CHAPTER 05✓

206 18 0
                                    

Merapat readers💙💙💙

Monmaaf baru bisa up semoga kalian suka🤗

Typo bertebaran jangan lupa komen
Plissh tinggalkan terus jejak kalian🥺

Sebelum membaca jangan lupa follow
Ig : anggraeni_an

Sebelum membaca jangan lupa followIg : anggraeni_an

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

Pulang sekolah Alluna menyempatkan terlebih dahulu untuk membeli sebuket bunga mawar. Alluna sangat senang karena hari ini dirinya akan bertemu dengan ibunya ia membeli kado bunga itu untuk ibunya. Bunga mawar yang menjadi bunga pavorit ibunya.

Bunga ini adalah simbol yang menunjukkan rasa cinta, bunga yang melangbangkan kedamaian, ketulusan dan kasih sayang. Keindahannya membuat orang terus mencarinya indah bukan. Namun indahnya bunga pasti layu.

sayang dengerin ibu kamu harus seperti bunga mawar kamu harus berapresiasi untuk terus menebar kebaikan, menghormati, punya jiwa saling menyayangi gaboleh iri ataupun dendam dan kamu harus tau layu nya bunga mawar mengajarkan kita kalau selayaknya makhluk hidup kita pasti akan menua dan menemui sang pencipta kelak. Satu lagi duri di batang bunga mawar itu bukan sepenuhnya untuk melukai orang yang memetiknya tapi untuk melindungi dirinya. Tak hanya bunga mawar ini juga berlaku untuk kita terkadang kita harus tegas supaya tidak gampang diremehkan kita bisa melindungi diri dengan apa yang sudah kita miliki. Kamu dengar sayang jadilah salah satunya.

"Ini neng bunganya" Bapak yang menjadi langganan Alluna ketika membeli bunga. Ia menyadarkan lamunan Alluna yang memandang bunga di sebelahnya dengan hampa.

"A-ah berapa pa".

"Lima puluh ribu". Aluna mengambil selembar uang pecahan lima puluh ribu dan memberikannya ."ini pak, makasih".

Alluna beranjak pergi dengan membawa sebuket bunga. rumah ibunya tidak terlalu jauh dari toko bunga itu alluna hanya perlu berjalan sekitar sepuluh menit untuk sampai ke tempat tujuan.

Alluna berjalan dengan senangnya sudah beberapa bulan ini ia belum sempat bertemu dengan ibunya karena padatnya kegiatan dan kesibukan yang membuat Alluna belum bisa bertemu.ia memandang sekilas bunga ditangannya dengan senyuman indah yang terlukis diwajahnya bunga indah untuk wanita yang lebih indah ucapnya dalam hati.

Akhirnya Alluna sampai di tempat peristirahatan terakhir ibunya dimana yang lainnya sama sama terbaring dengan perjuangannya masing masing. Dimana lelah dan semangatnya telah redup dan terkubur. Dan dimana tempat kesedihan yang merasakan kehilangan orang orang tercinta.

"Assalamualaikum ibu" Alluna duduk di sisi makam ibunya ia mengusap lembut batu nisan dengan ukiran nama yang indah ARTTIA DEWITA ELICCIA.

ALLUNA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang