Ditengah keramaian orang, Shira melangkahkan kakinya untuk pergi ke kantor asosiasi. Sejak bergabung di regu petualang, Shira sangat menantikan petualangan yang akan terjadi padanya. Cerita Lynn tentang petualangannya dengan Yuri selalu membuatnya terpikat.
Ketika melewati pasar, matanya tampak tak bisa berhenti melihat barang-barang yang dijual di sana.
"Semua barang-barang itu terlihat menarik!" batin Shira sembari memegangi tangannya yang hampir mengambil uang untuk membeli barang-barang itu.
Setibanya di tempat tujuan, ia melihat-lihat papan pengumuman dan mencari komisi yang baginya mudah dilakukan. Ia sengaja memilih yang mudah karena Yuri dan Lynn tidak bisa menemaninya hari ini, mereka tengah sibuk dengan rapat mengenai ekspedisi menuju Vintervalt yang sebelumnya mereka lakukan.
Di antara semua komisi yang dipajang, matanya terpikat dengan salah satu komisi yang datang dari seorang Herbalis.
"Dia minta dicarikan beberapa jenis tanaman herbal untuk obatnya, mari kita lihat jenis apa saja yang ia perlukan," gumam Shira.
"Ada bunga Embun Lentera, bunga Manik Rubah dan jamur Api. Untungnya aku tahu bagaimana rupa dari semua tanaman itu berkat Kak Lynn yang juga seorang Herbalis, tapi jamur Api … Kak Lynn bilang itu termasuk tanaman berbahaya."
Tiba-tiba seorang pria yang nampak kelihatan lebih tua daripada Yuri menyerobot dan mengambil komisi itu dari papan, Shira sontak menghentikan tangan pria itu, namun ia malah ditatap balik olehnya dan diejek.
"Huh, kenapa? Kamu menginginkan komisi ini? Maaf ya adik kecil, tapi siapa cepat dia dapat. Lagipula, ada komisi yang jauh lebih cocok untuk pemula sepertimu daripada komisi ini," ucap pria itu sembari menunjuk komisi mencari anak kucing di papan pengumuman.
Orang-orang hanya tertawa dan Shira yang baru pertama kali dipermalukan di depan umum tentunya tak tahu harus berbuat apa, marah kepada mereka hanya akan membuatnya dicap kekanakan. Pada akhirnya ia merelakan komisi mencari tanaman herbal itu diambil pria tadi.
Namun belum sempat pria itu beranjak dari tempatnya berdiri, bahunya tiba-tiba dipegang oleh seorang laki-laki berambut hitam acak-acakan dengan iris mata berwarna hijau. Itu adalah Yuri, sedangkan Lynn hanya menatap mereka dari meja resepsionis.
Mengetahui orang yang memegang bahunya itu adalah Yuri, pria itu tiba-tiba nampak ketakutan seolah melihat hantu di siang bolong.
"Lama tak jumpa, Swann. Setelah hampir dipenjara karena mengejek seorang gadis yang ternyata anak kesayangan seorang saudagar dari Wadi Al-Najma, sepertinya kamu masih belum kapok, ya?" ujar Yuri dengan tatapan yang sangat menyeramkan, ini pertama kalinya Shira melihatnya.
"Uwah! A-apa maksudmu Kak Yuri?" jawab pria bernama Swann itu dengan panik. Ketika Yuri memberitahunya bahwa Shira adalah anggota baru regunya, Swann langsung meminta maaf dan memberikan komisi yang Shira inginkan dan langsung lari kalang kabut.
"Pria itu memanggilmu 'Kak', apakah ia lebih muda darimu?" tanya Shira sembari menatap Yuri, dan ia hanya mengangguk tuk menjawab pertanyaan itu.
Shira cukup terkejut dengan fakta itu dan lalu bertanya, "Jika diingat-ingat, Kamu belum pernah memberitahuku, sebenarnya berapa umurmu?" Yuri tiba-tiba langsung pergi menghampiri Lynn tanpa menjawabnya.
"Eh? Jangan pergi! Mengapa kau merahasiakan umurmu?" seru Shira sembari menyusulnya.
Ketika ia berhasil menyusulnya, Yuri langsung bersembunyi di balik Lynn seolah-olah mereka sedang bermain petak umpet.
"Yuri, hentikan itu, kau seperti anak kecil," keluh Lynn, "padahal kau orang yang cukup dihormati di antara petualang lain di Kota Ostha. Omong-omong, Shira, komisi apa yang tadi mau kamu ambil?" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azaria : Journey To Unknown
AventuraSetiap perjalanan selalu memiliki ceritanya masing-masing. Entah itu pertemuan, perpisahan, maupun kisah asmara. Lynn dan Yuri, selalu menantikan hal-hal semacam itu sebagai seorang petualang. Walaupun beberapa cerita memiliki akhir yang menyedihkan...