Bab 7

1 0 0
                                    

Note: Tandai kalau ada yang typo📍
Kritik dan saran diterima asalkan yang membangun.

📌Happy Reading


"Lo tau gak kenapa ada pintu di perpustakaan yang gaboleh dibuka?" tanya Aira pada Nina yang sedang asik memakan Mienya, ya mereka sedang berada di kantin.

"Hah?? Ga salah lo nanya gue? Salah besar say. Gue aja ga pernah ke perpus," jawab Nina sambil menyeruput mienya.

"Ckk.. masa lo ga ada dengar sesuatu gitu tentang pintu di perpus itu," tanya Aira sekali lagi.

"Beneran. Gue gapernah denger. Ada apasih?" Nina balik bertanya.

"Ga jadi ah lupain. Gue terlalu overthingking " jawab Aira.

"Ehh lo denger gosip ga? Katanya di sekolah kita ini ada yang korupsi," bisik Nina pelan.

"Emang iya?? Kok gue ga denger," tanya Aira.

"Yaelahh kerjaan lo kan cuma baca buku,ga tertarik sama dunia pergosipan," celetuk Nina.

"Emang iya sih. Ehh tapi pelakunya udah ketahuan?" Tanya Aira.

"Belum."

"Kok bisa?"

"Ya mana gue tau.. yang pasti, pelaku belum diketahui. Sumpah yah kalo gue tau pelakunya, bakalan gue geprek tu kepalanya," sungut Nina kesal.

"Orang tua kita cape cape bayarin uang sekolah, eh malah dikorupsi. Gila tu orang, kayak gak ada kerjaan aja," omelnya lagi.

Beberapa orang melihat aneh ke meja mereka, Nina berbicara terlalu keras.

"Shuttt lo pelan pelan dong kalo ngomong malu diliatin orang," bisik Aira.

"Ehh maaf hehe gue terlalu kesal soalnya."

"Udah kita ke kelas aja yok.. bentar lagi jam istirahat selesai."

Mereka berdua pun menuju ke kelas.

📌📌

Setelah jam pelajaran selesai, teman temannya sudah pulang hanya tersisa Aira seorang di kelas. Aira juga segera bergegas membereskan mejanya dan pulang. Untuk menuju ke gerbang sekolah, Aira harus melewati ruang guru.
Saat sudah sampai di depan pintu, Aira mendengar suara orang sedang berbincang.

"Masih ada guru ternyata" gumannya dalam hati.

Aira sekilas mendengarkan perbincangan orang itu.

"Bagaimana jika ada yang curiga," kata seseorang yang Aira bisa tebak itu adalah laki laki.

"Tenang saja, tidak ada yang akan tahu selagi kamu pintar menyimpannya," itu juga suara laki laki.

"Apa yang mereka perbincangkan? Aneh sekali," gumam Aira juga dalam hati.

Karena tidak ingin ketahuan menguping, Aira memilih untuk segera pergi dari tempat itu.
Di perjalanan pulang, Aira terus memikirkan perbincangan dua orang laki laki yang kemungkinan adalah guru. Aira tidak mengenali suara mereka berdua.

"Ah kenapa sih.. banyak yang bikin gue kepikiran akhir akhir ini," guman Aira kesal.

.......


"Pak.. saya takut nanti ada yang menyadari semua kejahatan kita. Jika ketahuan, koensekuensinya besar pak," ucap salah seorang laki laki.

"Alahh sudahlah.. kamu tidak perlu takut. Kamu butuh uang bukan?? Jadi ikuti saja instruksi saya," balas seorang laki laki lainnya.

"Tapi pak. Apa bapak tidak takut?"

"Buat apa takut. Saya sudah merencakan ini matang matang jadi tidak ada yang perlu ditakutkan."

"Baiklah. Saya ikut bapak saja."

Seseorang di balik pintu terkejut terheran heran, Elang.
Ya, orang itu adalah Elang. Ia terkejut mendengar pembicaraan kedua orang itu. Rasa curiga dirasakan olehnya tapi tidak berani berspekulasi sendiri. Elang butuh teman untuk sharing akan hal ini.
Dengan segera ia mengambil handphonenya dan mencari sebuah nomor telepon.

Elang sedang mencari nomor telepon Aira yang dimintanya kemarin di perpustakaan.
Kemudian ia mendial nomor tersebut. Yes... tersambung.

"Halo.."ucap Aira.

"Halo.. ini Elang. Bisa kita ketemu sebentar? Ada yang pengen gue omongin. Penting!!" Kata Elang.

"Oh kak Elang ya?? Oke ketemuan di Cafe Waer ya kak"

"Oke gue tunggu"

Setelah bertemu, Elang langsung menceritakan segala yang ia dengar tadi.

"Iya kak. Gue juga pernah denger pas gue mau pulang sekolah. Gue dengernya singkat doang sih.. samar samar juga" ucap Aira.

"Mereka ngomongin apa?" Tanya Elang.

"Ya pokoknya pembicaraan mereka takut ketahuan. Tapi ga tau ketahuan ngapain" jawab Aira.

"Sama aja kayaknya dengan yang gue denger tadi. Gue ngerasa curiga"

"Iya kak. Gue juga.. gimana kalo kita selidikin aja?" Ujar Aira tiba tiba.

"Ga usah deh kayaknya. Nanti kita dapat masalah"

"Ckk lemah lo kak... siapa tau ini ada hubungannya sama orang yang korupsi itu" ucap Aira.

"Yaudah deh.. kapan kapan kita selidikin masalah ini." Akhirnya Elang menyetujui saran dari Aira.

"Eh kak.. kita ga sedeket ini loh kemarin hahahaha" celetuk Aira tiba tiba.

"Iya yakk. Gapapa lah sekarang udah deket" ucap Elang.

Aira yang mendengar ucapan Elang hanya tersenyum. Sedangkan Elang yanh melihat senyum Aira, terpana sejenak.

Melihat Elang yang begong, Aira langsung menepuk pundak Elang.

"Heh kak.. bengong aja,ntar kesambet loh" yang dibalas kekehan dari Elang.

"Pulang gihh.. udah malam, sorry ya gue ajak ketemuan malam malam gini" kata Elang.

"It's okey. Gapapa kak.. gue balik duluan ya" pamit Aira.

Mereka pun kembali ke rumah masing masing dengan perasaan yang tidak bisa diketahui apa itu.

......


Cieeee ada apa nihh
Kepo deh hahaha
Segitu dulu ya gess kapan2 up lagi.
Jangan lupa votenya.

Love u all

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awal Pertemuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang