EVB CFMBT: Maaf

35 19 3
                                    


Kata orang remaja punya tingkat emosi yang selalu berubah-ubah tanpa sebab contohnya mudah marah dikarenakan sesuatu yang tidak jelas atau lain sebagainya. Sesuatu itu tengah dirasakan oleh Charles. Dia datang-datang langsung membuang helm mahal hingga membentur tembok. Kaca helm tersebut pecah berkeping-keping.

Sejak berada di sekolah dia ingin cepat pulang lantaran mendapat kabar dari Leo bahwa Chinta tidak masuk sekolah. Prasangka buruk mulai mengisi pikiran Charles ketika mendapati Imelda asyik bergulat dengan laptop atas meja. Sesekali menyeduh secangkir kopi hangat di temani roti kering. Tampak sang mama sepertinya sedang mengerjakan laporan perusahaan yang setiap hari selalu Imelda pantau.

"Issa mana?" tanya Charles. Nada bicaranya tidak enak di dengar terkesan menantang.

"Sekarang baru jam dua belas siang, kenapa kamu sudah pulang?"

"Nggak penting Charles pulang jam berapa. Mana Issa?! Mama apain dia sampai nggak masuk sekolah?"

Imelda menghentikan aktivitasnya. Menatap Charles tak suka. Anak laki - lakinya itu sangat berbanding terbalik dengan kepribadian Charlos yang justru tenang dan bisa diandalkan.

"Bukan urusanmu. Cepat kembali ke sekolah. Saya nggak mau kamu buang-buang waktu dengan peduli sama anak sialan itu."

Charles mendekat. Rahang semakin keras pertanda amarah pemuda itu sudah di ujung puncak sebentar lagi akan meledak.

"Anak sialan?! Mama bilang Issa anak sialan?! Dia anak mama. Issa anak mama. Berapa kali Charles bilang kalau dia anak kandung mama. Kurang keras, hah?! Mau aku perjelas biar mama dengar?"

"Charles Ardellio Nixon!" gertak Imelda. Wanita elegan tersebut bangkit dari kursi kerja bersiap untuk menghajar Charles agar tidak kurang ajar.

"Mama hukum dia lagi?" kini vokal Charles turun satu oktaf. Perlahan otot-ototnya mengendur. Dia tidak boleh kebablasan memukul Imelda.

"Bukan urusan kamu."

"Jelas itu urusan aku, ma. Chinta adek aku dan aku berhak buat bela dia. Sekarang aku tanya, mama mau masuk penjara atau minta maaf sama Issa? pilih ma!" Charles seolah mengajak Imelda bernegosiasi supaya Chinta bisa terbebas dari belenggu keluarga ini.

Charles tidak bisa membayangkan kondisi Chinta saat ini. Baru semalam dia mendapat pukulan dan hari ini? Charles yakin, Imelda sudah gila.

Sangat-sangat gila.

"Kamu ngancem mama?" disambut tawa jahat dari Imelda. Charles tak menyangka wanita yang ia sebut Cinta pertamanya bisa berbuat semena - mena. "Kamu nggak bakalan bisa masukin mama ke penjara. Ngerti?"

Charles menggeram. Imelda kembali ke tempat semula dan mengetikkan sesuatu. "Seenggaknya mama kasih dia makan. Mama tega liat Issa sengsara?"

"Tega. Mama malah bisa ngelakuin hal lebih gila dari ini," ucapan Imelda membuat bulu kuduk Charles berdiri. Bayangan Chinta yang mengerang kesakitan memenuhi pikiran Charles.

"Mungkin mama bosan dengan omongan Charles yang ini tapi Charles ngga akan lupa buat terus ingetin mama meskipun mama sering melanggar. Jangan sentuh Issa lagi," vokal Charles dingin.

"Makanya jangan main-main sama mama, Charles Ardellio. Sekarang kamu kembali ke sekolah! Jangan pulang sebelum bel pulang bunyi."

EXONERATE || ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang