Sore itu, ketika mentari mulai tenggelam dan langit berwarna jingga. Burung-burung bergerombol terbang ke arah yang sama. Hembusan angin itu menerpa wajah dua sejoli. Chinta dan Kellan saling duduk di ujung kursi taman. Canggung. Setelah perdebatan singkat beberapa hari lalu, mereka berdua belum memulai percakapan. Meski begitu, rasa penasaran Chinta telah terjawab. Kellan telah menjelaskan semuanya.
Imelda marah karena kemarin Chinta tidak pulang sama sekali sehingga Charlos menggantikan hukumannya. Jujur saja, Chinta sakit hati sekaligus tak enak kepada Charlos. Ia juga tidak habis pikir mengenai jalan pikiran Imelda. Charlos tidak salah, mengapa ia harus menerima hukuman?
“Seharusnya kamu bilang ke tante Imelda tentang alasanmu menghilang seharian, Sa.”
Chinta memainkan jemari tangan. Ia menggigit bibir dalamnya karena bingung. Tidak mungkin ia bercerita kalau kemarin sehabis pulang dari Rumah Sakit ia tinggal bersama Bi Inah. Sengaja. Daripada pulang ke kediaman Nixon dan memperoleh luka yang baru, lebih baik Chinta tinggal di rumah Bi Inah. Lebih aman dan lebih cocok sebagai rumah tempat ia pulang.
“Lan, kamu nggak mau tahu tentang luka ini?” cardigan yang melekat pada tubuh Chinta telah ia lepaskan. Kellan bisa melihat banyak sekali luka kering yang menghiasi kulit Chinta.
Dahi Kellan mengernyit. Pemuda itu menyentuh luka bakar yang mengering di daerah siku Chinta. “Sa, luka ini terjadi karena kamu tidak sengaja menyentuh besi panas atau ada yang sengaja mencelakaimu?”
“Menurutmu gimana, Lan?” tanya Chinta.
“Ada yang sengaja,” diluar dugaan Kellan, Chinta mengangguk. Sontak Kellan mencengkeram bahu Chinta erat. “Siapa?!” emosi pemuda itu meluap.
“Tolong kali ini jangan ikut campur lagi, Lan. Aku nggak mau kamu semakin dibenci sama Mama.”
Cengkeraman Kellan melemah. Wanita itu lagi. Mengapa semua penderitaan Chinta berasal dari wanita sialan itu? Kellan tidak bisa melihat Chinta menderita.
“Ini alasan kenapa kamu menghilang seharian?”
“Iya.” Jawab Chinta cepat. “Kamu jangan bilang ke siapa-siapa, ya? Cuma kita berdua aja. Kalo dipaksa Kak Ales, jangan mau. Pokoknya kita berdua aja. Oke, Lan?”
Kellan bimbang. Satu sisi dia ingin semua orang tahu tentang luka yang Chinta miliki supaya mereka sadar bahwa perbuatan mereka sudah di luar akal, sedangkan ada sisi di mana Kellan ingin menempati semua perkataan Chinta untuk tidak bercerita kepada siapa pun tentang apa yang tengah menimpa Chinta.
“Ini sudah keterlaluan, Sa. Bang Ray dan Bang Ram harus tahu mengenai keadaanmu. Nyawa kamu dalam bahaya.”
Chinta menggelengkan kepala. Tidak setuju dengan perkataan Kellan. Jika Ray dan Ram tahu, Imelda bisa dalam bahaya. “Enggak. Jangan sampai kakakku tahu. Aku nggak mau mama dibenci sama mereka berdua, Lan. Toh, ini nggak ada sangkut pautnya sama mereka.”
“Tidak ada sangkut pautnya bagaimana? Mereka kakak kandungmu. Otomatis mereka juga harus menjagamu. Orang-orang disini tidak bisa kamu andalkan, Sa. Power kami lemah. Kamu butuh bantuan mereka berdua.”
“Tapi aku takut, Lan.” Aku takut kalau nanti malah menyakiti Mama. Biarin aku aja yang sakit. Jangan mama.
“Takut kenapa? Justru itu hal yang bagus untuk dilakukan supaya kamu aman, Sa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE || ONGOING
Teen FictionSingkatnya begini. Bebas dari segala beban hidup yang selama ini dirasakan adalah impian sederhana dari gadis bernama Chinta Clarissa Nixon. #8 in Kara ~ 19/01/2023 #47 in Penggemar ~ 20/01/2023 #1 in Ram ~ 12/02/2023 #1 in Nixon ~ 19/02/2023 #1 in...