ke panti asuhan kami setiap minggu dan membawakan kami makanan, es krim, dan coklat-coklat yang lezat! Ia juga suka mengajak kami jalan-jalan!" Ucap salah satu anak dengan ceria saat mereka berada dilorong rumah sakit.

Joanna, pasiennya, gadis yang ia tidak tau mengapa sangat menarik perhatiannya. Kemurnian dan kesucian hatinya membuat bagian hati paling dalam Ferdinand tersentuh. Joanna tidak pernah berusaha memanipulasinya, itu yang membuat Ferdinand takjub. Ferdinand sudah sangat biasa dimanipulasi oleh orang-orang disekitarnya, yang hanya ingin jadi temannya karena uangnya. Itulah sebabnya Ferdinand tidak mempunyai orang yang sangat dia percaya. Tapi, ia merasa tidak masalah untuk memercayai Joanna.

"...Sayang? Ferdinand!" Bentakkan Ariana menyadarkan Ferdinand dari lamunannya. Ferdinand menengok ke arah Ariana dengan wajah geram, namun ia tidak mau mengeluarkannya, karena ia tidak akan pernah mengasari perempuan.

"Kau tidak mendengarkan omonganku! Kau ini seperti anak kecil saja!" Bentak Ariana semakin marah karena Ferdinand yang hanya menatapnya geram tanpa membalas ucapannya.

"Untuk apa kau melihat segerombolan anak-anak yang lusuh itu?! Aku heran mengapa mereka diperbolehkan berada di kawasan elite seperti ini! Mereka hanya bisa menyusahkan dan membuat onar!" Ucap Ariana, ia mendengus kesal karena Ferdinand yang terlihat tidak fokus dan sedari tadi tidak memperhatikannya.

Ferdinand hanya menatapnya kesal dan langsung berdiri dari tempatnya. Ia dengan langkah cepat dan geram melangkah keluar dari butik mewah tersebut dan menuju ke arah mobilnya. Ferdinand takut terjadi yang tidak-tidak jika ia tidak dapat mengendalikan emosinya, jadi ia memilih pergi.

Vision Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang