Bab 9

64 6 2
                                    

Bab 9 : Lama tidak berjumpa

Sudah dua hari ini, Jaemin berkubang dengan layar laptop untuk mencari pekerjaan tetap agar bisa bertahan hidup tanpa fasilitas yang sebelumnya selalu disediakan oleh ayahnya. Dalam dua hari ini pula, Winter yang tinggal di unit apartemen seberang, seringkali mengunjungi kediamannya untuk sekadar membuatkan makanan.

Padahal Jaemin tidak memintanya untuk memasak, namun Winter tipikal wanita keras kepala. Dia bersikeras ingin membuatkan Jaemin sarapan. Jaemin tentu saja mengizinkannya, ia tidak ingin berdebat lebih jauh dengan wanita itu. Biarkan Winter melakukan sesuka hatinya, seperti membatalkan pernikahan kemudian muncul secara tiba-tiba di depan pintu apartemennya.

Sebenarnya apa yang diinginkan wanita itu? Jaemin memilih untuk abai dan fokus pada kehidupannya yang kini terasa kembali menuju titik rendah.

"Halo?"

"Ke Gamaliel Coffeshop sekarang. Jangan lupa bawa Winter juga," kekeh Haechan di seberang sana.

Jaemin mendengus. Dia hendak mematikan sambungan, namun kalimat Haechan setelahnya berhasil membuatnya terdiam dan mengurungkan tindakan untuk menutup telepon.

"Di sini ada Bang Doyoung bersama temannya. Kau bisa tanya mereka mengenai pekerjaan. Ya.. semacam mencari koneksi."

Dengan setengah hati, Jaemin bangkit dari posisi duduknya. Demi pekerjaan untuk bertahan hidup, ia harus bergerak mengisi peluang yang ada.

Gamaliel Coffeshop merupakan kafe bergaya vintage yang terletak di tengah kota. Huang Renjun adalah pemilik kafe tersebut. Sehingga tak dapat dipungkiri, Gamaliel Coffeshop seringkali dijadikan tempat nongkrong Haechan dan Jeno. Dan kini bertambah anggota baru, Jaemin. Mungkin selama di Seoul, Jaemin akan seringkali mengunjungi kafe tersebut mengingat ketiga temannya memiliki kebiasaan nongkrong sepulang sekolah sebelumnya.

"Okay, aku ke sana."

Tepat setelah mematikan sambungan telepon, Winter muncul di hadapannya. "Mau kemana?"

Jaemin sedikit terkejut. Dia kira Winter sudah pulang ke unit apartemennya. Rupanya belum. "Kumpul-kumpul," jawabnya singkat.

Winter tersenyum lebar, "Ke Gamaliel Coffeshop, bukan? Aku ikut!"

"Waduh, pasutri, nih!" olok Haechan begitu melihat kedatangan temannya bersama seorang perempuan di ambang pintu kafe.

Winter tersipu malu. Ia mendudukkan diri di dekat Jaemin. Matanya mengedar memandang satu per satu wajah yang cukup familiar. Terdapat Jeno, Renjun, Haechan, juga dua orang yang asing baginya.

"Jaemin, ini Yuta, CEO perusahaan Nakamoto Corp., kau bisa langsung tanya-tanya kepadanya. Kebetulan perusahaannya bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan ayahmu."

•••

"Hari ini kau masuk kerja, 'kan?"

Di seberang sana, Yeji berteriak semangat mengetahui Minju kembali bekerja setelah mengambil cuti dua hari. Minju tertawa kecil, "Iya, aku sudah bosan tinggal di rumah tanpa mengerjakan apapun."

"Lagipula ada-ada saja. Kau tiba-tiba sakit setelah malam itu. Sebentar, apakah malam itu kau menerobos hujan?"

"Iya, Jeffrey tiba-tiba ada urusan mendadak. Dia tidak bisa menjemputku pulang."

"Dih, setidaknya beri kabar dari beberapa menit sebelum kau pulang kerja. Sialan sekali dia membatalkan janji jemput saat kau benar-benar menunggunya datang," cibir Yeji tak habis pikir dengan tingkah kekasih sahabatnya.

Minju menaikan kedua bahunya, "Sudah terlanjur terjadi."

"Daripada kau menunggu sampai berjam lamanya."

Sebuah notifikasi tiba-tiba muncul di layar ponselnya. Minju menaikan kedua alisnya begitu melihat nama sang pengirim. Dari Jaehyun. Pria itu mengajaknya berangkat bersama, dan kini ia telah berada di depan gedung apartemen.

"Eh Ji, aku tutup telepon ya? Jeffrey sudah sampai rupanya."

"Iya, iya, pergi sana. Dua hari kemarin aku dibuat sakit kepala olehnya karena terus menanyakanmu. Memang dasar sialan," sungut Yeji mengakhiri sambungan telepon.

Minju hanya tertawa. Dia segera memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celana hitam dan melangkah pergi menuju lantai dasar gedung.

Dua hari ke belakang, dirinya memang memilih tidak berangkat kerja untuk sementara waktu. Kabar kepergian ayahnya membuat Minju mengurung dirinya di dalam kamar sepanjang hari. Meskipun sebelumnya ia memutuskan pergi dari kehidupan keluarga baru sang ayah dan tak pernah merasakan kembali hangatnya sebuah keluarga, wanita itu tetap merindukan ayahnya. Ia merindukan keluarga kecil yang berisikan dirinya, ayah, juga ibu.

Setibanya di depan gedung, pandangan Minju mengedar mencari keberadaan mobil hitam milik Jaehyun. Tepat setelah menemukannya, ia lantas berjalan mendekat dengan langkah tergesa seakan tak sabar untuk bertemu dengan sang kekasih.

Begitu tangannya terangkat membuka pintu samping kemudi, senyum merekah yang semula terpatri kini meluntur membentuk garis lurus saat kedua manik matanya menangkap kehadiran seseorang yang tidak begitu asing.

"Minmin, kita berangkat bersama Tzuyu juga. Mulai hari ini, dia bekerja di perusahaan ayah sebagai asistenku."[]

Tzuyu

Rabu, 20 Maret 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu, 20 Maret 2024

Still Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang