06. Losing You

193 112 32
                                    

Biarkan diri ini dalam kekosongan, seberapa jauh ku berjalan, seberapa banyak ku bertemu seseorang, sosok mu sangat sulit untuk ku lupakan.

-P Minjae Kabyana.

ー 〰 ー

-Singapura, 2027-

Hari ini, aku ada kelas jam 9 pagi aku berinisiatif untuk berangkat sedikit di atas jam 9. Aku benar-benar malas, entah kenapa. Aku segera bersiap, dan sarapan lalu berangkat. Tapi suara kak Mahen yang tiba-tiba menghentikan langkahku.

"Kakak akan pulang",
"Kenapa?, kakak mau ninggalin adek disini?, sendirian?,tega banget." di akhiri dengan tangis serta ekspresi yang ku buat-buat.

"Ya... gimana lagi, kakak dapat panggilan, disuruh ngajar Unpas, kan lumayan dari pada nganggur terus" ujar kakak ku. "Kan bisa tuh, disini, orang kakak juga kuliahnya disini."

Aku tetap menyangkal, ala-ala menghalangi agar kak Mahen tidak pergi, sungguh. Aku takut disini sendiri, diriku tak terbiasa dengan dunia luar. Apalagi ini dunia baru, maksud ku lingkungan baru.

"Emang kakak berangkat kapan?" tanyaku lagi, "Nanti sore." jawaban kak Mahen membuat diriku terkejut. "Lah?! kanjut, mendadak banget."

Tuk

Kak Mahen mengetuk kepalaku pelan, membuat diriku mengaduh. "Mulutnya neng, kebiasaan." ujar kakak ku, sambil mengelus rambutku pelan. "Lah, abisnya kakak sih, kenapa nggak bilang." kesal ku.

"Ini, udah bilang kan."
"Terserah." aku lelah menghadapi kak Mahen hari ini, sungguh.

...

Penerbangan kakak ku 15 menit lagi, waktu yang singkat, aku benar-benar tidak ingin kakak ku pergi.

"Kak... jangan ya, aku ngerasa nggak tenang, hati aku gundah, disini aja ya." kak Mahen hanya tersenyum, dia mencubit pipiku, "Kakak nggak apa-apa, doain aja ya, doain yang terbaik."

Kak Mahen kemudian berbalik meninggalkan ku seorang diri, tapi dengan cepat langkah kakak ku terhenti, saat aku memegang tangannya, dia berbalik dan... kami hening, bahkan tak memperdulikan situasi sekitar, ciuman itu berlangsung beberapa detik.

Aku memeluknya dengan erat, tidak mengatakan apapun sampai kak Mahen "Maaf, kakak sayang sama kamu, tapi... rasa sayang itu melebihi batas kakak dan adek, harusnya kakak ngga ngomong gini, tapi kakak udah nggak bisa buat nahan-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, aku menyela dengan cepat "Adek tau, adek ngerti".

Entah mengapa rasanya, ini seperti menjadi hari terakhir bagi kita berdua, oh ya Tuhan, aku mohon berikan aku banyak kesempatan bersama kakak ku.

"Aku kehilangan seorang kakak hari ini, dan aku udah dapet gantinya" ku tatap netra gelap, segelap sayap gagak tersebut, "Kini kamu adalah tujuan pertama dalam hidup kakak." ujarnya.

Kak Mahen menangkup pipi ku, menapis jarak di antara kita, hingga kurasakan nafas kak Mahen begitu dekat. Bibir kita kembali bersentuhan, aku memeluknya begitu erat, seperti.... pelukan akan takut kehilangan, bagaikan ini adalah hari terakhir kita bersama.

"Kakak harus janji, janji bakal balik sini lagi" suaraku, dengan air mata yang mulai jatuh.
"Iya, kakak janji" menjeda kalimatnya sejenak, ia mulai menyambungnya lagi, "Tunggu ya, sayang." lanjutnya.

Kata terakhir membuat ku, tersenyum. Bisa bayangkan seseorang yang sudah lama bersamaku dengan hubungan saudara, tiba-tiba menjadi sosok yang mengisi kehampaan dalam hati ku.

✓MY PAGE - ANAGAPESIS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang