Di kediaman Salvarinos, kakeknya Vincent, situasi tampak menegangkan. Diruang keluarga yang megah dan elegan terdapat dua keluarga yang merupakan anak anak dari Salvarinos.
"Ayah, Hendri sudah memiliki segalanya, warisan dari mendiang ibu dan sekarang ayah ingin anaknya yang memegang perusahaan ayah?" Hendra, saudara kembar dari Ayah nya Vincent tampak murka dengan informasi yang dia dapatkan dari pertemuan dua keluarga ini.
Ditempat itu terdapat keluarga inti Vincent beserta keluarga Hendra yang hanya terdiri dari satu anak laki-lakinya, Bryan.
Salvarinos mengepulkan cerutunya, dia duduk di singgasana teratasnya. Umur yang sudah sangat senja, kini saatnya untuk membahas siapa yang akan duduk di kursi nya sekarang. Dan Salvarinos memberitahukan bahwa Vincent lah kemungkinan terbesar yang akan mendudukinya.
"Karena memang dia yang pantas mendapatkan nya, Hendra." jawab Salvarinos dengan nada santai namun masih terdengar tegas dan menakutkan bagi beberapa orang kecuali Hendra, si anak yang selalu membangkang orang tua nya sedari dulu.
Hendra murka, kebencian mengguar disekelilingnya tertuju kepada Hendri beserta keluarga kecilnya itu. Sementara anak lanang nya, Bryan. Lelaki culun yang tidak minat terhadap tahta tersebut hanya diam menyaksikan kemurkaan sang ayah.
Sebetulnya Bryan sama tampan nya dengan Vincent, tetapi semua itu tersembunyi dibalik kacamata bundar yang entah betulan minus atau hanya gaya saja dan segala penampilan culun nya.
"Bukannya ayah bilang, jika salah satu dari mereka memiliki istrilah yang akan meneruskan usaha ayah?" kini Hendri angkat suara setelah lama berdiam. Dirinya tidak memihak siapapun, dan tentu tidak masalah jika Bryan pemegang kekuasaan selanjutnya.
Salvarinos menatap datar atap-atap megah rumahnya seraya menghelakan nafas lelah. Dia ingin keluar dari bisnis gelap nya ini, tapi itu semua hanya bisa dilakukan oleh penerus selanjutnya. Dan yang berhak mendapatkan adalah cucu kedua nya, Vincent.
"Aku sudah memutuskan perjodohan untuk kalian berdua, cucuku," Kakek tua berkumis putih itu menatap bergantian kepada dua cucu nya yang duduk bersebrangan.
Lantas membuat Bryan apalagi Vincent membeliak. Dipikiran Vincent kakeknya telah mengingkari janjinya tempo lalu. Sedangkan dipikiran Bryan, dirinya tidak ingin memiliki pendamping hidup yang membuat kehidupan pria itu rumit, ya seperti ayahnya.
"Jika dijodohkan dua-duanya berarti siapa yang akan meneruskan ini, kakek?" tukas Vincent.
Si tua angkuh itu tersenyum miring pada cucu kesayangannya, dia tahu jelas apa yang ada dipikiran anak muda itu.
"Intinya bukan perjodohan nya. Tapi siapa yang berhasil sampai menikah, dialah pemenangnya."
Semuanya sontak kaget, sejak kapan kakeknya seintens ini untuk urusan jodoh orang lain.
"Ayah, mereka masih terlalu muda untuk menikah, mental mereka belum siap sepenuhnya dan mereka masih fokus dengan pendidikan," Hendri membela anak muda yang malang harus menerima perjodohan sialan ini. Dia pikir itu bukan solusi tapi masalah.
Semua setuju, kecuali Hendra tentunya. Pria setengah baya itu pasti akan memaksa anaknya untuk menikah bahkan secepatnya.
"Ini adil bukan, dengan begitu tidak akan ada kesirikan dalam hal apapun." Salvarinios sedikit menyinggung anak lelaki nya yang sialan itu.
Bryan angkat tangan. "Izin berbicara kakek. Kenapa harus dengan menikah, menurut saya tidak ada hal yang relevan dengan syarat tersebut?" tanya Bryan, dia sejujurnya menolak keras pernikahan. Tapi Hendra langsung memelototinya seolah berkata, Diam kau anak kurang ajar, jangan berani membantah
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying My Ex
FanfictionTinggal serumah dengan mantan yang dulu pernah menyakiti nya? Zoya dengan sifat barbar dan gengsi yang sangat tinggi harus di hadapkan dengan mantan kekasih nya, Vincent, yang memiliki sejuta trik licik dan sikap yang bisa membuat siapapun meleleh. ...