"Hyuck—
"Hum, iya Mae?" Donghyuck baru saja keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan bathrobe dan mendekat ke arah ibunya
"Cepetan siap-siap, Mae udah siapin seragam kamu. Cepet turun dan sarapan ya" Jelas Ten, dan dia tersenyum melihat pupil mata anaknya yang membesar terkejut
"Sekolah, hari ini? Dimana?" Tanyanya heran, ibunya ini bahkan belum sempat mengajaknya untuk daftar ke sekolah— tiba-tiba saja seperti ini
"Udah siap-siap aja, nanti Ayah yang nganterin"
.
.
Donghyuck, menatap ragu ke arah gerbang sekolah tempat belajar nya yang baru. Ia menolehkan kepalanya ke arah Ayah nya, dan Johnny pengusap punggung anaknya memberi semangat
"Gapapa nanti juga terbiasa"Benar, tapi ia baru saja pindah kemarin di sini. Ia bahkan tak ingat jalan ke sekolah, mau pun jalan kembali kerumah— ia hanya merasa takut, sedikit
Gedung sekolah barunya cukup besar, walaupun tak sebesar sekolah lamanya— tapi ia cukup yakin, jika disini ia akan merasa lebih aman dan nyaman
"Ayah hanya mengantarkan aku disini?" Tanya Donghyuck sedikit memelas, ia gugup sekali sekarang— karena harus bertemu dengan orang-orang baru
Johnny mengangguk "Iya Hyuck, nanti Ayah jemput. Ayah sama Mae harus selesain urusan dulu" Mendengar itu, Haechan mengangguk pelan mencoba mengerti
Akhirnya, walaupun masih ragu Donghyuck berjalan perlahan. Terus berjalan lurus menuju satu bangunan yang berada di tengah-tengah sekolah yang pastinya itu tempat kepala sekolah—
Bangunan sekolah ini tidak semewah sekolah dulunya, tapi memukaukan dengan ciri nya sendiri— tampak seperti bangunan lama, entah ini sekolah peninggalan lama atau memang di bangun seperti ini
Bola matanya berbinar melihat bangunan dan tembok berukiran Hangeul, sepertinya sekolah ini terkumpul banyak ke senian— dan ia menyukai hal itu
Sibuk mengedarkan pandangan, manik matanya menangkap datu orang guru yang berpenampilan rapih, kini melihat ke arahnya dan memanggilnya untuk bertanya
"Seo Donghyuck, ya?"
Ia sedikit terkejut, tapi mencoba tidak tegang— mungkin Ayahnya sudah konfirmasi tentang keberadaannya, dan setelah mengambil nafas ia menjawab sambil mengangguk "I—iya"
Guru tersebut tersenyum maklum, "Ayo ikut dengan Ibu, Ibu tahu kamu ditempatkan dikelas mana dan kebetulan Ibu akan mengajar di sana. Panggil saja Ibu ini— Ibu Irene, wali kelas kamu bernama Bapak Taeil"
Lagi-lagi Donghyuck mengangguk pasrah, mengikuti guru tersebut dan berjalan sedikit ke belakang agar tak seperti berjalan beriringan
"Seo Donghyuck"
Siawa maupun siswi yang berada di kelas, sontak mengalihkan pandangannya melihat ke arah Donghyuck yang berdiri dengan rasa gugup mendominasi— entah mengapa orang-orang didepannya ini terlihat terkejut, padahal ia tidak menyebutkan kata yang salah
Ibu Irene, tersenyum ke arah para muridnya. Mempersilahkan Donghyuck duduk di bangku yang kosong—
Hari pertamanya ia bersekolah tidak menaruh banyak temuan— sejauh ini ia hanya berhadapan dengan Ibu Irene, selaku orang pertama yang ia temui dan yang bertugas mengajar dirinya,
Donghyuck, mengedarkan pandangan nya, kelas sedikit sepi dari sebelumnya karena mereka tengah bersiap— katanya ada kelas olahraga dan ia tidak ikut berganti pakaian karena belum mendapatkannya
Jadi ia memutuskan untuk melihat saja, biar diminggu berikutnya ia akan mengikuti pembelajaran olahraga. Sesaat— dalam keheningan yang menyelimuti diri, Donghyuck memasang earphone ditelinga nya hendak mendengarkan musik sebelum seseorang memanggil namanya
"Hai, Donghyuck" Sapa orang tersebut sebari menyunggingkan senyumannya
Hal— yang tidak pernah Donghyuck dapatkan di lingkungan sekolah lamanya,
Karena terkejut, Donghyuck hanya menatap seseorang tersebut tak bergeming— melihat wajah Donghyuck yang terlihat jelas jika sedang kebingungan
"Perkenalkan, aku Huang Renjun" Renjun, duduk disebelah Donghyuck setelah meminta izin
"Kau tau namaku?" Tanya Donghyuck dengan suara pelan
Renjun tertawa kecil "Bagaimana tidak, aku satu kelas dengan mu" Donghyuck terkejut lagi, padahal tadi ia sangat yakin tidak melihat sosok Renjun sebelumnya
"Aku terlambat dan harus menjalani hukuman dulu, dan melihat orang baru di kelas aku bertanya dahulu tentangmu kepada teman-teman" Jelas Renjun yang mengerti kemana fikiran Donghyuck yang berkecamuk,
Begitukah?
Ah— ini sangat canggung
Ungkap Donghyuck dalam hatinya yang tentunya tak diketahui Renjun, yang masih tersenyum— namun pandangannya tertuju ke lapangan sekolah
"Baiklah, aku akan bergabung dengan teman-teman dulu" Pamit Renjun
Donghyuck mau tak mau mengangguk, sebenarnya ia tak ingin Renjun pergi— karena ia tidak memiliki teman disini
Tapi, saat beberapa menit berlalu ternyata ia tidak se sendiri itu— guru disini cukup baik, Bapak Sehun selaku guru olahraga beberapa kali menyapa nya dan bertanya, apakah ia faham dengan teknik yang diajarkannya walaupun Donghyuck sendiri tak ikut adil berdiri di tengah lapangan, melainkan duduk manis di tribun
Bunyi lonceng, berbunyi nyaring di penjuru sekolah— suara langkah kaki sontak memenuhi gendang telinga Donghyuck. Ah— ini bel istirahat rupanya
"Donghyuck"
Oh astaga! Renjun benar-benar suka membuatnya terkejut,
"Maaf, aku tidak berniat mengejutkan mu" Sesal Renjun melihat wajah Donghyuck yang pias
"Tak apa Renjun, aku yang terlalu banyak melamun"
"Apa kau membawa bekal?" Tanya Renjun, pada Donghyuck yang menggelengkan kepala
"Kalau begitu, ayo ikut aku ke kantin untuk antri makanan" Ajak Renjun, tapi Donghyuck menahan genggaman tangan tersebut
"Kau tak ganti baju dulu?"
"Tidak, nanti saja" Huh— selain suka mengejutkannya, Renjun ternyata sedikit pemaksa. Lihat— bagaimana tangan putih tersebut menggenggam nya erat dengan sebuah tarikan
. . .
Kamis, 30 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE JENO [Nohyuck]
Short Story'Maaf, aku tidak bisa mendengarmu' 'Bisakah kau menuliskannya disini?' Donghyuck bungkam-melihat bagaimana seseorang bisa setenang ini? Terlebih dengan garis indah milik seseorang dihadapannya ini yang tengah menyunggingkan senyuman teduh sedikit an...