Sudah hampir sore hari, Jeno belum kembali— alih-alih ingat waktu pulang ia senang manghabiskan waktu bersama Donghyuck
Selain makanan disini enak, mainan yang dimiliki Donghyuck banyak walaupun ia harus berkali-kali menanyakan cara bermainnya seperti apa kepada sang pemilik
Keadaan Donghyuck membaik, bahkan dirinya dengan semangat mendudukkan diri saat Jeno datang di hadapan nya dengan gugup. Tentu saja, disampingnya ada Johnny dan Ten yang mengambil kesempatan untuk menyuapkan makanan pada Donghyuck yang mulai sibuk bermain
Setelah dirasa Donghyuck tak apa ditinggal berdua bersama Jeno. Kini kedua orang tua Donghyuck kembali datang bersama dengan orang dewasa lainnya
"Jeno—
" Tak ingat pulang?" Taeyong, Ibu Jeno. Datang seraya memberi tepukan pelan pada bahu putranya dan berbicara menggunakan bahasa isyarat
Jeno, awalnya terkejut. Tapi ia menundukkan kepalanya merasa bersalah. Dan Taeyong tersenyum melihatnya, meminta Jeno untuk membantu membereskan beberapa mainan yang berserakan
Sebelum Jeno pergi, Donghyuck sempat menyelipkan sebuah kertas kepada Jeno 'Jeno, bermain denganku lagi ya!'
Dengan senyum mengembang hingga kelopak matanya ikut membentuk garis senyuman. Donghyuck terkekeh geli, melihat Jeno yang melambaikan tangan ke arahnya
Setelahnya Jeno meletakkan satu mainan di atas meja belajarnya, sedikit lama— saat tangannya berhenti tepat di atas sampul tumpukan buku ; dan Donghyuck melihat semuanya
.
.
Terik matahari mulai naik hingga terasa sejajar dengan titik tengah kepalanya, wajar saja— ini sudah siang. Masih ada sekitar 10 menit untuk kembali dari taman, dimana banyak sekali anak kecil yang kembali dari sekolah mampir untuk sekedar jajan lalu kembali belajar di tempat les hingga sore atau bahkan malam hari
Jeno— menundukkan kepalanya melihat seekor kucing yang mendekat ke arahnya, karena merasa gemas akhirnya Jeno meraih kucing tersebut untuk ia bawa pada kursi taman sebari ia berteduh. Hari ini, ia tidak membawa kue jualannya dengan jumlah banyak karena ibunya mendapatkan banyak pesanan kue, ah— di bulan ini kebetulan banyak orang menikah, wajar saja jika ibunya mendapatkan banyak pesanan hingga tak sempat membuat kue kecil-kecil untuk ia jual
Tersisa sedikit,
Jika kembali pulang, sebenarnya tak apa— tapi jujur, Jeno sedang menunggu Donghyuck pulang, ia merindukan si manis berkulit tan itu. Tapi ternyata ini masih terlalu siang untuk anak sekolah di tingkat Donghyuck (SHS) . Yang ia dapati daritadi hanya anak JHS—
Dengan telapak tangan yang sibuk tergelitik dengan sapuan bulu lembut kucing dan gigitan kecil, berhasil membuat Jeno tersenyum di tengah-tengah sunyinya taman
Sepertinya, hari ini bukan waktu yang tepat untuknya bertemu dengan Donghyuck. Mungkin esok hari, ia bisa bertemu dengan temannya itu. Sekarang ia harus kembali, mungkin saja ibunya tengah membutuhkan bantuan di tokonya
Ting!
Taeyong menoleh, saat pintu depan toko terbuka. Siapa tahu itu pembeli— tapi ia menangkap tubuh tegap putranya tengah menggendong seekor kucing kecil bulat yang tertidur dalam pelukan putranya
Dengan itu, Taeyong mengajak Jeno mengobrol dengan bahasa isyarat
'Kucing lagi? Dari mana?' Tanya Taeyong
'Aku menemukannya di Taman, ia terus mengikuti ku— bolehkah?' Jawab Jeno, yang sudah meletakkan kucing tersebut di bantalan kecil
Taeyong menghela nafasnya 'Sudah terlanjur, bawa ke belakang ya, nanti kita bawa pulang'
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE JENO [Nohyuck]
Short Story'Maaf, aku tidak bisa mendengarmu' 'Bisakah kau menuliskannya disini?' Donghyuck bungkam-melihat bagaimana seseorang bisa setenang ini? Terlebih dengan garis indah milik seseorang dihadapannya ini yang tengah menyunggingkan senyuman teduh sedikit an...