07. Turns out I Need You

164 103 46
                                    

°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•°

Happy Reading-

.

.

.

Diriku tidak langsung pulang setelah meninggalkan Jendra begitu saja. Aku pergi menyusuri jalan yang hanya ada beberapa orang saja yang berlalu lalang, memandangi langit yang mendung kala itu. Ku harap ada setitik cahaya di belakangnya.

"Kemana aku harus pulang sekarang?." Aku yang terus berjalan tak tentu arah, membuka kembali kenangan-kenangan lama, berputar di kepala ku bagaikan film dokumenter. Perasaan ku kacau, apa yang ku katakan tadi salah atau benar, intinya aku hanya ingin menjelaskan apa yang sebenarnya.

Duduk di atas bebatuan yang basah, sehabis di guyur hujan tadi. Menekuk lutut, ku peluk dengan kedua tanganku, mendongak berharap menahan air mata ini agar tidak terjatuh lagi.

Sulit, aku malah menunduk dan bahu ku mulai gemetar hebat. "Aku rindu kamu, Kak..." tidak banyak yang aku ucapkan, sepenggal kata atau kalimat yang bahkan, tidak sadar kalau aku mengucapkannya.

Bulir dari mata ini semakin deras, ku rasa hati ini seperti di remat, sakit... begitu sakit. Tujuan hidupku sudah tiada. Jadi, untuk apa aku hidup, kan?

"Aku minta maaf, aku gabisa nahan sakit ini sendirian, sakit kak..."

Perlahan diriku mulai berjalan, sampai di bibir laut. Ku langkahkan kaki ku perlahan, hingga ku rasa badanku menjadi dingin karena suhu air terlalu tinggi. Nafasku terengah-engah saat air laut mencapai dadaku, tidak peduli. Yang ada dipikiran ku hanyalah Kak Mahen.

Tiba-tiba, tangan seseorang meraih tubuhku yang hampir menghilang dari balik air. "Apa yang kamu lakukan!?, aku tau kamu rindu, tapi bukan gini, kak Mahen nggak bakal suka, Jae..." nadanya memelan di akhir, dia membawa ku ke pinggiran sungai, dan membantu diriku menetralisir nafasku.

Jendra mendekap tubuhku erat-erat, seperti takut akan kehilangan. "Aku mohon, jangan gini, ya?" aku hanya terdiam dalam dekapan nyaman seorang Jendra.

"Bagaimana kamu tau aku disini?" iya sih, tadi kan pas aku tinggal, Jendra tidak melirik ku sama sekali, entah aku pergi kemana dia tidak terlihat peduli. Tapi tiba-tiba, sekarang dia disini.

"Aku ngikutin kamu, perasaan ku nggak nyaman, melihat kamu pergi dengan kondisi seperti tadi." memang kondisi gimana.

"Seharusnya kamu nggak usah peduli" menjeda sejenak "Kamu harusnya marah, benci aku Jen!!, benci aku.." tidak kudengar jawaban dari Jendra, yang ada dia sedikit melonggarkan pelukannya, dan menangkup pipiku yang basah, karena tangisan tadi.

✓MY PAGE - ANAGAPESIS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang