Bab 6

5 2 0
                                    

Note: Tandai kalau ada yang typo📍
Kritik dan saran diterima asalkan yang membangun.

📌Happy Reading

"Ma,Pa, Kak.. Aira berangkat dulu ya" pamit Aira sambil mencium tangan mereka.

"Iya.. bekalnya jangan lupa dimakan" ucap Mamanya mengingatkan.

Ya. Mamanya selalu membuatkan Aira bekal. Selain higienis, juga hemat uang jajan. Aira juga lebih suka membawa bekal sendiri dari rumah dari pada jajan di kantin sekolah.

Shuttt  jangan bilang bilangnya.. makanan di kantin dua kali lebih mahal dari harga biasanya.

Setelah selesai berpamitan, Aira segera berangkat ke sekolah. Beruntung bus yang akan ditumpanginya datang tepat waktu sehingga Aira tidak perlu menunggu lama.

Aira berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ke kelasnya. Namun suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Hai Aira.." sapa seseorang itu. Suara laki laki, sepertinya Aira tahu itu suara siapa.

Demi memastikan apakah tebakannya benar, Aira membalikkan badan dan benar saja itu suara Elang yang sudah beberapa kali bertemu dengannya.

"Oh hai juga," balas Aira.

"Lo baru nyampe ya?" tanya Elang.

"Iya. Lo liat sendiri gue masih pake tas,itu artinya gue baru nyampe," jawab Aira setengah kesal yang hanya dibalas kekehan dari Elang.

"Nanti jam istrahat kita ke Perpus yok," ajak Elang.

"Ini beneran Elan beneran ajak gue ke perpus? Kita kan belum terlalu akrab," batin Aira.

Melihat Aira yang sedang melamun, Elang menepuk pundaknya.

"Heii! mau gak? Lo juga suka baca buku, kan? Kayaknya lo belum pernah ke Perpus sekolah deh," ujar Elang.

"Hmm boleh deh. Ntar gue ke sana, lo duluan aja."

"Oke sip deh, gue duluan ya," pamit Elang disambut anggukan kepala dari Aira.

Mereka pun berpisah dan menuju kelas masing masing.

Kring kring....
Jam istrahat telah tiba.

Aira segera menuju ke Perpustakaan sekolah. Ia juga penasaran bagaimana isinya,karena selama ia bersekolah di Cipta Bangsa School, Aira sama sekali belun pernah ke Perpustakaan sekolah.

Ternyata sudah ada Elang yang menunggunya di sana sambil membaca sebuah buku.

"Lo udah datang ternyata. Ayo kita keliling dulu, supaya lo bisa hapal nanti letak letak buku yang menurut lo bagus," ajak Elang.

Aira hanya mengekori langkah Elang.
Tapi tiba tiba netra Aira melihat ada sebuah pintu. Yang berarti di balik pintu itu ada ruangan atau semacamnya.

"Gue tau lo penasaran sama pintu itu. Gue juga kok pas awal awal."
Tebakan Elang benar.

"Hmm di balik pintu itu ada apa?" tanyanya penasaran.

"Gue juga gak tau. Pintu itu selalu terkunci. Kata penjaga perpusnya gak boleh dibuka, kepala sekolah yang melarang," jawab Elang.

Aira mengangguk angguk seolah paham, tetapi hatinya penasaran.

"Udah gak usah dipikirin. Gue juga kayak lo pas masih pertama masuk ke perpus ini. Tapi karena gue gak mau buat masalah, rasa penasaran gue ini gue kubur dalam dalam," kata Elang.

"Udah kita lanjut aja. Lo mau pinjam buku gak?" tanya Elang.

"Bentar.. gue masih mau liat liat dulu."

"Okey."

"Btw gue pulang duluan ke kelas.... ada tugas yang belum gue selesaikan," kata Elang.

"Iya. Thanks udah nemenin gue,"ucap Aira berterimakasih.

"Santai aja. Kapan kapan gue bakalan nemenin lo lagi ke sini". Yang hanya dibalas senyuman dan anggukan dari Aira.

Setelah Elang menghilang dari pandangannya, Aira lagi lagi menatap penasaran pintu itu.
Kenapa pintu itu dilarang untuk dibuka?
Pertanyaan demi pertanyaan hinggap di kepala Aira.

Tapi kemudian, Aira menghilangkan rasa penasarannya dan lanjut memilih buku mana yang akan dia pinjam.

Udah segitu dulu yaaa..
Bab berikutnya diusahakan ceritanya panjang.

Jangan lupa follow, vote, komen, atau share cerita ini.

Love u all.

Awal Pertemuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang