Sudah satu minggu ia berada di desa Suncheon ini, satu minggu juga ia bersekolah dan mendapatkan teman-teman baru walaupun teman dekat yang ia pilih adalah Renjun— tapi setidaknya ia sudah kenal dengan orang lain selain Renjun kan
Dan— Jeno, entah mengapa Donghyuck masih memikirkan tentang laki-laki itu. Donghyuck bahkan sengaja datang ke sungai yang terakhir kali ia datangi malam itu, tapi Jeno tidak menunjukkan batang hidungnya disana— apa Jeno berjualan di tempat lain ya? Tapi di manakah
"HYUCK! CEPAT, NANTI ANTRIAN DI KANTIN BANYAK" Kalian pasti tau itu siapa, memang Renjun
Dengan malas, ia berjalan dengan sedikit lari karena Renjun menariknya untuk segera berjalan lebih cepat. Huft— padahal jikapun makanan antrian habis, ia tidak masalah sedikitpun— tapi dirinya tak boleh egois, Renjun ingin makan bersamanya dan dia tak boleh melewatkan makan siang
Setelah mendapatkan apa yang di mau, Renjun dan Donghyuck duduk di meja kantin yang kosong. Makan sebari berbincang
"Hyuck— mengapa kau pindah kemari, padahal kata teman-teman kau pernah sekolah di sekolahan yang bagus" Tanya Renjun
Donghyuck mengulum bibirnya "Memangnya tidak boleh pindah ke sini ya?"
Renjun memutar bola matanya malas "Tidak seperti itu, maksudku— sayang sekali kau tidak jadi menjadi salah satu lulusan murid sekolah elit disana"
Mendengar itu Donghyuck hanya ber—oh ria, sebari menganggukkan kepala "Disana tak nyaman, sekolah di sekolahan ternama justru membuat waktu istirahat ku habis. Aku harus meraih nilai yang tinggi agar tak tertinggal teman yang lainnya, jika nilaimu turun sedikit saja maka itu bertanda kau tertinggal— terlebih jika bukan menjadi salah satu orang yang kaya, maka akan berakhir dibully" Jelas Donghyuck
"Tapi aku yakin, kau tidak dibully disana. Kau terlihat kaya, dan kau juga pintar" Ungkap Renjun, dan Donghyuck bungkam akan itu
Karena tak mendapatkan jawaban, Renjun kembali memfokuskan diri kepada makanannya. Sedangkan Donghyuck, menimang-nimang tentang perkataannya. Tadi itu dia terlalu berlebihan tidak ya saat menjelaskannya. .
"Renjun, sekolah ini— sekolah lama ya?" Satu alis Renjun terangkat, ia menelan makanannya terlebih dahulu
"Tidak juga, sekolah ini belum berumur 10 tahun"
"Wah, aku pikir ini sekolah lama. Bangunannya sangat keren" Ungkap Donghyuck
"Bukannya lebih keren sekolah elite mu ya?"
Donghyuck mendengus "Kau benar, sekolah lama ku keren. Tapi menurutku sekolah ini lebih bagus— dan tebakan ku tak meleset jauh saat pertama kali aku datang di sekolah ini. 70% mengajarkan pendidikan dan 30% tentang seni"
"Benar, sudahlah habiskan makanan mu dulu. Sebelum lonceng tanda masuk berbunyi"
.
.
"Ayah"
"Astaga, Hyuck— Ayah lupa menjemput mu" Di sebrang sana, tampak Ayahnya Seo Johnny memekik karena lupa menjemputnya
Donghyuck menghela nafas nya, "Huh— yasudah Ayah, tak usah menjemput ku. Aku bisa pulang sendiri"
"Benarkah? Ayah bisa menyuruh supir menjemput mu" Pintar Johnny, ayolah— Ayah mana yang tak khawatir anaknya berkeliaran sendiri, terlebih Donghyuck masih baru mengenal lingkungan nya
"Tidak perlu Ayah"
"Baiklah, hati-hati. Telepon Ayah jika sudah sampai dirumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE JENO [Nohyuck]
Short Story'Maaf, aku tidak bisa mendengarmu' 'Bisakah kau menuliskannya disini?' Donghyuck bungkam-melihat bagaimana seseorang bisa setenang ini? Terlebih dengan garis indah milik seseorang dihadapannya ini yang tengah menyunggingkan senyuman teduh sedikit an...