Sore ini, Ecan sedang duduk di sebuah pos ronda yang berada dekat dengan lapangan. Seharian ini Ecan merasa, mengurung dirinya di kosan membuat dia gampang bosan. Anaknya tuh butuh suasana baru. Makanya, ketimbang nggak ngapa-ngapain, dia memutuskan keluar kosan. Sekalian makan angin.
Apalagi kalau sore kayak sekarang ini, beuh anginnya kencang banget. Bahkan sepanjang jalan komplek pohonnya ikutan joget-joget gara-gara kena angin tadi. Tapi, ini bukan tentang Angin Kencang yang lagunya milik Noh Salleh ya.
Biasanya, ketika menjelang ashar tiba banyak anak-anak kompleks menyempatkan kesempatannya untuk bermain selagi nunggu buat berbuka puasa. Kayak yang Ecan saksikan hari ini. Dia datang ke pos ronda hanya ingin nonton permainan sepak bola doang. Saking gabutnya dia, keluar kosan nggak cuma makan angin. Tapi, nonton sepak bola juga iya.
"GOOOOLLL! WOOO KITA MENANG!"
"Sombong pulak kau."
"Kenyataannya kita emang menang. Iri bilang."
"Dih, males."
Yah, as always tiap satu tim meraih kemenangan, selalu ada aja yang nggak terima dengan kekalahannya. Namanya juga bocah cilik.
Ngomong-ngomong, bocah-bocah komplek ini kira-kira puasa atau nggak ya. Mereka dengan entengnya malah main sepak bola. Belum lagi keringatan, apa nggak capek itu bocah.
"Dek, Abang ikutan boleh?" tawar Ecan.
Ketika permainan sedang berlangsung, Ecan tiba-tiba langsung nimbrung. Pengen aja gitu ikutan main, soalnya dia sudah lama nggak main bola.
"Boleh, Bang. Hayuuuu."
Kemudian Ecan akhirnya ikutan deh main bareng. Untungnya pas sore hari, saat itu matahari tidak terlalu panas
"DEK OPER KE ABANG!"
Salah satu bocah komplek yang merupakan timnya Ecan, mengoper bolanya ke Ecan. Ecan menendang bola dengan sekuat tenaga, tetapi bola itu tidak bisa ditangkap oleh penjaga gawang dan tidak mengarah ke gawang. Melainkan membentur tiang hingga bolanya ikut memantul mengenai seseorang yang sedang berkendara pelan.
"Eh, eh. EEEHHHH WAAAAA TOLOOONG."
GEDUBRAAAKKKKK!
Di depan bocah-bocah kompleks itu, seharusnya Ecan bisa menjebol gawang dengan tendangan kerennya ala-ala Lionel Messi. Rasanya, Ecan pengen cepat-cepat kabur dari sini. Soalnya, dia tahu betul siapa yang sempat mengaduh sakit sampai-sampai motornya ikutan nabrak pohon mangga berukuran cukup besar.
Kayaknya, kalau pulang situasinya juga bukan hal yang bagus.
***
"Gue tampol abis ini, awas lo."
Setelah Nana mengolesi salep khusus ke lutut Jono yang sedikit lecet dan sedikit memar akibat kejatuhan dari motor, kali ini dia bakalan nunggu sama seseorang yang bikin keadaannya bonyok gini. Dengkulnya Jono kena luka bakar gara-gara nggak sengaja jatuhnya bersenggolan dengan knalpot motor.
"Na, ambilin air dong. Kepala gue pusing, rasanya mau metong, asli deh."
Nana menonyor dahi Jono. "Puasa dodol. Minam minum."
"Lo kok kurang ajar banget sama gue! Jangan main tonyor tonyorin kepala bego. Pusingnya berlipat ganda merajalela!"
"Maap."
"Lain kali bawanya pelan-pelan. Alon-alon asal kelakon." sambung Nana, kemudian dia beralih mengobati beberapa luka memar di tangannya.
"Hng... Ecan kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Warmindo Doremi | NCT Dream ✓
FanfictionNgabuburit bareng pacar? Sori-sori jek, kita lebih pilih minum kopi sambil nunggu azan maghrib. Alias, puasa setengah hari. [edisi ramadan] © nanaaheng | march 23, 2023 bahasa non-baku, tw // harshword