Chapter 5*

7 2 0
                                    

Han Gojun atau kita sebut saja Jun mempunyai gigi yang putih dan senyum yang manis seperti gula – gula dan siapa saja yang melihatnya langsung jatuh cinta padanya, saat pandangan pertama ditambah wajah tampannya. Dan Veren juga mempunyai senyum yang lebar dan juga manis, wajah putih seperti susu dan rambut blondy yang sedikit keriting, Nam Jeon mempunyai wajah yang cantik, rambut yang sedikit panjang gaya mullet dan baik seperti malaikat, Won Ujin mepunyai mata yang sipit, senyum yang manis, wajahnya seperti bayi dan rambut yang berwana putih agak kekuningan. Sedangkan Lee Yoonji mempunyai rambut berwarna hazelnut, kulit yang putih agak sedikit coklat dengan senyum lebar yang tak kalah manis, untuk Go Seung dia mempunyai pipi sedikit tembam yang imut, warna rambut hampir sama dengan Ujin, warna kulit putih seperti Yoonji.

Veren pun melihat kearah Liona dan Riana, sambil memberi senyum kecil di wajahnya, dan Liona pun membalas senyumnya dengan wajah memerah. Jun sedikit iri dengan Veren karena dia di beri senyum manis dari Liona dan sedangkan dia dibalas dengan gugup, tetapi dia menerimanya dengan lapang dada, mungkin saja kerena Veren adalah senior favoritnya di lihat dari cara Liona tersenyum pada Veren tampaknya dia suka padanya. Ia pun menghela nafas panjang, dan mereka malanjutkan makan siang lagi, percakapan di meja Jun dengan Veren yang memulai duluan.

"Nanti kita lanjut lagi atau tidak? Soalnya kompetisi di mulai sebentar lagi."

Jun menjawab "Sepertinya kita lanjut setelah pulang sekolah saja, karena bagaimanapun juga kita harus tetap mengejar pelajaran yang tertinggal."

Jeon menjawab dengan santai "Benar, kita sudah cukup banyak tertinggal pelajaran bisa saja nilai kita turun di semester ini."

Ujin menjawab dengan serius "Iya, kompetisi penting untuk sekolah tapi nilai penting untuk kita dan masa depan kita."

Jun menjawab sambil memegang minumnya. "Jika kita lanjut sepulang sekolah tidak menganggu pelajaran, setuju kan teman – teman?"

"Setuju...!!" jawab mereka serempak dengan suara lantang.

Veren mulai memikirkan kata – kata mereka selama beberapa detik dan Veren memutuskan untuk melanjutkan latihan seusai sekolah. Bel masuk berbunyi dengan keras dan merekapun masuk ke kelas masing – masing.

Saat pelajaran sedang berlangsung Riana dan Liona sedang sibuk mengorek-ngorek sesuatu di kertas dengan serius sambil membuat sebuah rencana sebelum pulang ke rumah.

"Aku dengar mereka akan berlatih lagi sebelum pulang nanti," kata Riana menopang dagunya.

"Iya benar, jadi aku sudah membuat rencana bagus nanti."

"Rencana apa itu?"

"Kita akan membeli beberapa makanan dan minuman untuk mereka latihan nanti, tapi jangan sampai ketahuan," mendekatkan mulutnya ke telinga Riana.

"Waaaah itu ide bagus aku setuju."

Satu persatu dari mereka mengikuti pelajaran dengan semangat tak terasa waktu berlalu cepat dan bel pulang pun berbunyi. Semua murid keluar dari sekolah kecuali Jun dan teman – teman yang masih fokus dengan kompetisi dance mereka langsung ke ruang latihan dan melanjutkan latihan. Gerak demi gerak dan beat lagu terdengar memenuhi ruang latihan keringat merekapun keluar dari tubuh mereka, tapi semangat mereka tak berhenti. Tidak di ketahui oleh mereka Liona dan Riana memasukkan minuman ke dalam ruang latihan dengan menghendap – hendap seperti kucing ingin mengambil ayam di dapur, setelah itu mereka keluar dengan cepat agar tidak ada yang melihat. Tapi saat akan keluar pintu Ujin melihat ke arah pintu, dan mereka bersembunyi di belakang pintu karena tidak ada siapa-siapa ia pun memutarkan badannya lagi. Liona dan Riana menghela nafas dan secepat mungkin ke luar ruangan, rencana mereka berhasil.

"Yay! Kita berhasil....,"teriak Liona

"Iya, tos dulu dong Lio, pack!!" jawab Riana tak kalah heboh.

Secara tidak sadar suara mereka terdengar di ruang latihan dan mereka berlari kecibir ke belakang tembok. Ujin melihat keluar pintu dan memutar matanya ke sekitar dengan seksama. Tapi mereka telah bersembunyi di dekat belakang tembok lalu ia kembali masuk dan menutup pintu dan berjalan ke dekat dinding untuk bersandar karena lelah. Ia melihat minuman botol yang cukup banyak di sebelahnya Ujin mulai berfikir keras dan sambil mengerutkan kening. "Kenapa botol minuman ini ada di sini, siapa yang menarunya di sini. Apa ada yang masuk ke sini tadi? Hmm... sudahlah minum saja," ia mengambil satu dari botol minum itu dan berteriak memanggil teman – temannya.

"Hey! Teman – teman, sini istirahat dulu sambil minum ada banyak di sini kalian pasti haus."

Jun menyahut dengan santai "Wah wah wah, kau yang menyiapkan ini semua untuk kita?"

dan Veren mulai berbicara "Kapan kau keluar dan membeli ini semua, setahuku kau berada di sini bersama kita."

Jeon melanjutkan pembicaraan "Apa kau mepunyai kekuatan seperti flash yang bisa berlari persekian detik seperti kilat?"

dan Ujin menjawab dengan menggelengkan kepala sambil memasang muka mayun

"Tidak, ini bukan aku yang meletakannya di sini dan aku tidak sempat keluar untuk membeli ini semua. Dan aku tidak mempunyai kekuatan seperti itu, sumpah >-<V" tetapi mereka masih tidak percaya Jun mulai lagi sambil merangkul Ujin.

"Kau pasti bercandakan? Tidak mungkin semua ini ada di sini secepat itu kau pasti memesan kurir rahasia untuk membeli ini semua iya kan, ngaku saja," selidik Jun dengan jari telunjuk mencolet pipinya.

"Kau manis sekali Ujin, sepertinya aku ingin memeliharamu," lanjut Yoonji gemas.

Ujin menjawab dengan wajah jijik "Aku bukan kucing yang bisa kau gendong dan bawak pulang. Ya sudah minum saja, atau aku abiskan semua?"

Mereka menjawab serempak dengan melambaikan tangan "Jangan...!! Teganya kau."

"Haaaah, tak usah menatapku begitu membuatku geli."

"Kalau begitu lempar minumannya pada kami," pinta Yoonji.

Ujin melempar minuman pada mereka satu persatu, lalu duduk berdekatan sambil minum dengan membahas soal tadi. "Aku masih penasaran siapa yang membelikan kita minum begini," lanjut Jun.

"Sama aku juga, karena selama ini aku melarang para fans mengintip kita latihan agar bisa konsentrasi," jelas Veren lalu meneguk minumnya.

"Apa ini ulah Liona dan temannya ya?" ucap Jun menatap ke langit-langit ruangan.

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Ujin heran.

"Entahlah itu hanya firasatku saja," jawabnya lalu menghela napas.

Seung berpikir sejenak lalu menjawab dengan pipi mengembung "Tapi firasatmu bisa saja benar sih."

"Tadi aku juga merasa ada Yeoja yang masuk ke sini mungkin itu mereka," tebak Ujin sambil mengelap keringatnya.

"Apa jangan-jangan itu hantu ruang latihan kita ini?" kata Yoonji membuat bulu kuduk mereka seketika berdiri.

"Terus mereka terpesona dengan karisma kita gitu?" tanya Seung sambil memeluk Gojun katakutan.

Lalu Gojun mulai kesulitan bernapas karena Seung memeluknya terlalu kuat. "Ohok ohok hey tolong lepaskan pelukanmu itu aku tak bisa bernapas."

"Shiro, aku takut."

"Haaah kau ini payah sekali mana ada hantu sore begini," jawan Veren. Setelah membahas soal hantu dan mencoba menenangkan Seung yang ketakutan mereka mengakhiri latihan yang melelahkan ini.

sekarang aku usahain buat update sehari dua chapter biar kalian puas ya, jadi jangan lupa vote dan comment >-<V

Hidden Love [ SVT Ff ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang