Altitude Sickness

29 1 0
                                    

Definisi
Apa itu Altitude Sickness?
Altitude sickness atau penyakit ketinggian adalah kondisi tidak normal yang terjadi pada tubuh ketika Anda berada di tempat dengan ketinggian tinggi. Penyakit gunung akut alias Acute Mountain Sickness (AMS) adalah bentuk paling umum dari penyakit ketinggian.

Seberapa umumkah Altitude Sickness?
Berdasarkan statistik, setengah dari jumlah manusia di muka bumi baik pria maupun wanita dapat mengidap altitude sickness, khususnya pada ketinggian 2.400 meter ke atas. Altitude sickness juga lebih lumrah terjadi pada orang-orang yang memiliki gangguan paru-paru dan yang terbiasa tinggal di area ketinggian yang sangat rendah, sehingga merasa tidak terbiasa dengan kondisi udara dan tekanan yang ada di area tinggi.

Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala Altitude Sickness?
Gejala altitude sickness dapat berupa sakit kepala, mual, muntah, sesak napas, kesulitan tidur, pusing, kelelahan. Gejala yang ada biasanya bertahan selama 6-48 jam setelah pendakian,

Dalam beberapa kasus yang langka, altitude sickness dapat pula menyebabkan akumulasi cairan pada otak dan paru-paru (pulmonary edema and cerebral edema), menyebabkan berbagai penyakit serius lain seperti:

Terdengar suara laiknya kertas yang ditarik saat bernapas
Kesulitan bernapas yang sangat parah
Batuk dengan cairan merah muda, berbusa
Linglung dan kesulitan berjalan
Kebingungan yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran
Gejala-gejala tersebut menunjukkan status pasien yang telah menyentuh ambang kritis dan perlu segera ditangani oleh pegawai medis.
Selain itu, masih terdapat juga beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki keluhan yan sama, tolong konsultasikan kepada dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?
Altitude sickness akan hilang saat Anda telah terbiasa dengan kondisi alam pada ketinggian tersebut, juga saat Anda kembali ke tempat dengan ketinggian rendah. Meskipun begitu, apabila gejala yang muncul merupakan cairan paru-paru dan cairan otak yang parah, pasien memerlukan penganganan darurat dengan segera.

Penyebab
Apa penyebab Altitude Sickness?
Saat Anda berada pada suatu titik lokasi dengan ketinggian yang lebih tinggi, kadar oksigen pada udara akan berkurang. Sedangkan, tubuh Anda akan berusaha untuk menyesuaikan detak jantung dan pernapasan lebih cepat untuk menjaga penyebaran oksigen yang dibutuhkan tubuh. Apabila Anda melakukan pendakian secara terlalu cepat dalam waktu pendek, tubuh Anda tidak akan dapat beradaptasi dengan baik, maka dari itu altitude sickness dapat muncul.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk Altitude Sickness?
Beberapa faktor berisiko di bawah ini dapat memengaruhi kemungkinan Anda terkena altitude sickness, yakni:

Usia: orang yang muda lebih sering terkena efek altitude sickness dibanding orang tua
Habitat: apabila Anda tinggal di wilayah dataran rendah, seperti perkotaan pada dataran rata yang berada di dekat pantai dan tidak pernah mendaki gunung
Daya tahan tubuh Anda tidak baik
Pernah terkena penyakit paru-paru
Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk Altitude Sickness?
Perawatan yang diberikan tergantung pada ketinggian dan tingkat keparahan gejala yang dialami. Biasanya, pertama-tama pasien harus dibawa ke tempat yang lebih rendah dengan segera untuk memulai terapi oksigen. Lalu, keluhan biasanya hilang setelah 1-3 hari istirahat. Selain itu, parasetamol dan aspirin juga dapat meredakan gejala-gejala yang tidak terlalu parah. Obat-obatan lain seperti cetazolamide dan nifedipine dikonsumsi jika gejala sudah memasuki level yang lebih parah.

Apabila muncul cairan otak pada pasien yang disebabkan oleh ketinggian, pasien harus langsung dibawa ke tempat yang lebih tinggi dan diberikan terapi rendah oksigen, lalu diberikan dexamethasone (sebuah steroid), untuk membantu mencegah kerusakan saraf dan menghindari gejala yang lebih serius termasuk kematian.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk Altitude Sickness?
Dokter akan mendiagnosis altitude sickness berdasarkan pengalaman Anda mengunjungi suatu lokasi dengan ketinggian yang tinggi dan pemeriksaan klinis dari gejala yang timbul. Umumnya, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendeteksi suara seperti gesekan pada paru-paru. Suara tersebut dapat menjadi pertanda terdapat suatu cairan paru-paru yang tumpah.

Dokter juga meminta Anda melakukan serangkaian tes sebagai berikut:

Tes darah
CT otak
X-ray pada bagian dada
ECG
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Altitude Sickness?
Berikut ini bentuk-bentuk gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menghadapi altitude sickness:

Jangan melakukan kegiatan pendakian ke tempat yang tinggi terlalu cepat, setidaknya 2-4 hari agar tubuh Anda terbiasa
Sebelum melakukan pendakian, Anda harus menemui dokter dan meminta instruksi mengenai apa saja obat-obatan yang harus dibawa untuk mencegah altitude sickness. Anda harus membawa acetazolamide sebelum pendakian dan terus menggunakannya. Namun, saat meminum obat ini, Anda mungkin mengalami efek samping seperti mual dan mati rasa pada bibir, jari tangan, dan jari kaki
Beristirahat dengan baik
Minum air dalam jumlah yang banyak dan menambah jumlah karbohidrat dalam tubuh Anda untuk meminimalisir efek ketinggian
Saat Anda berada di ketinggian, bergerak dengan segera ke tempat yang lebih rendah apabila Anda merasa mengalami gangguan saraf dan pernapasan
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik

Kamus berbagai jenis penyakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang