"Woah.."
Mata Wei Wuxian berbinar-binar melihat sejumlah uang yang berada di dalam tas yang dibawah oleh Xie Lian.
Siapa tahu? Ternyata mereka mendapatkan hadiah karena memenangkan sparing yang ajaib kemarin.
"Kita benar-benar mendapatkan hadiaaahh?? Waahh, padahal tahun kemarin tidak seperti ini!" Wei Wuxian masih kagum, ia terus melihat tas tersebut.
Wei Wuxian berkacak pinggang, ia menyengir. "Ayo shopping!!"
"Memangnya kau itu wanita?" Ejek Luo Binghe.
"Memangnya wanita saja yang bisa belanja?" Shen Qingqiu menyindir dengan mengangkat dagunya keatas.
Luo Binghe bungkam.
"Boleh juga, ayo shopping." Ujar Hua Cheng setuju, ia meraih Xie Lian dan merangkulnya.
"Apa harus merangkul Lian Lian?" Tanya Wei Wuxian.
"Tentu saja, nanti hilang."
"Hah?"
"Jadi, kita akan pergi kapan?" Tanya Shen Qingqiu.
"Sekarang!"
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ
"....."Kenapa aku disini lagi?
Lan Wangji menghela nafas.
"Ayo berpencar." Ucap Hua Cheng.
"Kenapaaa?" Wei Wuxian menurunkan bibir atasnya.
"Begini, aku dan Lian, Qingqiu dengan Binghe." Hua Cheng tersenyum. "Dan kau, dengan Wangji."
Wah! Wei Wuxian mengangkat alisnya. Ide bagus!
Wei Wuxian menangkap tangan Lan Wangji. "Baiklah! Ayo pergi!" Ia membawa sang empu pergi.
"Kau peka sekali, memberinya lampu hijau langsung." Ujar Shen Qingqiu.
"Kekeke...."
Disisi lain, Wei Wuxian tengah berjalan-jalan menelusuri seluruh mall di lantai bawah masih dengan menarik Lan Wangji.
Wei Wuxian terlalu senang, kapan lagi ia bisa mempunyai waktu berdua saja dengan Lan Wangji?
"Astaga, lihat dua orang itu, romantis sekali."
Wei Wuxian segera melepaskan genggamannya.
"A, ahahah.. Maaf, Lan Zhan. Aku terlalu bersemangat."Lan Wangji mendengus. "Kekanakan-Kanakan."
"Hehe." Wei Wuxian menyengir. "Bagaimana kalau kita belanja makanan saja?"
"Terserah kau saja."
"Okeee!!"
Tidak disadari, dua jam telah berlalu sejak mereka berpencar. Hua Cheng tidak mengatakan harus berkumpul dimana dan jam berapa, jadi, Wei Wuxian terus bersenang-senang berbelanja disana.
"Aku semaput~" Wei Wuxian menyentuh perutnya yang telah penuh oleh makanan.
Lan Wangji mengelap bibirnya menggunakan tisu, kemudian meletakkannya kembali. Ia berdiri menghampiri Wei Wuxian. "Aku akan ke kamar mandi."
"Oke."
Lan Wangji menatapnya.
"Apa?" Wei Wuxian berkedip.
"Jangan kemana-mana."
"Aiyoo, kau khawatir denganku? Tenang saja, aku tidak akan hilang!"
Lan Wangji mendengus, ia segera pergi.
Wei Wuxian menoleh, menatap punggung besar Lan Wangji yang mulai menghilang.
Sekitar 5 menit Wei Wuxian menunggu, Lan Wangji masih belum kembali.
Tidak mungkin Lan Zhan buang air besar disini, kan? Wei Wuxian mengulum bibirnya. Ayolah, Lan Wangji terlalu lama.
Di sisi lain, orang yang ditunggu-tunggu Wei Wuxian telah dikerumuni oleh puluhan perempuan yang keluar dari kamar mandi.
"Tuan! Bisa tolong berikan nomormu?"
"Aku! Aku yang duluan!"
"Awas kau!"
"Hei! Antri dibelakang!"
"Jangan dorong-dorongan!!"
"Tuan! Namaku-"
"Jangan sokab! Aku duluan yang kesini!"
"Apa apaan kau?!"
Lan Wangji mendengus kesal.
"Hei."
"Ya?!" Beberapa perempuan mengangkat suara.
"Keluar dari jalanku."
"..apa?"
"Tuan-"
"Kubilang, jangan menghalangi jalanku."
"....."
Melihat beberapa dari mereka membuka jalan, ia segera maju dan mempercepat langkahnya. Pasti Wei Wuxian telah menunggunya lama.
Namun, nihil.
Lan Wangji mengusap wajahnya gusar.
Kemana anak itu?
"Lan Zhan!"
Lan Wangji menoleh. Manik emasnya menemukan sosok Wei Wuxian yang datang dengan berlari seraya membawa sebuah gulali yang berbentuk kelinci.
Lan Wangji hanya terdiam menatap Wei Wuxian yang datang dengan ekspresi seperti anak kecil yang baru saja di belikan jajan dari ibunya.
"Lan Zhan! Lihat-lihat, gulalinya berbentuk kelinci!" Wei Wuxian tersenyum memperlihatkan gigi-giginya.
Lan Wangji menghela nafas. "Memangnya kau anak kecil? Ayo pergi."
Wei Wuxian mengerutkan dahinya. "Begitu saja? Kupikir kau akan lebih ekspresif melihat gulaliku!"
Gulalimu? "Cepatlah, sebentar lagi akan gelap."
"Tidak mau."
"Berhenti merengek, ayo pergi."
"Engg!" Buk!
"....."
Lan Wangji bungkam melihat Wei Wuxian ngambek dengan menghentakkan kakinya kelantai.
Astaga. Lan Wangji ingin tertawa rasanya melihat ekspresinya, ia berdehem singkat.
Lan Wangji mendengus, tidak ada cara lain. Ia langsung menangkap tangan Wei Wuxian dan membawanya pergi keluar dari mall, mencari teman-teman yang lain.
Wei Wuxian mengejamkan kedua matanya berkali-kali.
Woah.. Lan Zhan baru saja menggenggam tanganku?
Wei Wuxian tersenyum.
Hihi!
-Izaalea

KAMU SEDANG MEMBACA
What if?
Fantasía"Aku membencimu, dan aku mencintaimu." Lan Wangji Konflik ringan [mungkin] Fast update Mengandung 🔞🔞🔞