04. Ngabuburit Bersama Injun

82 27 54
                                    

Hari rabu bertepatan ulang tahun Injun adalah hari pertama awal puasa Ramadan. Dimana seluruh umat muslim di Indonesia, terutama bagi yang menganut Agama Islam, kita diharuskan melaksanakan puasa. Menahan hasrat akan makan minum serta hawa nafsu.

Puasa Ramadhan dimulai ketika matahari terbit hingga tenggelam matahari. Biasanya, pada jam rawan yaitu sore hari seperti sekarang, orang-orang mulai ngabuburit.

Berhubung Injun ulang tahun, hari ini rencananya mereka memberi kejutan selepas berbuka. Biar semuanya saling menikmati kenikmatan yang diperoleh di hari pertama puasa Ramadhan.

Nah, ceritanya Injun tuh diajak sama Nana dan Ecan ikut ngabuburit. Pada dasarnya Injun itu anaknya pemalas. Pemalasnya tipe mager. Nggak seperti biasanya, aneh aja gitu lihat Injun mode malas. Yah, wajar juga. Orang hari pertama, pasti nahan haus, nahan lapar, nahan emosi. Kudu sabar aja lah pokoknya.

Nana dan Ecan berusaha keras membujuk Injun, biar anaknya ikutan ngabuburit. Apalagi kalau di alun-alun kota beuh, pedagang cuanki, bakso, mie ayam, segala macam semuanya ada. Hal ini juga termasuk keistimewaan sendiri saat bulan puasa.

Sementara Ecan sama Nana bujuk Injun keluar ngabuburit. Mali, Jono, Icung, dan Kevin mendekor isi kosan. Yang nantinya bakal menjadi kejutan untuk Injun. Mereka mau bikin Injun tetap senang, semangat jalanin puasa pertamanya. Supaya dikenang Injun, ternyata memiliki teman modelan begini, istimewa. Meskipun rada makan hati, sengklek iya, tapi nggak pa-pa lah. Injun tetap sayang kok sama mereka.

Selagi masih sore dan belum waktunya berbuka, mereka sempatkan jalan-jalan di alun-alun kota. Siapa tahu nanti bakalan kebagian takjil. Bahkan setiap sudut kabel tiang listrik dihiasi oleh lampion-lampion berbentuk ketupat, bedug, dan kubah berbahan spon dengan berbagai macam-macam warna.

"Markili, mari kita liat dulu apa yang ada di sini."

Mata Nana tertuju sama orang yang jualan cumi-cumi bakar. "Et stop, ada cumi-cumi bakar hayuk kesana."

Nana itu anaknya suka sama hal-hal yang bikin penasaran. Waktu jalan-jalan tadi, belum sampai mengelilingi alun-alun, dia lihat ada orang jualan cumi-cumi bakar. Biasanya, setiap sore orang itu jualannya selalu laris. Nggak sampai jam sembilan malam sudah habis dagangannya.

Karena ramai, makanya Nana jadi penasaran. Orangnya jualan apa, begitu kata Nana.

"Ini terakhir ya, habis Nana beli cumi-cumi bakar, kita pulang." Kata Injun memelas, dia berusaha untuk negoisasi kepada Ecan.

Ecan menggeleng ribut. "Ape sih, Njun. Lu gak mau nyari takjil? Yaelah sayang banget kita pulang duluan. Padahal sekitaran area masjid ada orang bagi-bagi takjil."

"Yaudah iya."

Belum tahu aja Si Injun ini, teman kosnya lagi menyiapkan ulang tahunnya. Sebenernya Ecan juga nggak sabar sih sama apa yang lagi dikerjain di kosnya. Dia berusaha membiarkan Injun di alun-alun lebih lama biar anaknya nggak tahu kalau ada sesuatu.

Ecan melirik arlojinya, sekarang jam menunjukkan pukul empat lebih lima puluh. Waktunya masih tersisa sekitar satu jam lebih untuk berbuka puasa.

Sementara di sisi lain, Jono sekarang lagi di dapur. Sedangkan tugasnya mendekor itu bagiannya Mali, Icung, sama Kevin. Saat di dapur, Jono tiba-tiba lupa caranya bikin kue. Karena dia lama nggak pernah menyentuh dapur, seingatnya terakhir kali pas bikin kue kering buat lebaran. Itu pun dibantu bareng ibunya. Yah, cuma sekali doang sih, terus lupa. Meskipun pakai cara alternatif alias lihat tutorial di YouTube, hasilnya nihil.

Persiapan menghias ruang tengah hampir selesai. Semuanya tersusun rapi, tanpa ada yang ganjil. Tinggal nunggu bagiannya Jono aja. Sebentar lagi waktunya berbuka, tapi Mali merasa ada yang aneh. Dia kepikiran, dari tadi kenapa nggak ada suara-suara berisik gitu di dapur.

Warmindo Doremi | NCT Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang