Bab 5

46 5 0
                                    

Bab 5: Berbalik Arah

Sudah dua jam lamanya Winter termenung menatap lurus layar ponselnya yang menyala menampilkan ruang obrolan dengan tunagannya. Pagi ini dirinya menerima sebuah email berisikan foto-foto Jaemin bersama seorang wanita di sebuah kafe. Winter tentu saja tidak mengenali wanita itu. Jaemin belum pernah menceritakan kehidupan pribadinya. Pria itu memang telah membangun tembok tinggi seolah tak mengizinkan dirinya masuk.

Saat ini dirinya sedang berada di ambang keraguan. Memilih untuk bertahan dan menelan luka kian luka atau melepaskan pria yang sudah beberapa tahun ini mengisi ruang hatinya? Winter tahu diri. Dia tidak akan mengotori dirinya sendiri dengan bertingkah sebagai tokoh jahat di hubungan orang lain.

Maka demikian, untuk kejelasan hubungannya dengan Jaemin, wanita cantik itu melangkah menuju ruang kerja ayahnya yang terletak di ujung lantai dua. Winter tidak mau kehidupan pernikahan yang diidamkannya hanya dirinya saja yang merasa bahagia. Pernikahan itu seharusnya melibatkan dua hati yang saling terhubung.

Setibanya di depan ruang kerja ayahnya, Winter mengetuk pintu yang tertutup rapat. Wanita itu lantas masuk setelah mendengar instruksi sang ayah dari dalam ruang kerjanya.

"Ayah, ada suatu hal penting yang ingin kubicarakan dengan Ayah."

•••

Indra penglihatan Jaehyun mengedar menelisik seisi rumah kecil milik Minju yang kini tampak usang nan berdebu. Bahkan cat tembok warna putih yang menempel di dinding kini mulai usang dan memudar. Selama 7 tahun, Minju tidak pernah pulang ke rumah kecilnya di Busan. Rumahnya tak pernah terawat kembali semenjak wanita itu memutuskan pindah ke kota Seoul.

Tak banyak yang diketahui Jaehyun mengenai kehidupan pribadi kekasihnya. Pria itu menghargai privasi Minju. Namun, jauh dari dalam lubuk hatinya ia ingin mengenal lebih dalam wanitanya.

Setiap kali ia bertanya mengenai keluarga Minju, maka jawaban yang keluar adalah, "Mereka telah bahagia." Dan tidak ada kejelasan apapun setelahnya. Jaehyun sempat berpikir, apakah orang tua Minju telah meninggal? Kalimat balasan wanita itu terdengar ambigu dan menimbulkan pikiran negatif di benaknya.

Tapi, tidak apa. Lambat laun kekasihnya pasti akan terbuka mengenai masalah kehidupan pribadi. Yang Jaehyun saat ini lakukan hanyalah menunggu.

"Tingkah Jaemin seketika mengingatkanku pada mantan kekasihmu saat SMA," buka Minju memecah keheningan. Jaehyun yang tengah fokus pada beberapa figura kecil di atas meja kayu seketika menoleh.

Dahi pria itu mengerut, "Siapa? Tzuyu?"

Minju mengangguk. "Tzuyu masih mengharapkanmu, tapi sayangnya kamu telah berpindah hati."

"Kamu mendukung aku berkencan kembali dengannya?"

"Kenapa jadi berpikiran seperti itu?"

"Kamu tiba-tiba mengungkitnya. Mungkinkah kamu masih mengharapkan Jaemin?"

"Jika aku masih mengharapkannya, mustahil aku ada di sini menjadi kekasihmu."

Jaehyun tersenyum tipis. Ia segera melangkah mendekat ke arah Minju yang kini tampak sibuk memilah barang antara yang masih bisa digunakan dan juga yang rusak. Kedua tangan Jaehyun terangkat menarik pinggang kekasihnya dan memeluknya dengan erat.

"Kenapa?" tanya Minju curiga mendapat perlakuan manis dari kekasihnya secara mendadak.

"Tidak ada. Hanya ingin memelukmu saja. Takut di antara kita pergi dan aku tidak pernah bisa lagi merasakan momen seperti saat ini."

•••

Langit senja yang sama. Jaemin menatap lurus surya tenggelam tertelan garis lautan biru. Wajahnya seketika datar mengingat banyaknya memori berkesan antara dirinya dengan Minju saat berdiri di bawah naungan langit jingga.

Semuanya telah selesai. Cerita indah masa sekolah itu benar-benar berakhir. Jaemin tersenyum getir. Apakah kelanjutan dari kehidupannya akan sepenuhnya berpegang atas kehendak ayahnya selayaknya robot yang patuh pada majikannya?

Dua minggu lagi pernikahannya dengan Winter akan digelar. Jaemin merasakan kepalanya akan meledak saat itu juga. Bagaimana cara menolaknya? Ia tidak keberatan menuruti semua perintah ayahnya, namun untuk masalah kehidupan pribadi Jaemin kecualikan.

Dering ponsel yang berasal dari saku celana memecah lamunan pria itu. Tangan kanannya lantas merogoh mengambil benda pipih itu sehingga matanya dapat melihat dengan jelas nama si pemanggil.

Dari ayahnya. Jantung Jaemin seketika berdetak kencang. Pikirannya mulai berkelana menebak beberapa kalimat yang mungkin saja akan dilontarkan oleh ayahnya.

Jangan-jangan pernikahannya maju lagi jadi satu minggu?!

Jaemin segera menggeleng dengan keras. Tidak mungkin, bukan? Sungguh jika itu benar-benar terjadi sangat kejam sekali.

Tepat saat jari telunjuknya menggeser ikon hijau, suara berat ayahnya terdengar mengisi penuh gendang telinganya.

"Jaemin, pernikahanmu dengan putri Baekhyun Kim dibatalkan. Kau harus segera pulang. Ayah butuh penjelasan."[]

Kamis, 22 Februari 2024

Kamis, 22 Februari 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Still Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang