Chapter 8 : Penyelidikan di Kerajaan Tetangga

3 1 0
                                    

"Katakan padaku, bagaimana bisa orang yang berhasil mendapat berkat dari Asterik Runea hanyalah seorang petualang biasa?"

"Mendapat berkat dari Asterik Runea?" seru William dan Shira tidak percaya.

Kedua bocah lelaki itu menatap Yuri dengan tatapan penasaran, bagaimana bisa lelaki di hadapan mereka ini mendapat berkat dari Asterik Runea yaitu Lamia, yang terkadang memanggil dirinya sendiri dengan nama Calliope.

Orang-orang yang mendapat berkat dari Asterik akan memiliki kemampuan untuk memanipulasi energi kehidupan yang terbatas hanya di tanah kekuasaan sang Asterik tersebut, dengan kata lain, kemampuan itu tidak dapat digunakan di luar benua dimana seseorang mendapat berkat itu.

“Coba kuingat lagi … saat kami masih bertiga dan tengah dikejar bandit di jalur Avalanche. Kak Yuri mengangkat tangannya menghadap ke arah bandit itu, mengucapkan sesuatu dan wus! Akar-akar tumbuhan tiba-tiba tumbuh dan keluar dari dalam tanah, memerangkap para bandit yang mengejar karavan ini dalam sekejap!” ujar Shira mengingat-ingat momen itu.

“Apa yang ia ucapkan waktu itu, Kak Shira?” tanya William penasaran setelah mendengar cerita itu.

“Aku tidak ingat sepenuhnya, tapi jika tidak salah inti ucapan itu adalah ‘Wahai Lamia sang penjaga Runea, pinjamkan aku kekuatanmu!’" jawab Shira antusias sambil menirukan gerakan Yuri waktu itu.

"Keren!" seru William.

Sementara kedua bocah itu sedang asik sendiri, karavan mereka terus melaju. Mereka berangkat pagi sekali, dan ketika matahari sudah berada di atas kepala, rombongan tim ekspedisi sudah berada di luar wilayah ibukota.

Perlu sekitar enam atau tujuh hari untuk sepenuhnya keluar dari wilayah ibu kota kerajaan Ramone. Dan karena mereka bergerak bersamaan sebagai rombongan, perlu sekitar dua minggu untuk sampai di perbatasan wilayah antara Kerajaan Ramone dengan Kerajaan Eau De Terre.

Di perbatasan itu, mereka disambut oleh salah satu adipati kerajaan Eau De Terre. Mereka dipersilahkan membuat kemah untuk beristirahat, malam itu mereka pun berdiskusi untuk membuat rencana.

Berdasarkan rencana yang sudah disepakati, tujuh regu petualang yang ada besok pagi akan berpisah dan menyelidiki wilayah yang sudah dipercayakan masing-masing. Shira yang ikut mendengarkan, mendapati bahwa regunya mendapat wilayah bagian selatan untuk diselidiki.

Setelah diskusi selesai, semuanya pergi tidur di tenda masing-masing dan bersiap untuk penyelidikan di esok hari. Yuri tidur di karavan, sedangkan Lynn dan yang lain tidur di tenda.

Malam itu udaranya terasa dingin, William sedikit menggigil hingga ia tak bisa tidur. "Dingin sekali …," keluhnya. Ia kemudian bangun dan melihat ke sekeliling, mendapati semuanya masih tertidur. Tiba-tiba ia melihat Yuri masuk ke tenda dan ia bertanya padanya, "Ada apa Will? Tak bisa tidur?"

William mengangguk, ia juga sedikit terkejut karena mendapati Yuri masih terjaga. "Ini pertama kalinya aku tidur di alam terbuka, jadi kurasa aku masih tidak terbiasa dengan suhu di malam hari yang dingin," ucap William menjelaskan.

Yuri yang mendengar itu kemudian pergi karavan dan kembali lagi dengan membawa sebuah mantel, "Pakai ini," ucapnya.

"Itu wajar bagimu. Walau letak Kerajaan Ramone berdekatan dengan pegunungan salju Avalanche, kamu yang jarang keluar rumah tak akan menyadari perbedaan suhunya karena rumahmu memiliki perapian," candanya sembari memberikan mantel itu ke William.

"Namun dinginnya malam di perbatasan Eau De Terre tidak bisa dianggap sepele karena wilayah ini berdekatan dengan Samudra Iedya," lanjutnya.

Sebelum Yuri sempat berbalik untuk kembali tidur di karavan, William memegangi lengan bajunya dan bertanya, "Besok pagi kita akan kemana?"

Azaria : Journey To UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang