EFMBQBO: Kita Semakin Jauh

27 19 0
                                    


HALOHAAAAA

AKHIRNYA SETELAH SEKIAN LAMA EXONERATE UP LAGIII YAYYYYYY😍😍

MUNGKIN UNTUK KALIAN (PARA PEMBACA EXONERATE YANG VERSI LAMA) AKU SARANIN BUAT BACA ULANG

BIKOSSS ADA BANYAK PERUBAHAN DARI BAB PERTAMA SAMPAI BAB INII

AKU HARAP KALIAN SUKA YAA

TERIMA KASIH SUDAH MENDUKUNG EXONERATE SAMPAI SEJAUH INI🥰🥰

LOPYU SEKEBON💖💖💖💖💖

HAPPY READING BABEEE

••

Sinar mentari menelusup ke indera penglihatan Chinta. Gadis itu mengerjapkan mata pelan lalu bangkit dari posisi tidur menjadi duduk lalu menguap lebar. Tubuh Chinta terasa pegal, memar kebiruan muncul di lengan dan kakinya. Chinta mendesah pelan. Sepertinya hari ini Chinta akan datang terlambat ke sekolah karena harus menyamarkan luka memar itu dengan foundation.

Semalam sesuai dugaan Charles, Chinta tidak akan bisa lepas dari Imelda meski mengendap-endap masuk rumah melewati gerbang belakang dan terbukti benar. Belum sempat menjelaskan alasan kenapa ia keluar malam, Imelda tanpa bicara langsung menyeretnya masuk ke tempat rahasia untuk memberi hukuman tanpa ampun. Tidak seorang pun boleh datang ke tempat itu. Kecuali Imelda sendiri dan Chinta.

Chinta mendesis kala rasa perih dari pergelangan tangan. Ia menunduk untuk melihat sekilas. Sialan. Akibat terlalu lelah dengan keadaan sekarang, setiap mendapat pukulan dari Imelda tanpa sadar Chinta melukai dirinya sendiri.

Chinta pikir ia bisa menahan diri untuk tidak menggoreskan benda tajam ke tubuh setidaknya tidak akan membuat Charles khawatir tetapi ternyata Chinta gagal. Ia tidak bisa menahannya.

Sebab, tidak ada yang bisa Chinta jadikan pelampiasan kecuali menyayat pergelangan tangan.

Sorry, Ly. Gue ngelakuin hal terlarang lagi, gumam Chinta. Lily pasti akan murka ketika tahu ada banyak sayatan menghiasi pergelangan tangan Nona Clarissa.

Chinta berdecak kesal. Siapa orang yang pagi-pagi begini menelponnya. Tangan kanan Chinta terulur menggapai benda pipih yang dibalut casing warna Lilac bergambar bunga daisy tersebut.

“Halo?”

"Chintaaaaa, lo harus tau berita yang gue bawa hari ini."

Suara Laura yang sedikit melengking tanpa sadar membuat rasa kesalnya hilang. "Berita apa, Ra?"

"Alexa udah sadar."

Mata Chinta berbinar - binar. Wajahnya langsung ceria setelah mendapat kabar bahwa Alexa siuman. "Beneran, Ra!? Lo nggak bohong, kan?"

"Beneran, yakali gue bohong. Kalau nggak percaya nih ngomong sama dia."

"Oke, cepetan kasih ke Lexa. Gue nggak sabar pengen ngomong sama dia," desak Chinta tidak sabaran. Senyumnya melebar seketika mendengar suara Alexa dari seberang sana. Syukurlah, nyawa Alexa bisa di selamatkan. Chinta sangat bahagia mendengarnya.

EXONERATE || ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang