Chapter 10 : Kepulangan yang Tak Terduga

2 1 0
                                    

Kepulangan Yuri, Shira dan William dari mengecek ladang gandum desa Orveil membuat teori Lynn terkait munculnya wabah semakin menguat. Sesuai dugaannya, ada Jamur Api yang tumbuh di gandum-gandum itu.

Kepala desa Orveil yang mengetahui hal itu pun lalu menghimbau warga untuk hati-hati dengan makanan yang dibuat dari gandum. Di sisi lain, Lynn langsung menyuruh Yuri untuk memberi tahu informasi ini ke semua relawan di seluruh penjuru Eau De Terre. Hal ini hampir membuat perdagangan gandum hitam di dalam kerajaan Eau De Terre terhenti, dan ini berlangsung hampir satu bulan sejak penemuan Jamur Api itu.

Beberapa warga yang terkena efek beracun Jamur Api itu ternyata juga mengalami halusinasi, beberapa dari mereka mati setelah efek racunnya habis dan beberapa selamat dengan bantuan obat-obatan. Ada pula warga yang terpaksa diamputasi bagian tubuhnya yang membusuk karena peredaran darah yang terhenti.

Dua bulan setelah penemuan Jamur Api, kondisi Eau De Terre sudah sedikit membaik meskipun menelan korban jiwa. Saat itu jugalah, tim ekspedisi dari Kerajaan Ramone dipanggil ke ibukota kerajaan Eau De Terre untuk acara perjamuan sebagai ucapan terima kasih atas bantuan dalam menangani wabah.

Seperti saat keberangkatan mereka ke Eau De Terre, rombongan tim ekspedisi dipimpin oleh Sang Putra Adipati Mudwalter—Tuan Viktor. Saat karavan-karavan milik tim ekspedisi melewati jalanan ibukota Eau De Terre—Vournex, para rakyat menyambut kedatangan mereka bagaikan sebuah festival.

Di perjamuan itu, William dan Shira menyantap beberapa hidangan perjamuan sambil bercanda ria, sedangkan Lynn dan Adler mengawasi mereka sambil makan. Sedangkan Yuri, ia terpisah dari mereka secara tidak sengaja.

Ketika ia mencoba mencari mereka, ia melihat sosok tuan Viktor. Rambut coklatnya yang panjang diikat rapi, ia mengenakan pakaian formal elegan dengan jubah yang terdapat gambar lambang keluarganya—dua serigala yang melolong di bawah pohon cemara.

Para gadis bangsawan ramai-ramai mengerumuninya, mengajaknya untuk berdansa bersama. Akan tetapi, ia menepis mereka di kala Yuri terlihat di jangkauan pandangnya. Ia menghampiri dan menyapanya dengan senyum kecil.

"Permisi, engkau pasti tuan Yuri bukan? Sang pemenang Archaic Blessing sepuluh tahun lalu." Yuri terperanjat saat ia tiba-tiba mengatakan itu, kemudian ia mengangguk. Senyum di wajah tuan Viktor semakin mengembang, ia lalu menjabat tangan Yuri dan berkata, "Saya sangat senang dapat bertemu anda."

"Dari sekian banyaknya gadis bangsawan yang mengajak anda berdansa, tidak kusangka tak ada seorangpun yang berhasil memikat anda. Jangan bilang, anda telah terjerat akan pesona saya?" ejek Yuri sambil tersenyum kecil.

Mendengar itu, Viktor tertawa kecil dan berkata, "Tentu saja tidak. Karena di hati saya, hanya ada Nona Elise seorang." Namun setelah mengatakan itu, ia tiba-tiba terdiam, keningnya mengerut dengan mata yang tampak sendu.

Yuri kemudian bertanya, "Nona Elise ... maksud anda sang putri dari pemilik tanah ladang gandum—Elise Weizenfeild?" Viktor mengangguk dan kembali berkata, "Meskipun saya sangat mencintai Elise, namun saya tak tahu harus apa saat mengetahui Pangeran Albert juga jatuh hati padanya. Sebagai pewaris tahta satu-satunya, beliau tentu mempunyai kuasa untuk menjadikan Elise sebagai permaisuri dengan mudah. Saya tak punya kesempatan untuk menikahi Elise, andai kata itu terjadi."

Yuri terdiam mendengar itu dan tidak tahu harus berkata apa. Namun Viktor tiba-tiba tertawa kecil dan berkata, "Terima kasih karena bersedia mendengarkan kerisauan saya, Tuan." Lantas Yuri membungkuk sopan dan membalas, "Bukan masalah. Semoga anda segera menemukan solusi atas kerisauan anda, Tuan.

"Oh iya, tuan Yuri. Bila berkenan, bisakah anda mengajari saya cara memakai Archaic Blessing?"

"Dengan senang hati."

Setelah perjamuan berakhir, esok harinya para anggota tim ekspedisi dari Ramone bersiap pulang. Kepergian mereka diiringi dengan sorak-sorai terimakasih dari para rakyat jelata untuk mereka. Di perjalanan, mereka menyanyikan berbagai lagu untuk mengusir rasa bosan serta untuk membantu para kusir tetap terjaga.

Sedangkan di barisan terdepan, Viktor duduk di dalam karavan sambil menyenandungkan alunan nada yang indah. Salah seorang bawahannya tiba-tiba berkata, "Alunan nada itu entah kenapa terdengar familiar, kira-kira dimana saya pernah mendengarnya, ya?"

Viktor tersenyum kecil, "Kamu lupa? Itukan nada yang biasa Elise senandungkan saat dia ingin menjumpaiku," ucapnya. "Karena anda kini menyenandungkan nada itu, apakah ini berarti anda sudah tak sabar untuk menemui nona, Tuan?" goda sang kusir.

Ia tertawa kecil dan menjawab, "Yah ... kurang lebih seperti itu." Tak lama berselang setelah dia mengatakan itu, tiba-tiba senyumnya padam dan sorot matanya yang semula penuh cinta kini dipenuhi kebencian.

"Aku ingin segera menemui Elise dan mendekapnya erat sebelum pangeran brengsek itu mengambil ia dariku."

Hari demi hari berlalu. Ketika rombongan mereka sudah memasuki wilayah ibukota Ostha, bau asap yang lumayan menyengat tercium oleh semua orang. Dari dalam karavan, Shira bisa mendengar suara orang-orang yang gaduh.

William mencoba menengok keluar dan yang ia dapati adalah, kobaran api yang sangat besar di sebelah selatan kota Ostha. Api besar itu membumbung tinggi ke langit malam, sedangkan asapnya mengepul tebal ke seluruh penjuru ibukota. Abu beterbangan kemana-mana seolah terjadi hujan malam itu.

"Ada kebakaran besar di selatan kota Ostha!" teriak William. Lynn mencoba menengok keluar juga dan terkejut saat menyadari api itu berada di wilayah ladang gandum.

Para warga berlarian kesana kemari dengan rasa takut terlintas di pikiran mereka, bagaimana jika apinya akan merembet ke rumah mereka karena angin yang cukup kencang malam itu? Di tengah-tengah kepanikan itu, sosok berkuda tampak menghampiri karavan milik Viktor. Ia memakai jubah merah yang kusam akibat abu yang menghujani ia.

Saat Viktor dapat melihat rupa orang tersebut dengan jelas, ia langsung berkata, "Bukankah anda adalah Tuan Luke? Kakak laki-lakinya Elise." Luke kemudian turun dari kudanya dan berkata, "Ya, itu saya."

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa bisa terjadi kebakaran besar di wilayah keluargamu, Tuan Luke?" tanya Viktor.

Luke tak langsung menjawab, melainkan berjalan menghampiri Viktor dan memegang pundaknya erat. "Itu karena Pangeran Albert. Selama kepergianmu ke Kerajaan Eau De Terre, beliau terus-menerus mengirim surat lamaran ke Elise tiap harinya. Meski adikku itu telah menolak semua lamaran itu mentah-mentah, akan tetapi beliau tak mau menyerah."

"Namun malam ini adalah puncaknya, saat beliau tahu bahwa kau akan pulang ke Ramone malam ini, beliau langsung memerintahkan para prajurit untuk menangkap Elise dan membakar ladang gandum kebanggaan keluarga kami."

Viktor yang mendengar itu pun berdecak kesal, ia turun dari karavan dan meminta bawahannya untuk membawakan kuda. Namun bawahannya bertanya dengan nada khawatir, "Tuanku, apa yang hendak engkau perbuat dengan kuda ini?"

"Aku akan menggunakannya untuk mendatangi pangeran itu dan membawa Elise kembali dari genggamannya!"

Bersambung ...

Azaria : Journey To UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang