23

6.1K 532 9
                                    

06:23 -

"Kenapa uring-uringan?" tanya Mark heran sambil memakai seragam sekolahnya.

"Lupa bilang Bunda kalau gue nginep di sini," jawab Haechan panik.

Mark menghela napas panjang.

"Gue udah telepon Bunda semalem," ucap Mark.

Seketika Haechan tersenyum lebar saat mendengarkan jawaban Mark. Dengan segera Haechan berlari ke arah Mark dan memeluknya.

"Pintarnya pacar Seo Haechannnn!" seru Haechan manja.

Mark tersenyum kecil sambil mengusap kepala Haechan. Haechan mengangkat pandangannya dan menatap ke arah Mark, lalu tanpa basa-basi dia menepis tangan Mark dan mengganti Mark untuk memasang dasinya.

Mark tersenyum tipis, lalu dikecupnya kening sang kekasih.

"Pasti ada maunya nih," tebak Mark.

Seketika Haechan menyengir lebar.

"Malam nanti, gue mau kobam sama Lysander ya?" pinta Haechan.

"Balapan aja gue larang, Chan. Apalagi mabuk-mabukan. Bahaya buat kesehatan lo," peringat Mark jengah.

"Sekali doang mah gak apa-apa," jawab Haechan sambil mengerucutkan bibirnya dengan lucu.

"Your words are lies. Beberapa waktu yang lalu aja, lo bilang terakhir kali balapan. Tapi, gak lama lo balapan lagi," tolak Mark.

"Itu mah sebelum kita pacaran, kan? Sekarang udah pacaran loh," jawab Haechan dengan seribu satu alasan.

Mark menghela napas jengah.

"Jangan mabuk kalau gak ada gue didekat lo. Nanti lo ngelakuin hal yang nggak-nggak," peringat Mark.

Haechan memutar kedua bola matanya dengan malas saat mendengar jawaban Mark.

"Ck! Lo pikir, gue anak-anak yang gak tahu masalah mabuk atau nggak. Gue bahkan lebih berpengalaman daripada lo!" sinis Haechan.

Mark menghembuskan napas dengan cukup panjang saat mendengarkan jawaban Haechan.

"Ya udah kalau itu mau lo," final Mark.

Haechan tersenyum lebar, lalu berjinjit dan mencium bibir Mark. Mark tersenyum kecil, lalu membalas ciuman Haechan.

Mereka berciuman sekitar lima menit, lalu diakhiri oleh Mark karena takut kalau mereka terlambat untuk ke sekolah.

Kini, Mark dan Haechan sudah berada di mobil dan menuju sekolah.

"Nanti makan bekalnya, ya!" peringat Haechan.

Mark berdeham.

"Kotak bekal yang satunya buat siapa?" tanya Mark.

"Buat Jeno," jawab Haechan santai.

Mark menghela napas panjang.

"Gak tahu. Gue yang bodoh atau emang lo yang berengsek. Bisa-bisanya lo dengan terang-terangan selingkuh di depan gue," gumam Mark yang masih di dengar oleh Haechan.

Haechan tersenyum lebar.

"Kan, kita udah sepakat, Sayang. Gue bakalan putus sama Jeno kalau lo juga putus sama Koeun," ucap Haechan tanpa beban.

Mark hanya berdeham malas.

Entahlah, dia tak tahu maksud hubungannya dengan Haechan. Bagi Mark, ini terlalu toksik atau bisa disebut hubungan red flag. Tapi, mau bagaimana lagi, menolakpun tak bisa karena pesona Haechan tak main-main.

Pawang OSIS | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang