[Sebelum Berkunjung ke Kota Busan]
Untuk kali pertama setelah keluar dari ruangan besar milik ayahnya, Jaemin mendengus keras. Telapak tangan kanannya mengusap kasar wajahnya yang gusar. Batinnya tanpa henti memaki setiap kata demi kata yang keluar dari mulut ayahnya.
"Acara pernikahanmu dengan putri Baekhyun Kim akan diselenggarakan dua minggu lagi. Kau harus mengenal lebih dekat gadis itu."
Kenapa harus dirinya? Jaemin benar-benar membenci acara perjodohan yang telah menjadi tradisi keluarganya. Ia sudah cukup muak dengan hal ini. Rasanya ingin lari dari masalah, dan kabur menuju suatu tempat yang tidak diketahui oleh semua orang.
Jaemin ingin sekali melakukan hal itu. Namun, rasanya sulit mengingat seluruh fasilitas serta kebutuhan hidupnya bergantung pada orang tua.
Cih, jika saja dirinya tahu akan seperti ini, mungkin saja sejak ia masih mengenakan baju seragam sekolah akan berbisnis tanpa henti dengan cara menjual seluruh kebutuhan tersiernya yang dirasa tak terlalu penting. Kemudian setelahnya, dia akan menolak keras tawaran ayahnya untuk melanjutkan pendidikan di Amerika.
Jaemin terkekeh. Merancang rencana yang seharusnya dibangun pada masa lampau? Buang-buang waktu saja.
Pria berambut ikal itu mempercepat langkahnya. Ia ingin segera keluar dari gedung besar milik ayahnya. Berdiam diri di dalam sana, sungguh memuakkan.
Ia lelah. Ia lelah harus kembali mematuhi perintah ayahnya mengenai kehidupan di masa depan.
Langkahnya seketika memelan saat tak sengaja netra matanya bertubrukan dengan manik mata milik seorang wanita cantik berambut pendek. Wanita itu tersenyum merekah. Tangannya melambai-lambai, sebelum kemudian berjalan cepat mendekatinya.
Dia Kim Minjeong. Wanita yang populer dikenal sebagai Kim Winter itu bekerja sebagai model brand fashion ternama. Selain itu, dia adalah wanita yang dijodohkan dengan Jaemin oleh kedua belah pihak keluarga.
Jaemin akui, Winter memang memiliki paras yang cantik dan memiliki daya tarik yang kuat. Mungkin dalam sekali lihat, orang-orang akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap perempuan berusia 26 tahun itu.
Namun sayangnya, seakan semesta telah menyiapkan alur yang tepat untuk setiap penghuninya. Sejak awal bertemu dengan Na Jaemin, Winter telah jatuh hati. Winter mengagumi senyuman manis milik Jaemin yang mampu menyihirnya. Ia menyukai saat-saat Jaemin mengajaknya berkencan ke suatu tempat. Pokoknya, ia menyukai semua hal yang menyangkut tentang Jaemin.
Meskipun pria itu tidak membalas perasaannya, Winter tetap akan mencintainya.
"Sekarang jam istirahat, bukan? Aku ingin mengajakmu ke cafe milik Katarina yang baru buka. Kamu pasti menyukainya!" serunya dengan antusias.
Jaemin tersenyum, "Ayo!"
Winter langsung saja merangkul lengan kanan Jaemin. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran kantor yang jaraknya tak jauh dari posisinya saat ini.
"Jika kamu datang hanya untuk bertemu dengan Lee Jeno, sepertinya kamu tidak beruntung," tukas Winter seraya memandang Jaemin yang duduk di balik kemudi.
Jaemin melirik Winter sekilas, "Aku sudah tahu. Dia pergi ke Korea, bukan?"
"Yap, betul sekali. Katarina bilang, dia pergi ke Korea untuk mengunjungi teman seklubnya yang menikah." Winter menatap Jaemin yang tengah sibuk dengan kemudinya. "Kamu tidak ikut dengannya?"
Setelah Winter bertanya, keheningan seketika melanda. Jaemin tentu saja tidak menduga Winter akan bertanya seperti itu.
"Aku tidak diundang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Into You
FanfictionSequel of 'There's a Feeling That Goes to You' "Jangan pergi kembali. Tidak masalah hatimu telah berlabuh pada orang lain. Melihat dirimu bahagia saja sudah cukup bagiku."