“Ly, lo ngapain ngajak gue ke sini!? Kan udah gue bilang, gue nggak suka pantai!”Tibalah mereka berdua di sebuah pantai yang cukup jauh dari kota tempat mereka tinggal. Pantai berpasir putih yang jarang dijamah oleh banyak orang. Sebuah tempat di mana dulu Lily dan Kellan berhasil menyelamatkan Chinta dari gulungan ombak yang akan membawa Chinta tenggelam semakin dalam.
Lily melepas tangan Nona Clarissa cukup kasar setelah kaki mereka berhasil menyentuh tepi pantai. “Justru gue yang harusnya tanya, lo apa-apaan? Kenapa lo nyuruh kita buat berhenti cari bukti itu? Gue pengen tau alasan lo, Nona Clarissa. Jadi, jawab sejujur-jujurnya.”
“Privasi, Ly. Nggak semuanya lo harus tau—“
“Privasi atau karena lo dengar omongan yang enggak-enggak dari nyokap?” tepat sasaran.
Nona Clarissa membuang muka ke arah lain. Bisa Lily lihat bahwa adik majikannya itu kesusahan menelan ludah. Nafasnya juga terlihat tercekat.
“Nyokap lo bilang apalagi, Sa?”
“Gue nggak tau, Ly. Gue cuman mau kabulin omongannya mama. Lo tahu kan sebesar apa rasa benci mama ke gue, Ly? Besar. Besar banget sampai kemarin, waktu mama ngehukum gue mama bilang gue pantes mati. Gue lebih pantes mati ketimbang hidup Ly,”
Perkataan itu berhasil membuat Lily diam mematung. Alasan Chinta ingin menghentikan pencarian tersebut karena mama —selaku orang yang Chinta sayangi justru mengatakan hal tersebut.
“Jadi itu alasan lo nolak pencariannya dilanjut?” Lily hanya ingin mengkonfirmasi saja.
“Iya. Lo bayangin aja, Ly. Kita susah payah cari bukti tapi justru orang yang lo sayangin malah nyuruh lo mati. Gimana nggak terguncang mental gue?”
Chinta mengusap bulir-bulir yang mulai berjatuhan. “Gue mikir gini, Ly. Buat apa gue susah payah bertahan kalau ujung-ujungnya mama lebih senang kalau gue mati? Mama Cuma pengen Chintya hidup, mama ngga peduli kalau gue mati, Ly. Semua orang hanya fokus ke Chintya aja. Bukan gue. Jadi, selagi gue menghilang, keadaan Nixon bakal baik-baik saja.”
“Tapi kita nggak bakal tau ke depannya. Kalau seandainya lo terbukti nggak bersalah, kemungkinan sikap keluarga lo juga bakal membaik.” Lily mencoba untuk menemukan motivasi lain supaya pencarian barang bukti tersebut bisa mereka lanjutkan.
Namun, Nona Clarissa menggeleng lemah. Entah mulai lelah dengan keadaan dan mulai menyerah atau karena pendiriannya sudah kuat.
“Percuma, Ly. Membalikkan keadaan seperti semula itu nggak semudah membalik telapak tangan. Kebencian itu masih ada dan kemungkinan gue makin ditindas.”
“Nggak mungkin, Sa.”
“Mungkin saja, Ly. Kalau berita tersebut bocor di kalangan masyarakat, gimana pandangan publik ke Nixon? Gue nggak bisa bayangin image yang udah keluarga gue bangun sampai sekarang harus hancur karena fakta yang berhasil gue ungkap.”
“Dan, lo relain diri lo buat mereka?”
“Iya,” jawaban singkat namun membuat Lily ingin marah.
“Sinting!”
Baik Lily, maupun Nona Clarissa saling menatap lurus ke depan. Desiran ombak menerpa kaki mereka secara bergantian. Kesunyian itu berlangsung cukup lama. Seolah mereka tengah sibuk akan pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE || ONGOING
Teen FictionSingkatnya begini. Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan adalah impian sederhana dari gadis bernama Chinta Clarissa Nixon. #8 in Kara ~ 19/01/2023 #47 in Penggemar ~ 20/01/2023 #1 in Ram ~ 12/02/2023 #1 in Nixon ~ 19/02/2023 #1 in...