13

7.3K 662 16
                                    

WARNING ⚠️

Jangan lupa vote dan komen!

Jangan sider, hargai karya penulis!

•••••

05:23 -

"Diam mulu loh dari tadi. Masih mikirin masalah Mark?" tanya Jeno sambil menggenggam tangan Haechan.

Haechan menghela napas panjang.

"Sakit banget yang namanya cinta. Tahu gini, gak akan gue nyelam sedalam ini..." lirih Haechan.

Jeno terkekeh.

"Cinta gak selamanya manis, Baby," ucap Jeno.

Cup!

Jeno menggenggam tangan Haechan, lalu mengecupnya dengan lembut.

Haechan mengalihkan pandangannya ke arah Jeno sambil memasang wajah cemberut.

"Kenapa gue gak suka sama lo aja, sih?" gumam Haechan.

Jeno terkekeh kecil.

"Gak usah mikirin itu," perintah Jeno lembut.

Haechan mengangguk pelan, lalu kembali memperhatikan keluar jendela mobil Jeno.

Sekitar beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai juga di Neo.

Jeno turun dari mobilnya dan disusul oleh Haechan.

Berharap agar Jeno membukakan pintu mobil untuk Haechan sama seperti di film-film romantis? Tidak akan! Jeno juga tahu tempat bila melakukan hal romantis itu, alasannya karena mereka belum menjalin hubungan selain teman dalam dunia hobi.

Haechan berdiri di samping Jeno, lalu berjinjit dan mencium bibir Jeno beberapa detik.

"Fighting untuk hari ini!" seru Haechan sambil tersenyum lebar.

Jeno tersenyum tipis sambil mengacak-acak rambut Haechan dengan lembut.

"You too," jawab Jeno sambil mencium kening Haechan.

Haechan berlari kecil masuk ke dalam sekolah setelah mendapatkan ciuman kening itu, sedangkan Jeno menghela napas panjang sambil bersandar pada mobilnya.

Tak seseorang yang tahu bagaimana kelakuan Haechan dan Jeno di pagi hari ini, mengingat kalau mereka ke sekolah bahkan di jam lima pagi. Wow!

Haechan lebih memilih untuk langsung ke kelasnya dan menyalakan rokok, lalu menghisapnya dengan santai.

Haechan menghembuskan asap rokoknya dengan pelan, lalu menatap asap rokoknya dengan nanar.

"Hah ... Kenapa gue masih sayang sama Mark, sih?" tanya Haechan lirih sambil meremas dadanya.

Haechan menutup seluruh wajahnya pada meja, lalu mendengkus kasar.

Haechan menghabiskan sebatang rokoknya, lalu memilih untuk tidur dan menunggu waktu pelajaran dimulai.

"YO! LEE HAECHANNNNN!"

Pawang OSIS | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang