Day 3 of Break Up

2 0 0
                                    


     Ini sesak, namun aku harus melaluinya. Sebenarnya, masih banyak kesakitan, kemalangan, dan hal lainnya yang belum aku sampaikan. Masih banyak tempat yang belum terkunjungi bersamamu, banyak jenis makanan yang masih belum aku cicipi bersamamu, nasi kapau, contohnya. Tanpa sadar, kamu memintaku untuk ikut andil di setiap rencanamu yang memang tidak pernah ada usaha untuk kamu mewujudkannya, tapi aku tahu, berencana adalah cara paling baik untuk membuatku senang dan tenang. Sampai saat ini, semua rencanamu itu tidak pernah terwujudkan. Kamu bilang, aku yang menyita banyak waktumu, tapi bukankah kamu yang tanpa sadar memintaku untuk turut andil dalam semua rencanamu?

     Katanya "berpisah itu mudah", tapi kok rasanya"setiap titik di kota ini adalah kita"? Aku tidak memaksa untuk lupa, tapi entah mengapa setiap teringat satu moment sepele saja aku langsung menderita. Apa kamu juga rasa hal yang sama? Atau hanya aku saja yang rasa? Munafik jika aku tidak mengakui bahwa aku tidak merindukanmu. Jika setiap bulir air mataku bisa berbicara, mungkin aku akan malu karena mereka pasti akan teriak karena kebosanan dan menyuruhku untuk berhenti merindukanmu. Ya, tangisku adalah tanda bahwa aku merindukanmu.

     Belum lama, baru menginjak 3 hari. Apakah aku bisa melaluinya? Atau aku akan luluh dalam pesona brengsekmu dan menyelami lagi lautan kesakitan?

-cnrs, 03.05.2022 23:55 day 2 Hari Raya

Notes of an OverthinkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang