"Gesa, kapan aku bisa pulang?" Tanya seorang gadis yang duduk di bangsal dengan pakaian ala rumah sakit.Ia bertanya kepada suster yang sedang menyiapkan obat untuk pasien atas nama Karina Kareinina. Penyintas Bipolar selama kurang lebih dua tahun tinggal di Rumah Sakit Jiwa.
Tatapan kosong nya tak luput dari penglihatan Gesa, suster yang menjadi teman setia pasien nya. Merasa kasihan melihat latar belakang yang terjadi pada wanita berparas ayu itu.
"Jangan khawatir, kamu akan segera dipulangkan sebentar lagi. Asal rajin meminum obat." Gesa menyodorkan beberapa pil dan tablet kepada Karina.
Namun, Karina hanya menatap datar obat obat yang ada di tangan Gesa. Tidak berminat untuk meminumnya lagi. "Sampe kapan aku harus minum obat terus!" Gerutu Karina tapi tetap saja dia mengambil obat itu dan meneguknya bersama dengan air putih.
Gesa tersenyum lembut, wanita itu lebih tua setidaknya lima tahun dari pada Karina. Gesa sendiri sudah menganggap Karina sebagai adiknya.
"Sekarang saat nya istirahat." Kemudian Gesa membantu Karina merebahkan diri dan menyelimutinya. Langit sudah Nampak semakin gelap, pertanda malam akan tiba.
"Aku bosan." Lagi Karina mengeluh, ia menatap langit-langit kamar nya, sembari memikirkan banyak hal di kepala. "Ges, kira-kira Vincent suka sama aku gak ya?" Tanya Karina tiba-tiba, matanya menerawang.
Gesa tersenyum samar mendengar pertanyaan Karina. "Gak ada alasan buat laki-laki gak suka sama kamu, Rin."
Iya Karina memang di anugerahi paras super cantik khas wanita-wanita pribumi. Rambut hitam legam sedikit ikal, kulit sawo matang yang membuat lebih manis, yang paling cantik dari bagian Karina adalah matanya. Bulat dan bulu mata nya lentik panjang.
Tiba-tiba pandangan Karina meredup. "Tapi aku ini gila." Tawa sumbang terdengar.
Gesa terlihat tidak menyukai pendapat Karina yang mengatakan 'gila'. "Hei. Gak ada yang namanya orang gila, Rin. Yang ada mereka cuma sakit, tapi bukan fisik yang sakit, melainkan jiwanya."
Suster berpakaian serba biru itu melangkah mendekati pasien nya, kemudian mengusap lengan Karina lembut seolah memberi kekuatan. "Jangan pernah lagi anggap diri kamu gila, Okay?"
Karina tersenyum lembut membalas. Dirinya memang selalu tenang kalau Gesa yang menangani.
"Besok kita berjalan di sekitar taman. Sekarang kamu perlu istirahat."
"Besok tolong hubungi Vincent kesini. Aku kangen sama dia." Karina tersenyum membayangkan sorot hangat yang selalu di tampilkan oleh lelaki itu. Membuat dada nya kian membuncah.
*****
Sore menjelang malam, Zoya baru menyelesaikan kelas terakhirnya di jam 2 sampai 4 sore. Bersiap pergi ke sebuah caffee untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen tadi bersama Jeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying My Ex
FanfictionTinggal serumah dengan mantan yang dulu pernah menyakiti nya? Zoya dengan sifat barbar dan gengsi yang sangat tinggi harus di hadapkan dengan mantan kekasih nya, Vincent, yang memiliki sejuta trik licik dan sikap yang bisa membuat siapapun meleleh. ...