XI. Hot Morning

1K 57 2
                                    

⚠️Chap ini mengandung 🔞 penuh!⚠️ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ‎‎‎‎‎‎‎‎‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Chap ini mengandung 🔞 penuh!⚠️
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
‎‎‎‎‎‎‎‎‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
‎‎‎‎‎‎‎‎‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ‎ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
‎‎‎‎‎‎‎‎‎
Wei Wuxian membuka matanya.

Sesuatu yang ia rasakan saat ini adalah rasa tidak nyaman yang sangat tidak nyaman untuknya. Nafasnya terdengar berat, seluruh tubuhnya telah berkeringat.

Ugh.. apa aku demam?

Wei Wuxian menutup kedua matanya begitu merasakan sakit pada kepalanya. Ia tahu, ini akibat terlalu banyak menangis kemarin, menyebabkan kepalanya sakit hingga demam.

Ia dapat merasakan sebuah plester kompres di dahinya. Merasakan sensasi dingin dari tempat itu.

"Haa.. panas.." Gumamnya.

Wei Wuxian baru menyadarinya, kalau Lan Wangji sedari tadi telah berada di sampingnya. Sosok itu menatapnya lurus, ia terlihat jelas khawatir dengannya.

Ia benar-benar tidak pernah membayangkan hari seperti ini akan datang, dimana ia dengan berani bertatapan dengan Lan Wangji.

Wei Wuxian terlalu senang, ia sangat ingin memeluk Lan Wangji sekarang. Dengan mata sayu Wei Wuxian melirik sosok tersebut. "Lan Zhan.."

"Mn? Apa tubuhmu sakit?" Tanya Lan Wangji.

"Tidak, hanya tidak nyaman.." Wei Wuxian kembali menutup kedua matanya, rasa sakit dikepalanya terus menyerang.

"Wei Ying, katakan padaku. Apa yang kau butuhkan? Berhenti membuat ekspresi kesakitan seperti itu." Ucap Lan Wangji. Jelas hatinya sakit melihat ekspresi kekasihnya tersebut.

Wei Wuxian kembali meliriknya. Ah, aku merasa dejavu. Ia mengulurkan kedua tangannya pada Lan Wangji. "..Lan Zhan." Lan Wangji sangat peka, ia segera memeluknya. Kini Wei Wuxian dalam posisi duduk, ia menenggelamkan wajahnya di pundak Lan Wangji.

Hangat.. Wei Wuxian mengusel kepalanya di pundak Lan Wangji, bagaikan seekor kucing yang nyaman dengan majikannya.

Lan Wangji tidak ingin lama-lama, ia takut hal itu berdampak pada kondisi Wei Wuxian yang masih lemah, ia segera menidurkannya kembali. Jujur saja, Wei Wuxian kecewa karena ia melepas pelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What if?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang