Chapter 12

5.1K 280 23
                                    

Halo! Rindu tidak sama cerita ini? Terimakasih atas dukungannya dan masukkan-masukkannya! Selamat membaca! Maaf sekali updatenya sangat lama, saya sangat sibuk akhir-akhir ini<3

(Min. 20 comment baru akan lanjut!)

-Vaughn

"Sayang, mengapa kau harus pergi besok? Tidakkah kau akan merasa kehilanganku? Hmm, aku akan sangat merindukanmu" Suara Ariana dengan nada menggoda yang ia buat-buat terngiang-ngiang di telinga Ferdinand. Mereka sedang menghabiskan malam berdua di apartemen Ferdinand. Ariana terus menggodanya, berusaha membuat Ferdinand menyentuhnya, namun Ferdinand tidak menggubrisnya sama sekali.

 Ariana terus menggodanya, berusaha membuat Ferdinand menyentuhnya, namun Ferdinand tidak menggubrisnya sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ferdinand menghela nafas dan hanya bisa meraih tangan Ariana dan mengusapnya sebagai balasan. Segala yang ia pikirkan saat ini hanyalah seseorang yang selalu membuatnya merasa nyaman, dan itu membuat Ferdinand setengah gila. Joanna, perempuan itulah yang berhasil membuat Ferdinand tergila-gila. Apakah Ferdinand sudah jatuh cinta kepada pesona Joanna? Entah, keinginan memiliki Joanna terasa sangat egois bagi Ferdinand. Ferdinand menyadari itu. Dengan mudahnya ia mencelakai Joanna dan keluarganya, namun masih tetap ingin memilikinya. Ia merasa ia adalah manusia paling kejam.

'Tidak akan ada yang akan menyakitimu lagi, Joanna. Aku bersumpah akan hal itu. Hidupmu adalah nafasku, walaupun aku tidak bisa memiliki ragamu, akan ku jaga hatimu. Bila memang aku tidak bisa dekat dengamu, aku akan mengawasimu, melindungimu dari jauh.' Benak Ferdinand bersumpah. Hatinya berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa ia akan menjaga Joanna, melindunginya sepenuh hati.

-----

"Tolong jaga Joanna ku, Dokter. Aku titipkan dia padamu" Ujar Emma kepada Ferdinand. Mereka sudah menuruni mobil karena mereka baru saja sampai di Bandara Internasional John F. Kennedy. Hari ini adalah hari kepergian Joanna dan Ferdinand menuju Jerman untuk pengobatan kaki Joanna.

"Tenang saja, Mrs. Birdie, aku akan menjaganya, dan aku akan menjamin kesembuhan kaki Joanna" Jawab Ferdinand, dengan senyuman manis andalannya.

Tiba waktunya Joanna dan Ferdinand untuk boarding. Emma tidak bisa menahan air matanya, dan langsung memeluk dan mengecup kedua pipi Joanna. "Baik-baik disana, sayangku. Aku akan selalu mendoakan kesembuhan kedua kakimu" Emma membisikkan kata-kata tersebut di telinga Joanna. Joanna pun mengangguk haru dan tersenyum.

"I'm going to miss you sooo much, pal. Take care" Ujar Rachel yang juga tidak bisa menahan air matanya. Ia memeluk Joanna erat dan mengusap punggungnya. Joanna tertawa, berusaha menutupi perasaan sedih dan harunya, namun air matanya ikut keluar. Joanna membalas pelukan Rachel dengan tak kalah eratnya.

Ferdinand pun mengucapkan selamat tinggal kepada Emma dan Rachel dan segera mendorong kursi roda Joanna untuk boarding. Mereka berdua segera memasuki pesawat dan menduduki seat mereka yang ada di kategori 'first class'. Ferdinand menggendong Joanna dan mendudukkannya di seatnya dan melipat kursi roda Joanna lalu memasukkannya ke kompartemen pesawat yang ada diatas mereka.

Vision Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang