Chapter 4*

9 2 0
                                    

Saat perjalanan mengantar murid - murid baru Veren sambil menjelaskan ruangan – ruangan yang mereka lewati sambil melihat – lihat. Lalu mereka satu persatu bertanya tentang sekolah tapi tidak dengan Liona dia sibuk memperhatikan setiap wajah Veren yang tampan itu entah apa yang ada di pikirannya. Setelah mereka semua selesai bertanya, Veren pun melihat ke arah Liona dan menegur gadis dengan rambut panjang sebahu itu yang sedari tadi sedang bengong.

"Hey, Liona ada yang ingin kau tanyakan sebelum masuk ke kelas dan mulai pelajaran?" Liona pun terkejut dan sepontan menjawab

"Mwo. Tidak ada, semua sudah jelas terima kasih oppa."

"Kau yakin?" menaikan satu alisnya.

"Iya, semua sudah jelas tadi tenang saja."

"Dasar gadis aneh," gerutu Veren lalu melanjutkan jalannya lagi.

Tak lama mereka sudah sampai di depan ruang belajar mereka, yang telah di sambut oleh guru mereka di depan pintu masuk.

"Selamat datang siswa – siswa baru SPAS namaku Seon Jung Na guru kalian selama beberapa bulan ke depan dan aku dengan senang hati mengajar kalian banyak hal soal Performing Art. Semoga kalian bisa kerja sama denganku selama peroses belajar. Sekali lagi selamat datang dan sihlakan masuk di ruang kelas kalian."

Mereka menyambut dengan tepuk tangan dan wajah bahagia lalu satu persatu masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi masing – masing, semantara mereka sibuk mencari tempat duduk Vernon pamit untuk kembali ke kelasnya.

"Kalau begitu saya pamit dulu," membungkukkan badannya.

"Baiklah, terima kasih Veren."

Dan peroses perkenalan merekapun di mulai satu persatu murid memperkenalkan diri dan perkenalan berjalan lancar. Liona mendapat kursi di dekat jendela bersama teman sebangkunya Riana dan hari pun berlalu bell istirahat pun berbunyi dan mereka keluar untuk makan siang. Liona tidak memutuskan untuk makan siang, dia hanya keluar dan melihat ruangan – ruangan satu persatu saat dia berjalan ia melihat Veren dan teman – temannya sedang berlatih dance di ruangan khusus latihan, dan Liona melihat dangan seksama di depan pintu, dia sangat terpukau dengan gerakkan yang di lakukannya.

"Hana, dul ,set." songs playing (very nice – seventeen)

Di sana dia melihat satu orang yang tak asing menurutnya dan dia melihat dengan menyipitkan kedua matanya dan fokus melihat anak itu. Liona terkejut jika itu anak yang pernah ia temui yaitu Han Gojun, dia sedang berlatih bersama Veren dan teman – teman lainnya. Liona melihat selama beberapa detik lalu memfoto Veren dan Jun tiba – tiba Jun melihat ke arah pintu dan ia langsung pergi meninggalkan ruangan. Jun terus melihat ke arah pintu sambil berpikir apakah benar tadi itu Liona? Atau aku hanya halusinasi saja? karena terlalu lelah habis berlatih dan Veren menegur Jun.

"Hey, sedang melihat apa. Ada yang kau cari atau ada yang salah?" tanyamya bertubi-tubi.

"Ti tidak ada, aku hanya kelelahan dan berhalusinasi."

Vernon mengelus pundak Jun "Baiklah, kau memang terlihat kelelahan bagaimana kita ke kantin dan beristirahat di sana, aku rasa perutku mulai berbunyi," Jun tertawa mendengar perut Veren berbunyi seperti suara gemuru. Mereka pun bergegas ke kantin bersama.

Liona berlari ke kelasnya dengan wajah memerah dan nafas yang ngos – ngosan dan salah satu temannya menghampiri Liona dengan mengrutkan keningnya.

"Kenapa kau berlari. Apa kau habis di kejar beruang kelapara atau ada senior tampan yang mengejarmu?" melihat kearah belakang Liona untuk memastikan kalau ada yang mengejarnya, lalu Liona meluruskan badannya dan mengatur nafasnya yang masih ngos – ngosan.

"Ti tidak a aku baru saja dari ruang latihan di disana dan sepertinya aku ketahunan mengintip senior sedang latihan. Bagaimana ini aku takut," sambil menggit tangannya, lalu Riana menghela nafas.

"Ku kira ada apa. Sudah lah itu hal yang biasa, kau tak perlu ketakutan anggap saja mereka tidak melihatmu tadi. Ayo kita ke kantin sepertinya kau perlu minum dan aku juga sudah lapar. hey wajahmu memerah hahaha."

Liona menjawab dengan nada kesal "Itu tidak lucu."

"Haha keopta."

Dia merangkul pundak dan menarik Liona. Sampai di kantin setelah memesan minuman dan makanan Liona dan Riana duduk di tempat yang tak jauh dari Jun dan teman – temanya. Liona menoleh ke arah meja di sebelahnya ternyata itu Jun dan yang lainnya, dia langsung menundukkan kepalanya dengan wajah panik dan Riana menegur Liona dengan pikiran yang bertanya – tanya. "Kau sedang apa, wajahmu terlihat panik dan memerah. Ada seseorang yang melihatmu?"

Liona menunjuk kearah Jun duduk dengan wajah di tutupi makanan dengan gemetar.

"Oooh, itu kakak - kakak senior yang kau intip tadi," dengan suara yang besar hingga membuat wajah Liona semakin panik "Shuuuush, jangan keras – keras nanti mereka melihat ke sini."

Tak lama kemudian Jun melihat kearah Liona duduk dan Liona menyadarinya ia pun langsung terkejut, Riana langsung memutar badannya dan Jun menyapa Liona dengan lembut.

"Hi Liona? Kita bertemu lagi ya?"

Dia menjawab dengan gugup dengan senyum yang meringi "Hi I- iya oppa."

Jun menjawabnya dengan senyum manis yang bisa saja membuat anak – anak perempuan yang lain di sekitarnya pingsan atau kelepek – kelepek.

"Hey darimana dia tau namamu. Apa kau mengenalnya?" sambil menyeruput minuman kalengnya.

Liona menjawab dengan suara kecil "Tadi pagi aku bertemu dengannya, karenaaa... flash back ke capter 3

"Oooh, seperti itu kejadiannya, hmmm. Kelihatannya dia bukan orang yang galak."

"Walau begitu tetap saja aku gak tau apa yang ada di isi pikirannya," menunjuk kepalanya.

"Tenang saja. Tampaknya dia terlihat biasa saja itu tandanya dia tidak melihatmu tadi," bisiknya pelan.

"Waaah syukurlah," menghembukan napas legah.

"Eh apa tadi mereka terlihat keren saat latihan, mungkin saja kau melihat perut mereka yang sixpack?"

Wajah Liona langsung memerah mendengar pertanyaan temannya itu. Memang sungguh di luar dugaan. "Tidak tidak tidak, cheorte aniya."

"Jeongmalyo?" menatap Liona genit.

"Aish ini makan saja gak usah banyak tanya," menyumpal makanan dimulut Riana.

"Ehmm ini enak kau harus coba juga."

"Eh tunggu kau memakan nagetku..." ucapnya kesal.

"Ya, yang suruh masukan naget ke mulutku siapa tadi. kau sendiri."

"Yaaaah tapi aku juga mau."

"Kalau begitu aku ambilkan lagi untukmu yak au tunggu sini saja ok?" Liona menahan tangan Riana lalu menggelengkan kepala dengan wajah memelasnya itu, akhirnya dia merelakan naget itu. Di sisi lain tempat duduk Jun melihat tingkah Liona yang menggemaskan baginya sejak tadi namun yang lain tidak ada yang mengetahuinya karena sibuk membahas hal-hal konyol. Kita intip sedikit apa yang sedang mereka obrolkan.

"Sudah ku bilang jangan memompa bolanya terlalu kuat, kau harus ganti rugi itu bola kesayanganku tau," perotes Go Seung pada Lee Yoonji.

"Ya ampun itu hanya bola karet biasa kau bisa membelinya lagi di toko mainan," jawab Yoonji.

"Tidak mau, aku mau yang sama persisi dengan yang kau pecahkan," menggelengkan wajah dengan muka manyun.

"Aish mereka ini membuat kupingku berdengung saja," gerutu Won Ujin.

"Tak usah hiraukan makan saja, mereka akan terus begitu sampai lelah nanti," ucap Jeon. Yah begitulah isi perbincangan kedua anak itu tidak berfaedah bukan?

hey pembaca jangan diem aja sini interaksi kalo jadi temen deket kan enak hehe >-<V

Hidden Love [ SVT Ff ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang